Allah menciptakan manusia berbeda-beda agar saling mengenal satu sama lain, manusia sama disisi allah, yang membedakannya hanya pada tingkat...
Allah menciptakan manusia berbeda-beda agar saling mengenal satu sama lain, manusia sama disisi allah, yang membedakannya hanya pada tingkat ketaqwaan seseorang. Dalam berkomunikasi, etika sangat penting untuk menghasilkan hubungan timbal balik antara keduanya.
Etika komunikasi dalam islam harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang bersumber dari Al- Qur’an dan As-Sunnah. Kita harus menjadikan fondasi dasar untuk bertindak, berpikir, dan berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman dalam Q.S. An-nisa:148-149 yaitu
ايُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا,إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ
عَفُوًّا قَدِيرًا
“Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizhalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan, menyembunyikannya atau memaafkan suatu kesalahan (orang lain), maka sungguh, Allah Maha Pemaaf lagi Mahakuasa.”
Al-Qur’an merupakan pedoman utama dalam etika komunikasi, didalamnya terdapat cara komunikasi islam yang harus diperhatikan manusia dalam berkomunikasi dengan sesama.Terdapat enam etika berkomunikasi dalam Al-Qur’an, antara lain:
Pertama, Qoulan Balighan (berkomunikasi secara efektif). Perkataan ini, Allah memerintahkan untuk berbicara secara efektif dan melarang untuk berbicara yang bertele- tele. Perkataan yang efektif adalah perkataan yang disampaikan selalu membekas pada seseorang dan pesan yang disampaikan tepat sasaran.
Kedua, Qoulan Maisuran (perkataan yang logis, mudah dipahami dan dimengerti). Dalam berkomunikasi, islam bertujuan untuk mendekatkan tuhan dengan hambanya. Sebagai seorang komunikator, hendaknya mampu menampilkan sesuatu yang disukai orang lain dengan sikap empati dan simpati.
Ketiga, Qoulan karima (perkataan yang baik, sopan santun, lemah lembut dan berakhlak mulia). Komunikasi yang baik tidak dinilai dari tinggi rendahnya jabatan seseorang, tetapi dinilai dari perkataanya. Sehingga islam mengajarkan kepada kita untuk selalu menggunakan perkataan yang sopan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Keempat, Qoulan ma’rufa (perkataan yang menimbulkan kedamaian dan ketentraman). Setiap manusia dituntut untuk berkomunikasi yang baik karena setiap perkataan yang diucapkan akan terus tersimpan dalam hati komunikan. Kita hendaknya menggunakan perkataan yang tidak menyinggung perasaan orang lain.
Kelima, Qoulan saddida (perkataan yang benar, jujur, tidak bertele-tele). Jika kita berkata jujur maka hati kita akan tenang, bahagia, jauh dari rasa gelisah. Kita dianjurkan untuk selalu berkata jujur karena kita akan mudah dipercaya orang lain, sebaliknya jika kamu berkata tidak jujur satu kali pun, maka orang lain tidak akan mempercayainya lagi.
Terakhir, Qoulan layyina (perkataan lemah lembut, agar pesan yang disampaikan sampai kepada penerima). Dengan perkataan yang lemah lembut, hati yang keras akan menjadi halus dan kekuatan orang yang sombong akan lemah. Dalam beretika, harus dengan perkataan yang baik, tidak menjelek-jelekan, dan saling menghormati.
Dengan demikian, jika Al-Qur’an selalu ada pada diri kita maka ketentraman dan kedamaian akan selalu ditemukan dalam kehidupan. Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang memberikan pedoman dalam beretika sesuai Al-qur’an yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Aminn
Biodata:
Nama : Alfyn NurrahmawatiTempat tanggal lahir : Ngawi, 14 Mei 2002
Alamat : Desa Guyung, kecamatan Gerih kabupaten Ngawi
Pekerjaan : Mahasiswa
Jenis kelamin : Perempuan
Nomor Telepon : 085735058231
Alamat email : alfynalfyn14@gmail.com
Instagram : @alfynnurrahmawati
Facebook : Alfyn Nurrahmawati
COMMENTS