Di era pandemi ini, banyak waktu luang yang dihabiskan untuk di rumah dikarenakan virus Covid-19. Tiap hari begitu banyak orang yang meningg...
Di era pandemi ini, banyak waktu luang yang dihabiskan untuk di rumah dikarenakan virus Covid-19. Tiap hari begitu banyak orang yang meninggal akibat wabah tersebut, para dokter, ilmuwan, masyarakat sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk mencegah penularan Covid-19 agar tidak kian merebak.
Jika sudah berusaha bersungguh-sungguh maka kita tinggal berdoa dan serahkan segalanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Begitulah kiranya ungkapan kata-kata yang sering kita dengar sehari-hari. Berdoa merupakan salah satu senjatanya orang Islam. Mengacu pada kitab Targhibatul abrar, dijelaskan bahwa :
“Ada 4 pokok, tiang penegak dunia, yaitu: ‘ 1. Ilmu ‘Ulama, 2. Keadilan umara/para penguasa, 3. Kemurahan/dermawan aghninya, dan 4. Do’a fuqara/orang-orang fakir miskin. Maka tanpa ilmu ‘Ulama, pasti binasalah orang-orang bodoh, dan tanpa keadilan para penguasa, pasti manusia hidup dalam kekacauan setengahnya menerkam setengahnya yang lain, bagai serigala menerkam domba, dan tanpa adanya kemurahan hati para aghninya, pasti binasalah orang- orang kafir, dan tanpa do’a para fakir-miskin, pasti robohlah langit dan bumi”.
Abu Hurairah ra., dalam satu riwayat pernah berkata, Rasulullah Saw membagi 3 doa agar dapat dikatakan mustajab dan tidak perlu diragukan keampuhannya, yaitu doa kedua bapak ibu terhadap anaknya, dan doa orang tengah bepergian/musafir, serta doa orang yang dianiaya.
Terus bagaimanakah cara berdoa yang baik? Apakah dengan mengeraskan suara ataukah dengan suara pelan?
Adab adalah hal yang sangat penting. Dalam berdoa, adab berperan sebagai kunci agar diterimanya permintaan kita, seperti perumpamaan kita dalam meminta sesuatu kepada orang tua kita, jika kita minta sesuatu tetapi dengan marah-marah atau dengan suara keras, apakah akan diberikan apa yang kita minta tersebut?, tentu tidak. Namun, jika kita meminta dengan baik-baik dan dengan suara yang pelan serta lemah lembut tentu akan diberikan apa yang kita minta tersebut.
Di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 55 juga menjelaskan bahwa :
“Berdo’alah kepada Tuhanmu, penuh rasa rendah diri kepadanya , dan dengan suara pelan/lembut, sebab Allah tidak senang kepada mereka yang keterlaluan." ( Al-A’raf 55) Suara pelan menunjukkan akan keikhlasan hati dalam berdo’a, sedangkan yang dimaksud keterlaluan di ayat tersebut, yaitu dalam berdo’a tidak menuntut hal-hal yang tidak patut baginya, misalnya minta pangkat kenabian, dan naik ke langit.
Akan tetapi, pernahkah terpikirkan di benak kita, meskipun kita berdo’a setiap hari tapi kok tidak kunjung dikabulkan permintaan kita?
Ditegaskan dalam kitab Duratun Nasihin, doa merupakan faktor penyebab tertangguhnya dalam menolak apa saja yang dibenci, dan kunci terkabulnya kemauan/tujuan. Namun tidak sedikit doa yang tidak diterima, hal itu bisa dikarenakan dari si pemanjatnya/yang memanjatkan doa tersebut berbuat hal-hal yang sifatnya menentang Allah, hingga doanya tertolak, atau mungkin lemahnya kemauan yang berdoa, kurang konsentrasi terhadap Allah Swt., atau kurang tertuju kepadaNya.
Hendaknya dalam berdoa selain dengan adab dan suara lemah lembut, ketika berdoa harus memperhatikan segala aspek yang dapat mempengaruhi kualitas doa seperti makanan halal/haram, pakaian yang najis, atau tindakannya yang dhalim, maksiat, dan dosa-dosa yang meliputi dalam benaknya, atau dia dikalahkan oleh nafsu, lupa dan lengah. Rasulullah Sawbersabda :
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللّهَ تَعَالى لآ يَقْبَلُ الدُّعَاءَ مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ
Artinya : “.....Ketahuilah, bahwa Allah tidak bakal menerima doa orang yang lupa”. (Al-Mawahib)
Jadi, berdoa haruslah dengan adab dan suara yang pelan, maksutnya pelan dalam artian lemah lembut dan jangan keras-keras, sebab cenderung memaksakan kehendak karena kita berdoa bukan pada orang yang tuli melainkan kepada Dzat yang maha pendengar segalanya yaitu Allah Swt. Wallahua’lam bissowab.
Sumber : Kitab Tarjamah Duratun Nasihin oleh Ustadz Abu H.F Ramadlan BA, Penerbit “MAHKOTA” Surabaya
Biodata Penulis :
Nama : Muhammad Ali Rifqi
Tempat, tanggal lahir : Kudus, 03 Desember 2002
Alamat : Desa Getassrabi, Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus
Pekerjaan : Mahasiswa
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomor Telefon : 085875892281
Alamat Email : alirifqi000@gmail.com
Instagram : @muhammad_ali_rifqi912
Facebook : محمد على ريفقي
Judul Tulisan : Apakah Toleransi Aktif Beragama
Penting?
COMMENTS