Semua hal di dunia ini adalah ciptaan Allah swt. termasuk di dalamnya Ilmu Pengetahuan. Berbagai dinamika dalam hidup ini tidak akan terlepa...
Semua hal di dunia ini adalah ciptaan Allah swt. termasuk di dalamnya Ilmu Pengetahuan. Berbagai dinamika dalam hidup ini tidak akan terlepas dari kendali Allah swt. Allah swt. tidak serta merta menciptakan manusia tanpa sebuah pengetahuan apapun untuk menempati Bumi. Itulah mengapa Allah menganugerahkan agama Islam beserta Al-Qur’an sebagai pedoman yang di dalamnya terdapat aturan segala sendi kehidupan manusia.
Ajaran-ajaran dalam Islam mampu untuk mengeluarkan manusia dari ketidaktahuan terhadap luasnya dunia ini. Allah menganugerahkan Islam dengan segala bentuk Ilmu Pengetahuan di dalamnya. “Dialah yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui” (Q.S Al-Alaq : 5). Ajaran Islam pun mampu untuk memberi peran terhadap perkembangan Ilmu Sains. Sains sendiri merupakan ilmu yang di dalamnya menjabarkan begitu banyak hal yang berkaitan dalam hidup manusia. Gejala-gejala alam, lingkungan hidup manusia, oksigen yang kita hirup setiap detiknya, bahkan makanan dan minuman yang kita konsumsi pun semua dibahas dalam ilmu sains. Yang mana Islam pun memiliki banyak sekali ayat dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu sains.
Benarkah demikian? Benarkah ajaran Islam memiliki relasi terhadap Ilmu Sains? Semua orang tentu mendambakan hidup sehat dan bahagia. Hal itu sah-sah saja mengingat manusia pada fitrahnya dibekali perasaan, yang mana kemudian timbul keinginan dan harapan. Namun hidup sehat tidak serta merta disertai Allah dalam kehidupan manusia begitu saja. Ada banyak sekali hal di dunia ini yang memiliki pengaruh dalam kesehatan manusia, dan yang utama adalah makanan. Di mana makanan adalah sesuatu yang harus terus manusia konsumsi untuk kelangsungan hidupnya. Namun manusia seringkali mengabaikan anjuran hidup sehat dengan pemilihan makanan yang baik. Sekedar untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi saja, manusia menganggap begitu kewalahan di tengah sibuknya aktivitas sehari-hari. Banyak manusia yang menganggap bahwa pilihan makanan adalah hak setiap individu untuk menentukannya. Tidak salah dengan anggapan seperti itu. Karena faktanya memang demikian, bahwa manusia memiliki akal dan pikiran untuk bertindak sesuai kehenaknya sendiri. Padahal Allah swt membekali akal dan pikiran bukan agar manusia bisa bertidak semaunya, melainkan juga memperhatikan apa yang baik dan apa yang buruk bagi dirinya sendiri.
Allah swt. berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 168, “Wahai manusia! Makanlah dari yang halal dan baik yang terdapat di bumi” Islam dan anjuran tentang makanan beserta larangannya pun memiliki sebab terhadap kesehatan manusia, dan bisa dihubungkan dengan ilmu sains. Dalam arti lain, bukan tanpa sebab Allah memberikan perintah makan makanan yang baik pada manusia. Dalam Islam, Allah memerintahkan umat-Nya untuk memakan makanan yang halal lagi baik dan mengharamkan beberapa makanan tertentu. “Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah” (Q.S. Al-Baqarah : 173). Dari sekian banyak sesuatu yang bisa dimakan manusia, Allah hanya mengharamkan sedikit di antaranya.
Mari kira telisik keserasian antara ajaran Islam dan Sains, Bangkai adalah hewan yang mati dengan alasan apapun dan tanap sempat disembelih terlebih dahulu. Hewan yang mati dan menjadi bangkai, dalam darahnya terdapat banyak sekali mikroorganisme yang berbahaya jika nekat dikonsumsi manusia. Darah bangkai pun akan menyebar ke seluruh bagian tubuhnya dengan membawa mikroba ataupun bakteri yang berbahaya. Hewan yang mati tanpa disembelih sel darah putihnya kehilangan kemampuan menjaga mikroba tetap terkendali, maka mikroba yang berbahaya itu akan menyebar dan memperbanyak dirinya, lalu menjangkiti tubuh manusia yang mengkonsumsinya. Lalu darah menjadi salah satu yang diharamkan oleh Allah untuk manusia konsumsi.
