tag:blogger.com,1999:blog-46055990931455020302024-02-20T09:23:43.256+07:00Pajagalan.comwa'bud rabbaka hatta ya`tiyakal yaqienHakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.comBlogger430125tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-6778349300452671492021-12-09T19:55:00.003+07:002021-12-09T19:57:50.493+07:00Hukum Bermain Game Online di Plays.org<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh8ADYkmXx1CAOokrMwvY9W395aorI0K45u0gnNmEmibi6-9xSbmFvXiZMCifsh46nqFWy30DTINYyxTx9RI090W9QjIbDlcSomSYBANL3Wa3b8nwTS5IuFttcTPBh1xkdPJ3HJWowdYbKYL8pCHMAid59TgdKhJAVecIENG6Z_cGW4f9xOoX6qaZbm=s723" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="385" data-original-width="723" height="170" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh8ADYkmXx1CAOokrMwvY9W395aorI0K45u0gnNmEmibi6-9xSbmFvXiZMCifsh46nqFWy30DTINYyxTx9RI090W9QjIbDlcSomSYBANL3Wa3b8nwTS5IuFttcTPBh1xkdPJ3HJWowdYbKYL8pCHMAid59TgdKhJAVecIENG6Z_cGW4f9xOoX6qaZbm=s320" width="320" /></a></div><br />Akhir-akhir ini kita disuguhkan banyak sekali postingan tentang bermain game online di <a href="https://plays.org/" target="_blank">Plays.org</a>. Hampir semua blog membahas dan mengajak untuk bermain online di situs tersebut. Mulai dari situs kecil hingga situs besar, semua membahas kelebihan dan kekurangannya.<div><br /></div><div>Di era digital seperti sekarang ini, game online memang banyak digemari oleh seluruh lapisan masyarakat, baik anak-anak, remaja bahkan orangtua sekalipun. Karena, game online punya daya tarik tersendiri dan dapat menghilangkan kepenatan. Terutama, game online yang bisa dimainkan bersama-sama atau mabar (main bareng).<br /><div><br /></div><div>Lantas bagaimana hukum bermain game online itu sendiri? Dilansir dari republika, Ustadz Ahmad Sarwat yang merupakan Pendiri Rumah Fikih Indonesia (RFI) menjelaskan, dalam pandangan hukum Islam bermain game online pada dasarnya mubah atau boleh. Hanya saja mubah tersebut bisa berkonsekuensi pada hukum makruh, dan bahkan haram."</div></div><div><i><br /></i></div><div><i>“Bermain game sebagai selingan atau hiburan tentu tidak menjadi masalah, tapi bisa saja nanti bermain game ini dalam konteks dan kasus tertentu bisa berubah hukumnya menjadi makruh, bahkan bisa menjadi haram,” ujar Ustadz Sarwat kepada Republika.</i></div><div><i><br /></i></div><div>Bagaimana bisa yang mubah menjurus menjadi makruh dan lebih jauh lagi ke arah haram? </div><div><br /></div><div>Game online menjadi makruh jika game tersebut membuat lupa waktu dan menyia-nyiakan waktu yang berharga. Seperti, seharusnya saat belajar, kuliah atau bekerja malah waktu digunakan untuk bermain game. Dan bisa menjadi haram jika game online tersebut membuat lalai akan kewajiban. Seperti; seharusnya sudah saatnya melakukan shalat adzan sudah berkumandang, malah sibuk bermain game online atau waktunya mencari nafkah malah waktu dihabiskan untuk bermain game online. Atau game online tersebut digunakan untuk berjudi.</div><div><br /></div><div>Plays.org sendiri merupakan situs game online yang menyediakan beragam permainan yang terbilang mudah dan gratis untuk dimainkan dan kebanyakan permainannya untuk anak-anak. Seperti misalnya game zaman dulu yang kini dionlinekan bernama <a href="https://plays.org/tetra-blocks/" target="_blank">Tetra Block</a> yang berasal dari permainan Tetris.