Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam subuh bersama Ust Anshorudin Ramdhani, Kamis, 26 Maret 2020

Rangkuman tanya jawab kajian  Dialog Islam subuh bersama Ust Anshorudin Ramdhani, Kamis, 26 Maret 2020 *Tanya* Saya menemukan ket...

Rangkuman tanya jawab kajian  Dialog Islam subuh bersama Ust Anshorudin Ramdhani, Kamis, 26 Maret 2020



*Tanya*
Saya menemukan keterangan dari buku Jami'ul Massail, jilid 4, hal 152, dmn Ibnu Taimiyah Rahimahullah, berkata,  "sesungguhnya wanita Islam yg tdk menunaikan  sholat, maka  lebih jelek drpd wanita pezinah, wanita pencuri dan wanita peminum khamar." 
Yg jd pertanyaan adalah, bgmn keterangan tsb apakah betul dan apakah itu hadist atau bukan?
*Jawab*
Jika buku tsb dibaca dgn saksama, pasti dibuku tsb disebutkan keterangannya, , bisa jadi kalimat itu adalah maqolah atau kesimpulan dari Ibnu Taimiyah sendiri dgn merujuk kpd bbrp hadist. 
Krn biasanya seorng ulama akan mencantumkan literasinya, baik Qur'an ataupun hadist. Jika tdk disebutkan, berarti itu kesimpulan penulis. 

Sejauh ini blm menemukan hadist yg redaksinya sprt di atas, namun krn sholat mrpkn tiang agama, sehingga apabila tiang ini tdk didirikan,  maka akan hancurlah bangunan tsb.

Sholat itu ibarat angka 1, dan amalan lainnya ibarat angka 0, maka sebanyak apapun kebaikan2 yg dilakukan tanpa sholat, hanya akan berjejer angka nol, tdk menjadi suatu jumlah angka nominal. 

Dlm QS Maryam 56-60, menerangkan bgmn pentingnya melaksanakan sholat.  

Begitupun dlm QS At Taubah ayat 11,  diterangkan, bhw sholat mrpkn suatu bukti, benar atau tdknya seseorng melakukan taubat.

Berbicara mengenai orng yg meninggalkan sholat, dlm hadist Imam Muslim, "pembatas antara seorng muslim, seorng kafir dan seorng musyrik adalah meninggalkan sholat."

Dalam riwayat At Thabrani, "bahwa pemisah antara seorng kafir dgn seorng beriman adalah sholat,  apabila dia meninggalkannya, maka dia telah melakukan kesyirikan."

Dari Imam At Tirmidzi, "pokok segala persoalan itu adalah Islam, dan tiangnya adalah sholat."

Perkataan para sahabatpun sama, "tdk disebut muslim orng yg meninggalkan sholat."

Bahkan Umar bin Khattab mengatakan, "dan tdk ada bagian apapun di dlm Islam bagi orng yg meninggalkan sholat."

Dalil2 tsb diatas, semua menunjukkan ttng betapa pentingnya mengerjakan shalat. Seseorng yg mengerjakan shalat dgn baik dan benar, dia akan bn2 disiplin, baik disiplin dlm waktu, berpakaian, berjamaah, menjd pribadi2 yg peka kpd orng lain.


*Tanya*
Kalau sholat berdua dgn lain mahram di mushola/rumah  boleh gak? 
*Jawab*
Boleh, tp jgn sampai berduaan dlm pengertian bnr2 berduaan. Jika di rmh berjamaah dgn yg bkn mahram itu sprt dgn ipar, tp tdk bnr2 berdua.

*Tanya*
Bagaimana tatacara sholat juma'at di rumah? Apakah sama dengan di masjid, adzan dulu, ceramah 2 kali, qomat lalu sholat?
*Jawab*
Sama. 
Krn tdk ada penjelasan bhw sholat jumat hrs dilaklsanakan di masjid atau mushola, artinya sholat jum'at bisa dimanapun selama bisa berjamaah, apalagi dgn kondisi skrng, dmn masjid2 dihimbau utk tdk melaksanakan sholat berjamaah termasuk jum'atan.