Kita seringkali menjumpai pedagang yang menjual darah hewan yang sudah dibekukan, biasanya lebih akrab kita dengar dengan nama saren atau dideh. Dalam Islam, darah memang sesuatu yang dianggap najis dan haram. Dalam sains kita ketahui bahwa darah ketika bekerja dalam tubuh juga membawa serta zat-zat berbahaya, seperti zat besi, karbondioksida, asam urat dan bahkan racun serta bakteri bukan tidak mungkin untuk terbawa. Kita ambil contoh pada kandungan asam urat. Asam urat bukan sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja. Jika kita mengkonsumsi darah yang terkandung di dalamnya asam urat yang tinggi, maka tubuh pun akan kewalahan karena terus menerus mengeluarkan asam urat lewat ginjal dan urin. Akibatnya, tubuh manusia akan terjangkir berbagai macam efek samping yang buruk ketika mengkonsumsi darah.
Dalam memilih makanan, babi bisa saja memakan kotorannya sendiri. Maka tidak heran apabila babi menjadi hewan terjorok. Dalam tubuhnya, babi menjadi inang bagi para bakteri bahkan parasit berbahaya. Begitu banyak parasit serta bakteri dalam tubuh babi. Kita bisa membayangkan apabila parasit cacing seperti Taenia Solium masuk dalam tubuh kita ketika mengkonsumsi daging babi. Taenia solium yang dapat masuk ke peredaran darah dan menyebabkan penyakit Taeniasis yaitu adanya gangguan pada otak, hati, saraf tulang, dan paru-paru (Yulianto ; 2015).
Kemudian dari kesimpulan itu kita ketahui bahwa semua yang dilarang Islam untuk dikonsumsi pasti terdapat mudharat atau keburukan bagi tubuh manusia itu sendiri. Terdapat keserasian antara ajaran Islam yang berasal dari Al-qur’an dan Sains yang berasal dari berbagai penelitian. Islam dalam hal ini mengharamkan makanan tertentu karena efek samping yang buruk untuk tubuh manusia. Allah memerintahkan mengkonsumsi makanan yang baik dan halal, yang sesuai dengan kesehatan tubuh manusia sehingga meminimalisir efek samping bagi manusia. Jika Islam dengan Al-Qur’an mencakup berbagai hal di masa lalu dan masa depan, berlaku untuk sepanjang jaman. Maka ilmu manusia dalam hal ini
Sains, merupakan ilmu yang terus berkembang seiring melajunya jaman. Itulah mengapa ajaran Islam dan Al-Qur’an selalu serasi dengan berbagai macam ilmu pengetahuan. Ketika allah sudah menetapkan yang baik dan yang buruk, sebab akibat, sesuatu yang akan terjadi, maka ilmu pengetahuan yang diteliti manusia masih terus menerka-nerka.
Manusia fitrahnya merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah swt. berbekal akal dan pikiran, manusia seharusnya mampu mengoptimalkan akalnya untuk menelaah serta menjauhi apa yang sudah dilarang dan sudah tentu merugikan dirinya sendiri. Inilah kesalahan yang perlu kita perbaiki bersama, sebagian dari kita giat menuntut ilmu sebanyak mungkin, tetapi lupa bahwa segala sesuatu tidak bisa kita atur dan prediksi dengan hanya berbekal ilmu pengetahuan juga. Tetapi kesadaran diri untuk menerapkan apa yang kita dapatkan dari sebuah ilmu sekecil apapun, bahkan meski hanya ilmu tentang kesehatan makanan. Pengetahuan dan bukti yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, yang diberikan Allah akan menjadi bukti kebesaran-Nya hanya bagi manusia yang mau berpikir.
Hidup di akhir zaman ini, jika kita tidak mengedepankan akal, kita hanya akan menjadi yang tertinggal. Bahkan ketika Allah telah memberi pengetahuan tentang halal dan haramnya makanan, manusia masih sering memunculkan pernyataan tentang kebebasan diri melakukan apapun sesuai kehendaknya. Padahal seharusnya jika kita menggunakan akal, maka semua yang telah Allah tentukan dalam firman-Nya yakni Al-Qur’an, selalu menjadi yang terbaik bagi hamba-Nya.
Nama : Novi Dwi Putri LestariTempat Tanggal Lahir : Boyolali, 18 November 2000
Alamat : Bodeh, Guwo, Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah
No. Telp : 083171704101
Pekerjaan : Mahasiswi
Instagram : @vi_Layana
COMMENTS