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgO4JvV9deYgaS9N2IpnqAvlNQT80CaddxRdFdmshNdnfO-BvQJL4K9KrZoqfgnrD2_WjIrcqe_oeAbG2C9v6ZhXLErxXYR2Ts5d0ekz4fFSU9KjR5OFZG7-VbSECpuiDMEV3TT-ribxKMWNRFNrQci-jeEPsc-oieQfIMgyNFAMYAkM9q-SGSwrGAr=s524" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="524" data-original-width="394" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgO4JvV9deYgaS9N2IpnqAvlNQT80CaddxRdFdmshNdnfO-BvQJL4K9KrZoqfgnrD2_WjIrcqe_oeAbG2C9v6ZhXLErxXYR2Ts5d0ekz4fFSU9KjR5OFZG7-VbSECpuiDMEV3TT-ribxKMWNRFNrQci-jeEPsc-oieQfIMgyNFAMYAkM9q-SGSwrGAr=s320" width="241" /></a></div><br /><div><br /></div><div>Selain Tetra Block banyak juga game yang terbilang jadul lainnya dan tentunya pilihan lain di situs ini, salah satu diantaranya adalah <a href="https://plays.org/math-man/" target="_blank">Math Man</a> yang terinspirasi dari game Pac Man yang menjadi game sejuta ummat pada masanya.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEik8VZmmwdsO8EogEWP79_WGhGbwBDXDH11b9MGvX4wQwKVx9p3NjQF-FWATt4q4JtJqJP7kpWaqxDyxfKfc-xj1ijJ4nqBhtEHznJFb93Vlk4VUV69qpOpIkTPT1Lqt26pquy42X0lPB4COa2jAciyehoMEpW7TfVJsLgP16Fz_UEQq8OTeeqJpsBU=s885" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="663" data-original-width="885" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEik8VZmmwdsO8EogEWP79_WGhGbwBDXDH11b9MGvX4wQwKVx9p3NjQF-FWATt4q4JtJqJP7kpWaqxDyxfKfc-xj1ijJ4nqBhtEHznJFb93Vlk4VUV69qpOpIkTPT1Lqt26pquy42X0lPB4COa2jAciyehoMEpW7TfVJsLgP16Fz_UEQq8OTeeqJpsBU=s320" width="320" /></a></div><br /><div>Dan masih banyak lagi game online lainnya di situs Plays.org ini yang bisa dimainkan dan kamu bisa browsing di <a href="https://plays.org/games/" target="_blank">https://plays.org/games/</a></div><div><br /></div><div>Tapi tentunya, seperti disebutkan diatas, boleh bermain game hanya sekedar untuk melepas penat, namun jangan sampai bermain game menyebabkan lupa waktu apalagi sampai meninggalkan ibadah wajib.</div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-89426858250099467502021-06-14T22:29:00.003+07:002021-06-14T22:29:32.975+07:00Cara Dakwah Sunan Kalijaga<h2 style="text-align: left;"><b>Sejarah Sunan Kalijaga</b></h2><p>Raden Syahid adalah nama kecil Sunan Kalijaga. Raden Syahid adalah anak dari adipati di Tuban, Jawa Timur. Pada masa remajanya, ia melihat rakyat di kadipaten yang ayahnya pimpin banyak yang menderita karena upeti yang harus dibayar sangat tinggi. Kemudian ia memilih untuk menjadi maling. Awalnya ia maling gudang kadipaten dan mengambil semua makanan kemudian membagikan kepada rakyat secara diam-diam. Namun tidak lama kemudian, Raden Syahid tertangkap dan diusir dari istana kadipaten. Tidak jera setelah diusir dari istana, Raden Syahid malah merampok dan membegal orang kaya di kadipaten Tuban. Hasil dari perampokan dan pembegalannya dibagikan kepada rakyat secara diam-diam juga. Tidak lama kemudian ia tertangkap lagi. Namun yang kedua kalinya ini, ia diusir dari kadipatennya.</p><p>Setelah Raden Syahid diusir dari kadipatennya, ia berjalan terus menerus entah kemana tujuannya dan ia tidak menghentikan aksi merampoknya. Hingga suatu hari ia sampai di hutan Jati Wangi, ia bertemu dengan Sunan Bonang tetapi ia tidak mengetahui jika seorang laki-laki yang ia temui adalah Sunan Bonang. Ia hendak merampok Sunan Bonang akan tetapi Sunan Bonang pintar pencak silat sehingga Raden Syahid dapat dikalahkan dengan mudah. Dari pertemuannya dengan Sunan Bonang ia menjadi sadar bahwa perbuatannya itu salah walaupun bertujuan baik. Setelahnya Raden Syahid meminta untuk menjadi murid Sunan Bonang. Sunan Bonang pun menyetujuinya. Setelah selesai berguru dengan Sunan Bonang, Raden Syahid berguru kepada Sunan Ampel dan Sunan Giri hingga ia dikenal dengan Syekh Sa’id. Setelah beberapa tahun ia berguru, ia kembali ke Tanah Jawa dan diangkat menjadi anggota Wali Songo kemudian ia dikenal dengan nama Sunan Kalijaga.