PENDAHULUAN Dalam berbahasa, kita menggunakan kata-kata yang terangkai sesuai dengan kaidah yang berlaku. Sehingga dapat mengungkapkan gagas...
PENDAHULUAN
Dalam berbahasa, kita menggunakan kata-kata yang terangkai sesuai dengan kaidah yang berlaku. Sehingga dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, atau pikiran yang ada dalam benak kita. Rangkaian kata tersebutlah yang disebut dengan kalimat. Dalam menyusun sebuah kalimat haruslah memperhatikan kaidah yang sudah ditentukan agar kalimat yang dibuat dan diucapkan tidak terjadi kesalahan
Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif. Kalimat kesalahan efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula. Jika gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, terkadang harapan tersebut tidak tercapai karena ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Maka perlu untuk mengetahui bagaimana struktur yang tepat agar sebuah kalimat menjadi efektif.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Dapat diartikan pula bahwa kalimat efektif ialah kalimat yang baik, yakni apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembaca (penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penutur atau penulis.
Dapat disimpulkan kalimat efektif memiliki kekuatan atau kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca. Jadi, kalimat efektif selalu menonjolkan gagasan pokok dengan menggunakan penekanan agar dapat diterima oleh pembaca.
Sedangkan menurut pendapat para ahli :
1. Menurut Badudu, sebuah kalimat dapat efektif apabila mencapai sasaran dengan baik sebagai alat komunikasi. (1989: 36)
2. Menurut Parera, kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang secara sadar, disengaja, dan disusun untuk mencapai intonasi yang tepat dan baik seperti yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis. (1984: 42)
3. Menurut Putrayasa, suatu kalimat dikatakan efektif apabila memenuhi syarat dan pola-pola untuk membentuknya. Bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi secara sempurna karena memenuhi syarat-syarat pembentuk kalimat efektif tersebut. (2007: 66)
B. Syarat Kalimat Efektif
1. Koherensi, adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur- unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kata itu.
2. Kesatuan, suatu kalimat efektif harus mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat tersebut harus memiliki unsur-unsur subjek dan predikat, atau bisa di tambah objek, keterangan, dan pelengkap yang bisa melahirkan arti yang merupakan ciri-ciri keutuhan kalimat.
3. Kehematan, memiliki makna hemat dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan tersebut menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Namun, hal ini tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh dihilangkan.
4. Paralelisme atau kesejajaran, merupakan kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat tersebut. Jika pertama menggunakan verba maka bentuk kedua juga menggunakan verba. Begitu juga untuk kata berimbuhan.
5. Penekanan gagasan pokok yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan melirihkan suara pada penekanan kalimat tersebut.
6. Variasi, untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subjek, predikat atau keterangan. Serta terdapat kalimat yang panjang dan pendek.
7. Logis atau nalar, suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar.
C. Unsur-unsur Kalimat Efektif
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal.
2. Predikat (P)
Predikat (P) yakni bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain berfungsi untuk tindakan atau perbuatan subjek (S), predikat (P) dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri subjek (S). Termasuk juga sebagai predikat (P) dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh Subjek (S). Predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.
3. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Nomina, frasa nominal atau klausa biasanya yang menjadi bagian objek. Letak objek selalu di belakang predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya objek. Objek dapat bersifat tidak diperlukan jika predikat diisi oleh verba intransitif. Lalu objek juga dapat berubah menjadi subjek ketika kalimatnya dipasifkan.
4. Pelengkap (Pel)
Unsur pelengkap pada kalimat efektif merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat. Biasanya berada di belakang predikat yang berupa verba. Namun posisi seperti itu juga ditempati oleh objek, dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
5. Keterangan (Ket)
Unsur keterangan berarti menerangkan bagian kalimat lainnya. Unsur keterangan bisa berfungsi menerangkan subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Keterangan dapat diisi oleh frasa nominal, frasa proporsional, adverbia, atau klausa.
D. Ciri-ciri Kalimat Efektif
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.
1. Ciri Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yangbaik.
2. Ciri Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan bentuk nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
3. Ciri Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau ketegasan pada penonjolan tersebut.
4. Ciri Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti menghilangkan atau membuang kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
5. Ciri Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
6. Ciri Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis. Karena itu, hindari kalimat yang panjang dan bertele- tele.
7. Ciri Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima
oleh akal dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.
E. Faktor Penyebab Kalimat Tidak Efektif
Tidak efektifnya sebuah kalimat dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut, antara lain :
1. Kontaminasi atau kerancuan,
2. Pleonasme, yakni pemakaian kata-kata yang berlebihan.
3. Ambiguitas, Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda tidak termasuk kalimat yang efektif.
4. Unsur inti kalimat yang tidak jelas,
5. Preposisi dan kata yang berlebihan,
6. Kesalahan nalar,
7. Bentuk kata yang tidak tepat,
8. Makna kata yang tidak tepat,
9. Pengaruh bahasa daerah,
10. Pengaruh bahasa asing.
F. Contoh Kalimat Efektif
Beberapa contoh penggunaan kalimat efektif, sebagai berikut :
1. Andi membelikan pulsa adiknya. (kalimat tidak efektif)Andi membeli pulsa untuk adiknya. (kalimat efektif)
2. Setiap kali bertemu mereka saling pandang memandang. (kalimat tidak efektif) Setiap kali bertemu, mereka saling berpandangan. (kalimat efektif)
3. Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama. (kalimat tidak efektif) Seluruh mahasiswa dikenakan peraturan yang sama. (kalimat efektif)
4. Menurut Kunjana menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan konteks dalam pragmatik (2009). (kalimat tidak efektif) Kunjana (2009) menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan konteks dalam pragmatik. (kalimat efektif) Menurut Kunjana, konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan konteks dalam pragmatik (2009). (kalimat efektif)
5. Dengan penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi warga. (kalimat tidak efektif) Penelitian ini akan memberi banyak manfaat bagi warga. (kalimat efektif)
KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat berfungsi mengungkapkan informasi secara tepat, cepat, dan mudah dipahami dan mempunyai hubungan kalimat, penekanan dan pengucapannya. Di dalam penyusunan kalimat efektif sangat perlu diperhatikan struktur kalimat, kelugasan penyusunan kata, serta faktor-faktor lainnya agar kalimat yang disusun menjadi kalimat yang efektif.
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat tersebut harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah. Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Deepublish. (2021, 28 Februari). Kalimat Efektif : Pengertian, Prinsip, Karakteristik, dan
Contoh Lengkapnya. Diakses tanggal 28 Maret 2021. Penerbitdeepublish.com
Kuntarto, Eko. Materi Kuliah Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. (Hal 129-132)
Suyanto, Edi. (2015). Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara
Benar. Yogyakarta. Graha Ilmu. (Hal 41-52)
Disusun Oleh :
Amalia Septia Budiyarti
201211117
KPI 2D
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
IAIN SURAKARTA
COMMENTS