*Tanya*
Jika kita diundang ke suatu acara, kmdn kita menghadirinya dan setelah kita duduk, mrk kmdn berdoa utk karuhun mrk, trs sholawatan. Kita mau beranjak tp terhalang oleh orng lain, sehingga kita terdiam saling pandang hingga acara selesai. Pd saat doa selesai dan  akan jamuan makan, kita baru bisa beranjak meninggalkan tempat tsb. 
 Apakah kita berdosa?
*Jawab*
Tdk berdosa, krn kita terjebak di acara yg tdk sesuai Qur'an sunnah.


*Tanya*
Jikalau yg adzan  subuh mengumandangkan ashsholatu khoyrum minan naum, apakah termasuk nyunah? 
*Jawab*
Sunnah, tp sunnahnya dilakukan sebelum adzan subuh, dan tdk ada jwbn doa sprt jawaban utk sholat fardhu.


*Tanya*
Bgm posisi sholat berjamaah 4 anggota keluarga 3 laki², 1 perempuan.
*Jawab*
Imam di depan, 2 orng laki2 dibelakang imam, dibelakangnya lagi yg perempuan. 


*Tanya*
Kalau karyawan bank atau leasing termasuk kerjasama menjalankan pekerjaan riba atau tidak?
*Jawab*
Jika kary tsb tdk langsung menentukan kebijakan, tdk termasuk, tp jika kary tsb yg menentukan kebijakan  secara langsung, maka termasuk menjalankan riba.
Jika seandainya hingga skrng msh bekerja di bank atau leasing dan blm mendptkn pekerjaan lain, sambil mencari pekerjaan lain,, perbanyak shodaqoh.

Tp jika dikembalikan pd kedarurotan, "kebutuhan yg sangat mendesak, kdng2 sejajar dgn kedaruratan", tp kita tdk dpt mengukur standar kedaruratan, baik kedaruratan utk diri sendiri maupun orng lain. Semua dikembalikan pd diri masing2.


*Tanya*
Kalau seorng muslim di jaman Rasul apakah berjabat tangan kalau bertemu? 
*Jawab*
Rasulullah saw. sebagai panutan kita, tak pernah mencontohkan berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya. Bahkan beliau mengharamkan seorang lelaki menyentuh wanita yang tidak halal baginya, sebagaimana diterangkan oleh Ma’qil bin Yasar bahwa beliau bersabda:
لَأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
“Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Al-Kabiir, XX:211, No. hadis 486)


Syekh Al-Albani berkata, “Dalam hadis ini terdapat ancaman yang keras bagi lelaki yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Dan juga merupakan dalil haramnya berjabat tangan dengan para wanita, karena jabat tangan tanpa diragukan masuk dalam pengertian menyentuh. Sungguh kebanyakan kaum muslimin di zaman ini ditimpa musibah dengan kebiasaan berjabat tangan dengan wanita. Di kalangan mereka ada sebagian ahlul ilmi, seandainya mereka mengingkari hal itu hanya di dalam hati saja, niscaya sebagian perkaranya akan menjadi ringan, namun ternyata mereka menganggap halal berjabat tangan tersebut dengan beragam jalan dan takwil. Telah sampai berita kepada kami ada seorang tokoh besar di Al-Azhar berjabat tangan dengan para wanita dan disaksikan oleh sebagian mereka. Hanya kepada Allah Swt. kita sampaikan pengaduan dengan asingnya ajaran Islam ini di tengah pemeluknya sendiri. Bahkan sebagian organisasi-organisasi Islam berpendapat bolehnya jabat tangan tersebut. Mereka berargumen dengan apa yang tidak pantas dijadikan dalil, dengan berpaling dari hadits ini dan hadits-hadits lain yang secara jelas menunjukkan tidak disyariatkan jabat tangan dengan kaum wanita non-mahram.” (Lihat, Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shahiihah, I: 448-449)

Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya."