</p><h2 style="text-align: left;"><b>Cara Dakwah Sunan Kalijaga</b></h2><p>Wali Songo adalah penyebar agama Islam di Tanah Jawa. Salah satu anggota wali songo adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah salah satu ulama wali songo yang terkenal dan daerah yang ia sebarkan ajaran agama Islam sangat luas. Sunan Kalijaga terkenal dengan cara dakwahnya menggunakan kesenian Jawa dan kearifan lokalnya. Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan budaya dalam berdakwah karena ia merasa jika dalam penerjemahan Al-Qur’an-nya dapat membuat masyarakat merasa kebudayaan dan kepribadiannya diremehkan lalu mereka akan menjauh dan tidak mau mendengarkan dakwah Sunan Kalijaga.</p><p>Sunan Kalijaga memiliki keunikan dalam menyebarkan agama Islam. Ia menggunakan baju takwa yaitu baju adat Jawa yang biasanya dikenakan dalam upacara pengantin. Sunan Kalijaga tidak mengenakan jubah seperti wali-wali yang lain tapi ia tetap mengenakan blangkon. Perbedaan tersebut salah satu cara berdakwah Sunan kalijaga agar masyarakat tertarik untuk mendengarkannya dalam berdakwah.</p><p>Pada masa penyebaran Islam di Tanah Jawa, masyarakatnya masih menganut agama Hindu dan Budha sehingga perlu kesabaran untuk agama Islam masuk ke hati masyarakat. Sunan Kalijaga percaya dengan dakwah metode bertahap masyarakat akan benar-benar memahami apa yang disampaikan olehnya, maka ia mengajarkan agama islam secara bertahap dan disesuaikan dengan budaya setempat.</p><p>Sunan Kalijaga menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, suluk, dan tradisi grebeg maulud sebagai sarana dakwahnya. Kesenian Jawa yang sangat terkenal dan digunakan oleh <a href="http://www.pajagalan.com/">Sunan Kalijaga</a> untuk menyebarkan Islam adalah pertunjukan wayang. Sunan Kalijaga mengganti cerita Mahabarata dan Ramayana dengan cerita mengenai agama Islam. Sunan Kalijaga juga menciptakan wayang kulit yang sekarang menjadi salah satu warisan Jawa di Indonesia. Dengan diiringi suara gamelan Sunan Kalijaga menjadi dalang dan mulai menceritakan seperti apa agama Islam itu, apa syariat-syariat Islam, dan lain-lain. Intinya ia menggambarkan Islam melalui wayang tersebut agar masyarakat mudah menerima apa yang disampaikan olehnya.</p><p>Sunan Kalijaga juga menciptakan tembang-tembang untuk menyebarkan Islam. Namun tembang yang hingga sekarang disukai oleh masyarakat adalah “ilir-ilir”. Tembang ini sering sekali dinyanyikan oleh anak-anak. Tembang yang diciptakan Sunan Kalijaga berisi tentang kehidupan masyarakat Jawa dan ajaran Islam. Bahasa yang digunakan Sunan Kalijaga pun adalah bahasa Jawa. Namun, makna yang terkandung dalam kalimat-kalimatnya sangatlah religius.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFznJsSPx2X4BEMEiDspg0Tp_tijMlre7uf_1E9tbS1g8saWN01c7hY53ZMb_3dSlaNXktb-EAEqrLQ7ZSq3XamCe2jBOkemsolcfAIWQEl2ZfwbYHtWUwna0SN4P5aHbYbtbeULwrtXs/s358/Aviva+Sistyani.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="358" data-original-width="288" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFznJsSPx2X4BEMEiDspg0Tp_tijMlre7uf_1E9tbS1g8saWN01c7hY53ZMb_3dSlaNXktb-EAEqrLQ7ZSq3XamCe2jBOkemsolcfAIWQEl2ZfwbYHtWUwna0SN4P5aHbYbtbeULwrtXs/w178-h221/Aviva+Sistyani.jpg" width="178" /></a></div>Nama penulis: Aviva Sistyani<p></p><p>Pekerjaan: Mahasiswa</p><p>Umur: 18 th</p><p>Alamat: Wiro, Bayat Klaten</p><p>Ig: Aviva_sty</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-80262531683187272572021-06-14T22:25:00.003+07:002021-06-14T22:25:22.733+07:00Memahami akulturasi