Zaman sekarang teknologi semakin canggih. Media sosial (medsos) pun sekarang tidak hanya sekedar untuk chatting ataupun update story. Sekara...
Zaman sekarang teknologi semakin canggih. Media sosial (medsos) pun sekarang tidak hanya sekedar untuk chatting ataupun update story. Sekarang, medsos juga menjadi tempat untuk menebar kebaikan. Menebar kebaikan atau berdakwah melalui medsos dinilai efektif karena penggunanya dari berbagai kalangan usia di seluruh dunia. Dakwah bisa dilakukan kapan dan di mana saja.
Berdakwah dengan menggunakan media sosial juga merupakan hal yang sangat efektif dan efisien, dilihat dari cepatnya penyebaran informasi hingga ke berbagai penjuru. Dan berdakwah dengan menggunakan media sosial juga memiliki banyak manfaat untuk mempermudah mad'u (penerima dakwah) mendapatkan informasi keagamaan untuk diamalkan dikehidupan sehari-hari. Berdakwah melalui medsos dinilai lebih efisien karena para mad'u mendengar atau menyimak pembahasan dengan sadar, ikhlas, dan tanpa paksaan sehingga ilmu yang disampaikan dapat diamalkan tanpa paksaan dari orang lain.
Perkembangan untuk menyampaikan dakwah pun bervariasi. Banyak content creator sekarang yang memanfaatkan medsos untuk berdakwah sekedar menyampaikan hal baik walaupun satu ayat ataupun mengingatkan akan hal kebaikan lainnya. Banyak ustadz muda sekarang yang menyampaikan dakwahnya melalui media sosial yang akhir-akhir ini di gemari kalangan muda, yaitu aplikasi Tiktok.
Tiktok sekarang bukan hanya sebagai ajang untuk bermaksiat namun tiktok dijadikan pendakwah sebagai ajang untuk berlomba-lomba menyampaikan ilmu baik itu tentang doa sehari-hari, sholawat, penjelasan hadist, ataupun ilmu pengetahuan umum. Ilmu yang disampaikan tak hanya mengenai kehidupan sehari-hari tapi juga tentang kisah nabi-nabi ataupun motivasi-motivasi. Para pendakwah pun tak jarang menjawab pertanyaan dari para mad'u yang menyimak videonya. Mereka menyampaikan tentang apa yang dibahasnya dengan cara yang mudah dipahami oleh pendengarnya.
Allah SWT berfirman di Qs. Qashash (28) ayat 77 yang artinya, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Dari ayat di tersebut dapat dipahami bahwa harus ada keseimbangan antara kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah SWT pun melarang orang-orang untuk berbuat kerusakan dan memerintahkan untuk berbuat baik sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepadamu.
Tak hanya tiktok sebenarnya untuk para pendakwah menyampaikan dakwahnya banyak juga dari Instagram, Facebook, YouTube, dan medsos lainnya. Biasanya pendakwah menyampaikan di satu platform kemudian dibagikan ke berbagai platform medsos. Tiktok dijadikan untuk menyampaikan dakwah karena mungkin salah satu alasannya banyak orang yang saat ini memiliki akun tiktok atau lebih aktif di tiktok. Menyampaikan ilmu juga tidak harus di majelis ilmu tapi di mana dan kapan saja kita bisa menyampaikan ilmu. Karena, Rasulullah SAW bersabda "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat; (HR. Bukhari). Ini berarti siapa pun dapat menyampaikan ilmunya walau satu ayat.
Jadi, tidak harus menjadi pendakwah dahulu baru menyampaikan ilmu tetapi siapa pun bisa menyampaikan ilmu yang dimilikinya. Tiktok hanya sebagai alat/platform untuk menyampaikan ilmu dan jika mau menyampaikan ilmu tidak harus melalui tiktok atau medsos lainnya tetapi bisa secara langsung. Karena, sedikit ilmu yang disampaikan dan itu benar adanya lalu diamalkan oleh orang lain, maka pahalanya termasuk amalan jariyah.
Allah SWT berfirman dalam Qs. Az-Zalzalah ayat 7-8 yang artinya, “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (Qs. al-Zalzalah: 7-8). Dari ayat tersebut dapat diambil maknanya bahwa ketika kita melakukan hal kebaikan sekecil apa pun itu pasti ada balasannya. Begitu pun ketika kita melakukan kejahatan sekecil apa pun pasti ada balasannya.
Untuk itu, sebagai anak zaman sekarang lebih bijak lagi dalam bermedsos. Jika memang medsos dinilai negatif lebih baik ditinggalkan namun jika ada nilai positifnya lebih baik digali sisi positifnya. Karena, zaman sekarang banyak yang menganggap medsos itu ladang untuk maksiat padahal ada juga sisi-sisi positifnya. Yang terpenting selalu membagikan sesuatu yang bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain dan jangan sesekali membagikan hal yang bernilai negatif.
Biodata Penulis
Nama : Alfiana Santi Dewi
TTL : Surakarta, 29 Oktober 2001
Alamat : Bayan, 02/10 Kadipiro, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah.
Facebook : https://www.facebook.com/rani.fifiana (Alfiana Santi)
Instagram : https://instagram.com/alfianasanti_
Judul : Tiktok Ladang Maksiat?
COMMENTS