Dalam membaiat para shahabat wanita pun, Rasulullah saw. tidak menjabat tangan mereka, hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Aisyah Ra.:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَمْتَحِنُ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ بِهَذِهِ اْلآيَةِ بِقَوْلِ اللهِ تَعَالَى (ياَ أيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ) إِلَى قَوْلِهِ (غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ) قَالَ عُرْوَةُ: قَالَتْ عَائِشَةُ: فَمَنْ أَقَرَّ بِهَذَا الشَّرْطِ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ، قَالَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ باَيَعْتُكِ؛ كَلاَمًا، وَلاَ وَاللهِ مَا مَسَّتْ يَدُهُ يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ فِي الْمُبَايَعَةِ، مَا يبُاَيِعُهُنَّ إِلاَّ بِقَوْلِهِ: قَدْ باَيَعْتُكِ عَلَى ذَلِكَ
“Sesungguhnya Rasulullah saw. menguji kaum mukminat yang berhijrah kepada beliau dengan firman Allah ta’ala: “Wahai Nabi, apabila datang kepadamu wanita-wanita yang beriman untuk membaiatmu….” Sampai pada firman-Nya: “Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.” Urwah berkata, ‘Aisyah mengatakan, ‘Siapa di antara wanita-wanita yang beriman itu mau menetapkan syarat yang disebutkan dalam ayat tersebut’. Rasulullah saw. pun berkata kepadanya, ‘Sungguh aku telah membaiatmu.’ Beliau menyatakan dengan ucapan (tanpa jabat tangan).’ Aisyah berkata, ‘Tidak, demi Allah! Tangan beliau tidak pernah sama sekali menyentuh tangan seorang wanita pun dalam pembaiatan. Tidaklah beliau membaiat mereka kecuali hanya dengan ucapan, ‘Sungguh aku telah membaiatmu atas hal tersebut.’ (HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, IV: 1856,  No. hadis  4609)

Hadis di atas diriwayatkan pula oleh Muslim (Shahih Muslim, III:1489, No. hadis 1866) dan Ahmad (Musnad Ahmad, VI: 270, No. hadis 26.369) dengan sedikit perbedaan redaksi.
Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata:
قَوْلُهُ : قَدْ بَايَعْتُك كَلَامًا أَيْ يَقُولُ ذَلِكَ كَلَامًا فَقَطْ لَا مُصَافَحَةً بِالْيَدِ كَمَا جَرَتْ الْعَادَةُ بِمُصَافَحَةِ الرِّجَالِ عِنْدَ الْمُبَايَعَةِ
“Kalimat Qad baaya’tuki kalaaman berarti Rasulullah saw. membaiat mereka hanya dengan mengucapkan ‘Sungguh aku telah membaiatmu’, tanpa menjabat tangan wanita tersebut sebagaimana kebiasaan yang berlangsung pada pembaiatan kaum lelaki dengan menjabat tangan mereka.”

وَكَأَنَّ عَائِشَةَ أَشَارَتْ بِقَوْلِهَا وَاللَّهِ مَا مَسَّتْ إِلَخْ إِلَى الرَّدِّ عَلَى مَا جَاءَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ
“Dan dengan perkataannya, ‘Wallaahi maa massat..’ seakan-akan membantah secara isyarat kabar yang bersumber dari Ummu Salamah Aisyah.” (Lihat, Fath AlBari Syarh Shahih Al-Bukhari, VIII:636)

Umaimah bintu Ruqaiqah berkata, “Aku bersama rombongan para wanita mendatangi Rasulullah saw. untuk membaiat beliau dalam Islam. Kami berkata, ‘Wahai Rasulullah, kami membaiatmu bahwa kami tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, tidak akan mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kami, tidak melakukan perbuatan buhtan yang kami ada-adakan di antara tangan dan kaki kami, serta kami tidak akan bermaksiat kepadamu dalam perkara kebaikan.’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesuai yang kalian mampu dan sanggupi.’ Umaimah berkata, ‘Kami berucap, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih sayang kepada kami daripada sayangnya kami kepada diri-diri kami. Marilah, kami akan membaiatmu wahai Rasulullah!’ Rasulullah saw. kemudian bersabda:
إِنِّي لاَ أُصَافِحُ النِّسَاءَ، إِنَّمَا قَوْلِي لِمِائَةِ امْرَأَةٍ كَقَوْلِي لِامْرَأَةٍ وَاحِدَةٍ
“Sesungguhnya aku tidak mau berjabat tangan dengan kaum wanita. Ucapanku kepada seratus wanita tiada lain seperti ucapanku kepada seorang wanita.” (HR. Malik, Al-Muwatha, II:982, No. hadis 1775; Ahmad, Al-Musnad, VI:357, No. hadis 27.053; An-Nasa`I, As-Sunan Al-Kubra, IV:429, No. hadis 7804; VI: 218, No. hadis 8713; VI:488, No. hadis 11.589; Sunan An-Nasa`I, VII:149, No. hadis 4181; Al-Baihaqi, As-Sunan Al-Kubra, VIII:148, No. hadis 16345; Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Al-Kabir, XXIV: 187, No. hadis 472)

