Saya ikut berjamaah shalat ashar, imam menjaharkan bacaannya. Apakah hal ini dibolehkan? Bagaimana hukumnya. Dan mengapa bacaan shalat dzhuh...
Saya ikut berjamaah shalat ashar, imam menjaharkan bacaannya. Apakah hal ini dibolehkan? Bagaimana hukumnya. Dan mengapa bacaan shalat dzhuhur dan ashar harus dibaca sir (dalam hati) sedangkan untuk shalat shubuh, maghrib, dan isya bacaannya boleh dijaharkan ?
[Suryonjo. Bandung]
Qiraah di dalam shalat itu ada tiga macam : 1) jahar, 2) Sir, 3) Isma.
[1] Jahar ialah membaca keras, seperti yang ada pada shalat fardlu, 2 Rakaat awal maghrib, 2 rakaat awal isya dan 2 rakaat shubuh.
[2] Sir ialah membaca tidak bersuara atau pelan, seperti pada rakaat ketika shalat maghrib, 2 rakaat akhir shalat isya, dzuhur dan ashar.
[3] Adapun Isma adalah dengan sengaja memperdengarkan bacaan-bacaan yang asalnya sir yang tujuannya untuk mengajar ma'mum.
"Dari Abi Qotadah, sesungguhnya Nabi Saw., membaca pada shalat dzuhur pada dua rakaat awal masing-masing dengan ummul kitab dan surat, dan pada dua rakaat akhir dengan Fatihah. Dan kadang-kadang beliau memperdengarkan ayat kepada kami." (HR.Muttafaq 'alaih).
Kalimat "wayusmi'unal ayata ahyanan" (kadang-kadang memperdengarkan ayat kepada kami) menunjukkan bahwa bacaan tersebut termasuk sir.
Jahar atau Sir dalam bacaan shalat ada contohnya dari Rasulullah Saw. Kenapa du'a iftitah disirkan fatihah dijaharkan? ini karena contohnya demikian, begitu pula mengapa mabghrib, isya, shubuh dijaharkan? Karena begitulah contohnya.
[Suryonjo. Bandung]
Qiraah di dalam shalat itu ada tiga macam : 1) jahar, 2) Sir, 3) Isma.
[1] Jahar ialah membaca keras, seperti yang ada pada shalat fardlu, 2 Rakaat awal maghrib, 2 rakaat awal isya dan 2 rakaat shubuh.
[2] Sir ialah membaca tidak bersuara atau pelan, seperti pada rakaat ketika shalat maghrib, 2 rakaat akhir shalat isya, dzuhur dan ashar.
[3] Adapun Isma adalah dengan sengaja memperdengarkan bacaan-bacaan yang asalnya sir yang tujuannya untuk mengajar ma'mum.
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ فِي الْأُولَيَيْنِ بِأُمِّ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ وَفِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ بِأُمِّ الْكِتَابِ وَيُسْمِعُنَا الأَيَةَ أَحْيَانًا ...
"Dari Abi Qotadah, sesungguhnya Nabi Saw., membaca pada shalat dzuhur pada dua rakaat awal masing-masing dengan ummul kitab dan surat, dan pada dua rakaat akhir dengan Fatihah. Dan kadang-kadang beliau memperdengarkan ayat kepada kami." (HR.Muttafaq 'alaih).
Kalimat "wayusmi'unal ayata ahyanan" (kadang-kadang memperdengarkan ayat kepada kami) menunjukkan bahwa bacaan tersebut termasuk sir.
Jahar atau Sir dalam bacaan shalat ada contohnya dari Rasulullah Saw. Kenapa du'a iftitah disirkan fatihah dijaharkan? ini karena contohnya demikian, begitu pula mengapa mabghrib, isya, shubuh dijaharkan? Karena begitulah contohnya.