Hidup dengan uang melimpah, deposito yang cukup untuk tujuh keturunan, seperti menjanjikan hidup enak. Hal inilah yang banyak menjadi motiva...
Hidup dengan uang melimpah, deposito yang cukup untuk tujuh keturunan, seperti menjanjikan hidup enak. Hal inilah yang banyak menjadi motivasi banyak orang untuk bekerja membanting tulang, pergi pagi pulang malam, bahkan sikut sini sikat sana. Yang menjadi pertanyaan, apakah dengan kekayaan melimpah menjamin kehidupan yang enak?
Jawabannya sudah pasti Tidak, kekayaan tidak menjamin hidup enak dan bahagia. Hal inilah yang sering dijadikan alasan sebagian orang untuk tidak kerja keras. Sekali lagi muncul pertanyaaan, betulkah kita tidak perlu kerja keras untuk mendapatkan harta yang banyak?
Betul harta yang melimpah tidak menjamin kebahagiaan, namun jangan lupa bahwa dengan kekayaan kita mempunyai berbagai kekuasaan. Dengan uang kita mempunyai kekuasaan untuk menyantuni anak yatim. Dengan harta kita mempunyai kekuasaan untuk memajukan pendidikan Islam. Dengan harta kita bisa berinfak dan memajukan da'wah. Dengan rupiah kita mempunyai kesempatan untuk memberi makan kaum du'afa. Bukankah kekuasaan seperti ini bisa memberikan kebahagiaan?
Yang terpenting, jangan menjadikan uang segala-galanya. Kekayaan bukan hanya rupiah, dolar atau emas. Kekayaan adalah kemauan kita untuk memberi, kekayaan adalah teman yang dimiliki, kekayaan adalah kepuasaan mendapat-kan apa yang kita inginkan, kekayaan adalah kepuasaan melalui tantangan, kekayaan adalah kebaikan dan kebajikan yang kita kumpulkan selama ini.
Kesimpulannya adalah bahwa jika kita suka uang, hendaklah ditambah dengan kekayaan yang lain, yang menjadikan uang kita menjadi alat untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Apa yang harus ditambahkan? Akhlaqul Karimah.
Uang plus Ahklaqul Karimah akan menjadi modal yang sangat berharga baik untuk kita sendiri, maupun untuk kemajuan Umat Islam. Kejarlah keduanya.
Yaa Allah jadikanlah harta dunia berada dalam genggaman tangan hamba jangan di hati hamba.***
Jawabannya sudah pasti Tidak, kekayaan tidak menjamin hidup enak dan bahagia. Hal inilah yang sering dijadikan alasan sebagian orang untuk tidak kerja keras. Sekali lagi muncul pertanyaaan, betulkah kita tidak perlu kerja keras untuk mendapatkan harta yang banyak?
Betul harta yang melimpah tidak menjamin kebahagiaan, namun jangan lupa bahwa dengan kekayaan kita mempunyai berbagai kekuasaan. Dengan uang kita mempunyai kekuasaan untuk menyantuni anak yatim. Dengan harta kita mempunyai kekuasaan untuk memajukan pendidikan Islam. Dengan harta kita bisa berinfak dan memajukan da'wah. Dengan rupiah kita mempunyai kesempatan untuk memberi makan kaum du'afa. Bukankah kekuasaan seperti ini bisa memberikan kebahagiaan?
Yang terpenting, jangan menjadikan uang segala-galanya. Kekayaan bukan hanya rupiah, dolar atau emas. Kekayaan adalah kemauan kita untuk memberi, kekayaan adalah teman yang dimiliki, kekayaan adalah kepuasaan mendapat-kan apa yang kita inginkan, kekayaan adalah kepuasaan melalui tantangan, kekayaan adalah kebaikan dan kebajikan yang kita kumpulkan selama ini.
Kesimpulannya adalah bahwa jika kita suka uang, hendaklah ditambah dengan kekayaan yang lain, yang menjadikan uang kita menjadi alat untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Apa yang harus ditambahkan? Akhlaqul Karimah.
Uang plus Ahklaqul Karimah akan menjadi modal yang sangat berharga baik untuk kita sendiri, maupun untuk kemajuan Umat Islam. Kejarlah keduanya.
Yaa Allah jadikanlah harta dunia berada dalam genggaman tangan hamba jangan di hati hamba.***
salam. saya pikir, karakter dignity seperti memberi tidak harus menunggu kaya. dalam kondisi apapun, sikap memberi harus terus dikembangkan. dan bagi saya, memberi, tidak harus dalam bentuk uang saja. ia bisa mengambil bentuk pemikiran, tenaga, dan public atau edukasi awarness. betul gak. sekian dulu ya dari saya. ini situs saya. www.itsme231019.wordpress.com
BalasHapus