Hadis-hadis yang telah disebutkan di atas dengan jelas menunjukkan larangan berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram. Karena itu seorang lelaki haram hukumnya menyentuh atau bersentuhan dengan wanita yang tidak halal baginya.
Al-Imam Asy-Syinqinthi berkata:
وَلاَ شَكَّ أَنَّ مَسَّ الْبَدَنِ لِلْبَدَنِ أَقْوَى فِي إِثَارَةِ الْغَرِيْزَةِ وَأَقْوَى دَاعِياً إِلَى الْفِتْنَةِ مِنَ النَّظَرِ بِالْعَيْنِ وَكُلُّ مُنْصِفٍ يَعْلَمُ صِحَّةَ ذلِكَ
“Tidaklah diragukan bahwa sentuhan tubuh dengan tubuh lebih kuat dalam membangkitkan hasrat laki-laki terhadap wanita, dan merupakan pendorong yang paling kuat kepada fitnah daripada sekedar memandang dengan mata. Dan setiap orang yang adil atau mau berlaku jujur akan mengetahui kebenaran hal itu.” (Lihat, Tafsir Adhwaa` Al-Bayan, VI:359)

Sebagian orang bila ingin berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram atau seorang wanita ingin berjabat tangan dengan lelaki yang bukan mahram, ia meletakkan penghalang di atas tangannya berupa kain, kaos tangan dan semisalnya. Seolah maksud dari larangan jabat tangan dengan yang bukan mahram hanyalah bila kulit bertemu dengan kulit, adapun bila ada penghalang tidaklah terlarang. Anggapan seperti ini jelas keliru, karena dalil-dalil itu mencakup pula hal tersebut, sebab pelarangan jabat tangan dengan yang bukan mahram tetap terwujud meski berjabat tangan memakai penghalang.

Wanita Mahram
Wanita mahram adalah wanita yang haram dinikah baik untuk mu`aqqat (sementara) atau untuk mu`abbad (selamanya). Kemahraman perempuan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karena nasab (hubungan keturunan), karena hubungan radha’ah (sesusuan), dan karena mushaharah (hubungan kekeluargaan karena pernikahan).
Adapun wanita yang dikategorikan mahram adalah sebagai berikut:
وَلَا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ سَبِيلًا حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan[1]; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. An-Nisa':22-23).

Keterangan:
[1] Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas. Dan yang dimaksud dengan anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, demikian juga yang lain-lainnya. Sedang yang dimaksud dengan anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu, menurut jumhur ulama termasuk juga anak tiri yang tidak dalam pemeliharaannya.

*Tanya*
Maaf sebelumnya mau nanya dari mana asal nya datang Islam di Jawa Barat terutama yg ada di Jonggol yg berkiblat  ke Cimande, soalnya yg sunah dibilang salah yg bi'dah dibilang sunah
*Jawab*
Silakan baca Sejarah Peradaban Islam di Jawa Barat, karangan Prof Ahmad Mansyur Suryanegara. 

Agama yg pertama2 dtng ke Indonesia adalah Budha dan Hindu, sehingga ketika Islam dtng, tdk bisa scr langsung merubah semua kebiasaan yg sdh melekat di masyarakt. Kebiasaan2 tsb diIslamisasi, sprt kebiasaan orng2 di t4 yg meninggal yg biasanya diisi dgn berkumpul, makan2 dan mabuk2an,  kmdn oleh para ulama kebiasaan tsb diganti tp tdk scr sekaligus. 
Drpd mabuk2an  lbh baik membaca Al Qur'an. Hingga dibacakanlah surah Yasin yg skrng trn temurun dan terus dilakukan, krn ketidaktahuan. 


*Tanya*
QS Al Anbiya ayat 83 tentang doa Nabi Ayub apa bisa d amalkan oleh kita ?
*Jawab*
Silakan.
Hanya jgn mendikte pd Allah agar menyegerakan mengabulkan doa tsb

Syarat dan ketentuan berdoa agar diijabah,
1. Harus yakin dlm berdoa
2. Tdk boleh lalai dlm melaksanakan ibadah dll
3. Jgn tergesa2 dlm berdoa agar segera dikabulkan.


*Tanya*
Bolehkan mengganti dhomir "Hu" menjadi "Ha" krn jenazahnya perempuan. 
*Jawab*
Di dlm redaksi doa jenazah, baik dhomir "Hu" maupun "Ha" dua2nya ada. Tdk berarti dhomir "Hu" diganti 'Ha' hanya krn jenazahnya perempuan. 