budaya jawa dengan islam<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLd4PEFDEqpLb-feIayLr4d_qvQ4UF75NxR8dx_g-p01tKkPrMQPdWGO7aFZ2i0s1e9UDmYEK5aehSg6-19eHRK5C51xAAgPGVumIrVGxQMR0q-QR9P65yf3SiIGF4-nitGXhwQVGl8dw/s863/akulturasi+budaya+jawa+dengan+islam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="503" data-original-width="863" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLd4PEFDEqpLb-feIayLr4d_qvQ4UF75NxR8dx_g-p01tKkPrMQPdWGO7aFZ2i0s1e9UDmYEK5aehSg6-19eHRK5C51xAAgPGVumIrVGxQMR0q-QR9P65yf3SiIGF4-nitGXhwQVGl8dw/s320/akulturasi+budaya+jawa+dengan+islam.jpg" width="320" /></a></div><br />Islam masuk ke nusantara di bawa oleh para pedagang. Banyak versi yang menyebutkan islam sudah masuk ke indonesia dari abad ke 7 dibawa oleh pedagang arab. Ada juga versi lain yang menyebutkan islam masuk ke nusantara pada abad 12-13 dibawa oleh pedagang gujarat dan persia. Setelah islam masuk ke nusantara begitu berkembang pesat khususnya di pulau Jawa. Sejak dulu pulau Jawa di kuasai oleh kerajaan beragama Hindu seperti, halnya Majapahit, dan masih banyak lagi. Namun, seiring islam masuk dan berkembang begitu pesat alih-alih membuat kerajaan Hindu runtuh dan diganti dengan kerajaan Islam. Islam banyak di syiarkan oleh para wali-wali allah Swt. Dijawa terkenal dengan nama Walisongo yaitu tokoh penyebar agama islam di tanah jawa.<p></p><p>Pulau jawa sejak dulu terkenal dengan budaya turun temurun yang sulit di hilangkan. Inilah yang membuat para wali terus berupaya agar budaya yang dulu salah dan melawan tauhid lalu di luruskan tetapi tidak dihilangkan hanya di ganti dengan kalimat-kalimat tauhid dan al-qur’an oleh para wali. Misalnya Tahlil/Tahlilan, sebuah acara dengan membaca kalimat-kalimat tauhid dengan di sajikan makanan di depan para orang-orang. Sebelum adanya para wali, tahlil dulu di salah gunakan karena bertentangan dengan akidah Allah swt. Lalu para wali mengganti dengan kalimat- kalimat tauhid.</p><p>Tahlilan di jawa khususnya jawa tengah biasanya di lakukan rutin pada malam jum' at atau pada acara-acara tertentu misalnya Slametan karena suatu hal, ada orang meninggal dunia yaitu mengadakan tahlilan dari 7 hari, 40 hari, 100 hari, sampai dengan 1000 hari.</p><p>Ada juga budaya lain seperti Sekaten adalah acara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Yang di lakukan oleh Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Bahkan masyarakat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ada sebuah tradisi yang turun temurun di lakukan yaitu saat hari raya Idul Adha biasanya kebanyakan orang jawa menyembelih hewan kurban Kerbau. Namun di kudus sendiri mereka tidak menyembelih Kerbau dikarenakan dahulu Kanjeng Sunan Kudus mengajarkan toleransi antar umat islam dan hindu karena Hewan Kerbau dipercaya orang Hindu adalah hewan suci sehingga Sunan Kudus menggantinya dengan Sapi dan tradisi tersebut sudah berjalan Ratusan tahun hingga sekarang.</p><p>Tidak hanya sebuah budaya atau tradisi namun juga sebuah seni misalnya Masjid Menara Kudus. Masjid yang terletak di jantung kota kudus adalah perpaduan antara hindu dan islam. Para wali melakukan percampuran antara budaya islam dengan jawa sesungguhnya karena tujuan mereka ingin meluruskan tauhid dan kebiasaan agar tidak jauh dari akidah Allah swt. Akulturasi juga menjadikan Toleransi antar budaya agar, saling menghargai walaupun berbeda agama. Jasa-jasa para wali yang besar dapat di rasakan hingga sekarang. Setelah wafat mereka dapat menghidupi warga sekitar karena makam beliau yaitu <a href="http://www.pajagalan.com/">Walisongo</a> tidak pernah sepi pengunjung. Mereka sudah wafat saja dapat menafkahi kebutuhan orang sekitar apa lagi saat hidup.