Dlm redaksi _"Allohummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fuanhu wa akrim nujulahu"_
kmdn ada juga tambahan _"Alloahumma Anta Robbuhaa wa Anta Khalaqtahaa wa Anta rozaqtahaa wa Anta Hadaitahaa lil-Islaam wa Anta qobadl-ta ruuhahaa wa ta'lamu sirrohaa wa 'alaa niyatahaa ji'naa syufa'aa a faghfirlahaa'_  apakah redaksinya boleh diganti dgn _Alloohumma Anya Robbuhu?_ tdk boleh diganti. 
Coba perhatikan redaksi doa pertama dgn yg kedua, apa bedanya?
_Anta Robbuhu_ itu ditujukan kpd mayit tp kalau dibaca _Anta Robbuha_ "Ha" disini dikembalikan kpd jenazah. 
Jenazah scr kata dlm struktur bhs Arab itu berarti *muannas*, kalau mayit dipandang *mudzakar*


*Tanya*
Apakah betul di dlm rmh tdk boleh memajang foto, apalagi foto keluarga?
*Jawab*
Yg tdk boleh itu memajang foto keluarga utk disembah atau dijadikan sesembahan, sprt yg biasa dilakukan oleh orng2 beragama Kong Hu Cu, dmn foto leluhur dipajang utk disembah dgn selalu memberikan makanan sesembahan dan selalu menyalakan dupa.

*Tanya*
Anak laki2 yg blm khitan katanya membawa najis, bgmn kalau dia didepan ortunya yg sdng sholat, apakah sholat ortunya sah dan apabila anak itu ada dibarisan shaf, shafnya menjd terputus ?
*Jawab*
Tdk ada dalilnya anak yg blm dikhitan memutus shaf. Najis  jika anak itu kencing, cukup dibersihkan tempat yg terkena kencingnya.

*Tanya*
Kita sdh berjanji utk tdk meminjam uang lagi ke bank, tapi krn ingin menolong teman yg sangat membutuhkan, dgn sangat terpaksa krn tdk ada pilihan lain, akhirnya kita meminjam uang lagi ke bank. Apakah hrs syaum krn kita melanggar janji kita?
*Jawab*
Tdk termasuk kpd sumpah dan tdk ada kifarat.


*Tanya*
Ada penjelasan bhw perempuan muslim tdk boleh membuka kerudungnya  dihadapan perempuan musyrik, bgmn kalau sesama  perempuan muslim saling melihat rambutnya, apakah diperbolehkan?
*Jawab*
Boleh. Yg tdk diperbolehkan adalah memperlihatkan aurat yg khusus.
______________
Mari kita berinvestasi akhirat
dengan program wakaf untuk
pembangunan dan sarana pendidikan
Salurkan Dana Dakwah Anda ke:
REK BRI 0886.01.032045.53.7 an Yayasan Dialog Islam

COMMENTS

Nama

Aam Amiruddin,3,Adab Berada dalam Masjid,2,Adab Di Majelis,1,Adab Di Majlis,1,Adab di Masjid,2,Adab Islami,9,Adab Menuntut Ilmu,2,Adab Penuntut Ilmu,1,Adab Terhadap Allah,1,Adab Terhadap Allah Azza wa Jalla,1,Adab Terhadap Ayah Bunda,1,Adab Terhadap Ibu Bapak,1,Adab Terhadap Orang Tua,1,Akhlak Islami,1,Aliran Sesat,1,Amin Saefullah Muchtar,2,Android,1,apakah hormat bendera haram,1,Aplikasi,1,Aqidah,1,Artikel,44,Artikel Adab,1,artikel fikih,1,artikel fiqh,1,artikel Islam,22,Artikel Kiriman,58,Artikel Ramadhan,9,Artikel Siyasah,2,artikel tahajud,1,Artis Jadi Nabi,1,Artis Nabi,1,Artis Teladan,1,Awal Ramadhan,2,Baiti Jannati,10,Berita,31,Berita Persatuan Islam,2,Biografi,9,Buku,19,Bulughul Maram,1,Cerita Renungan,10,Dari Redaksi,5,Dewan Hisbah,10,Dewan Hisbah PP Persis,12,Dialog Islam Garuda,48,Diary Islami,1,Download,12,Download MP3 Alquran,2,Dunia Islam,6,Ekonomi dan Bisnis,4,Essay,1,Fatwa Dewan Hisbah,11,Fatwa Dewan Hisbah Persatuan Islam,10,Fatwa Dewan Hisbah Persis,10,Featured,6,Film Umar bin Khattab,32,Fiqh Ibadah,11,Hadits,2,hukum bendera negara,1,hukum mengangkat tangan hormat bendera,1,hukum menghormat pada bendera,1,Ibadah,4,Ibadah dan Muamalah,5,Iedul Fitri,2,Informasi,1,Internasional,13,Istifta,40,Istiqro',6,Jadwal Puasa,1,Jadwal Shaum,1,Jihad PP Persis,13,Kajian,29,Kajian Ramadhan,8,Kesehatan,1,Khazanah,1,Khutbah,19,Kisah Adam menurut alquran,1,Kisah dalam Alquran,2,Kisah Hud menurut alquran,1,Kisah Idris menurut alquran,1,Kisah Ishaq menurut alquran,1,Kisah Ismail menurut alquran,1,Kisah Lengkap Nabi Adam,1,Kisah Lengkap Nabi Hud,1,Kisah Lengkap Nabi Idris,1,Kisah Lengkap Nabi Ishaq,1,Kisah Lengkap Nabi Ismail,1,Kisah Lengkap Nabi Luth,1,Kisah Lengkap Nabi Nuh,1,Kisah Lengkap Nabi Shalih,1,Kisah Luth menurut alquran,1,Kisah Nabi,8,Kisah Nuh menurut alquran,1,Kisah Shalih menurut alquran,1,Kitab,1,Kolom Hikmah,7,Kolom Motivasi,8,Kristologi,1,kumpulan fatwa dewan hisbah persis,10,Kurban,2,MBC,1,MPI,2,Musik Islami,7,Muslimah,6,Nabi Adam,1,Nabi Adam dalam Alquran,1,Nabi Hud,1,Nabi Hud dalam Alquran,1,Nabi Idris,1,Nabi Idris dalam Alquran,1,Nabi Ishaq,1,Nabi Ishaq dalam Alquran,1,Nabi Ismail,1,Nabi Ismail dalam Alquran,1,Nabi Luth,1,Nabi Luth dalam Alquran,1,Nabi Nuh,1,Nabi Nuh dalam Alquran,1,Nabi Shalih,1,Nabi Shalih dalam Alquran,1,Nasional,11,Oase Iman,39,Penerbit Jabal,4,Pengajian Ahad Viaduct,13,Pengajian Pajagalan,2,pentingnya sholat dhuha,1,Percikan Iman,2,Persatuan Islam,5,Politik,1,Politik Islam,2,Profil,1,qiaymul lail,1,Quran dan Hadits,12,Quran Digital,1,Qurban,1,Redaksi,4,Resensi Buku,2,RG-UG,1,Ringkasan Khutbah,7,Ringkasan Khutbah Jum'at,15,Sejarah Islam,5,shalat malam,1,shalat tahajud,1,Shiddiq Amien,13,Sholat,1,sholat dhuha,1,Sholat Rawatib,1,Sholat Sunnat,1,Shop,19,Sigabah,3,Sigabah.com,4,Siyasah,2,Suara Santri,1,Surat Edaran PP Persis,2,Sya'ban,1,Syaaban,1,Syiah Bukan Islam,7,Tanya Jawab Bersama Ust Aam,11,tanya jawab islam,12,Tanya Jawab Seputar Bulan Ramadhan,9,Tazkiyatun Nafs,8,The Epic Series Omar,27,Tibbun Nabawi,1,Tsaqofah,3,Umar bin Khattab Series,5,Video,55,Virus Corona,1,YDIG,12,
ltr
item
Pajagalan.com: Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam subuh bersama Ust Anshorudin Ramdhani, Kamis, 26 Maret 2020
Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam subuh bersama Ust Anshorudin Ramdhani, Kamis, 26 Maret 2020
Pajagalan.com
https://www.pajagalan.com/2020/03/rangkuman-tanya-jawab-kajian-dialog_85.html
https://www.pajagalan.com/
https://www.pajagalan.com/
https://www.pajagalan.com/2020/03/rangkuman-tanya-jawab-kajian-dialog_85.html
true
4605599093145502030
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content