</p><p>Apa yang di lakukan oleh para wali sesungguhnya untuk menyatukan dan memberi ajaran islam tanpa dengan paksaan, karena budaya yang mereka sudah lakukan sebelum islam datang ke nusantara sudah sangat melekat. Cara-cara dakwah yang halus dan mampu meresap ke jiwa yang di lakukan oleh para wali Allah Swt. Seharusnya dapat menjadi contoh para penyebar agama islam apalagi di era modern seperti sekarang yang mana dakwah-dakwahnya tidak memaksa dan menyakiti satu sama lain.</p><p><b>Biodata penulis:</b></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGERJQpSKCBapg_GnXHG93rGA9984WVq9fBwH808V74owhmnDcPDZ59-g9yEIc8D4T3Og2wUYL7JPKMNKhlej_PqIRKglq6AepwNJTOPe27QP1FQK63PQefoekOCTy70J3ShcXOzdkXoo/s251/Jihan+Hafiz+Ardiansyah+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="251" data-original-width="186" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGERJQpSKCBapg_GnXHG93rGA9984WVq9fBwH808V74owhmnDcPDZ59-g9yEIc8D4T3Og2wUYL7JPKMNKhlej_PqIRKglq6AepwNJTOPe27QP1FQK63PQefoekOCTy70J3ShcXOzdkXoo/s0/Jihan+Hafiz+Ardiansyah+2.jpg" /></a></div>NAMA : Jihan Hafiz Ardiansyah<p></p><p>TEMPAT TANGGA LAHIR : Pemalang, 30 Januari 2003</p><p>ALAMAT : Desa Pegiringan, Kec. Bantarbolang, Kab. Pemalang, Jawa Tengah</p><p>JENIS KELAMIN : Laki-laki</p><p>PEKERJAAN : Mahasiswa</p><p>ALAMAT EMAIL : munadikhomsatun@gmail.com</p><p>INSTAGRAM : Ardiansyahhafiz575</p><p>FACEBOOK : Hafiz ardiansyah</p><p>JUDUL TULISAN : Memahami akulturasi budaya jawa dengan islam</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-37520316244851894102021-06-14T22:18:00.003+07:002021-06-14T22:18:31.588+07:00Ajaran Islam Terhadap Ketentuan Makanan, Serasikah Antara Islam dan Sains?<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKls1Iu9FJyGh1enqMT_Y9yNRe2Yvk9G5_cuGuyPn-7Qa1ZinadHv2ke2I6okLg3ERujOoSRKlNU2bGBCgCEPk6jO8BJd61vpu3dI1NaGi-KGAbjZf7mabMAjRWhZ3XGjVLEWP_cZtCk8/s450/Serasikah+Antara+Islam+dan+Sains.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="267" data-original-width="450" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKls1Iu9FJyGh1enqMT_Y9yNRe2Yvk9G5_cuGuyPn-7Qa1ZinadHv2ke2I6okLg3ERujOoSRKlNU2bGBCgCEPk6jO8BJd61vpu3dI1NaGi-KGAbjZf7mabMAjRWhZ3XGjVLEWP_cZtCk8/s320/Serasikah+Antara+Islam+dan+Sains.jpg" width="320" /></a></div><br />Semua hal di dunia ini adalah ciptaan Allah swt. termasuk di dalamnya Ilmu Pengetahuan. Berbagai dinamika dalam hidup ini tidak akan terlepas dari kendali Allah swt. Allah swt. tidak serta merta menciptakan manusia tanpa sebuah pengetahuan apapun untuk menempati Bumi. Itulah mengapa Allah menganugerahkan agama Islam beserta Al-Qur’an sebagai pedoman yang di dalamnya terdapat aturan segala sendi kehidupan manusia.<p></p><p>Ajaran-ajaran dalam Islam mampu untuk mengeluarkan manusia dari ketidaktahuan terhadap luasnya dunia ini. Allah menganugerahkan Islam dengan segala bentuk Ilmu Pengetahuan di dalamnya. “Dialah yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui” (Q.S Al-Alaq : 5). Ajaran Islam pun mampu untuk memberi peran terhadap perkembangan Ilmu Sains. Sains sendiri merupakan ilmu yang di dalamnya menjabarkan begitu banyak hal yang berkaitan dalam hidup manusia. Gejala-gejala alam, lingkungan hidup manusia, oksigen yang kita hirup setiap detiknya, bahkan makanan dan minuman yang kita konsumsi pun semua dibahas dalam ilmu sains. Yang mana Islam pun memiliki banyak sekali ayat dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu sains.</p><p>Benarkah demikian? Benarkah ajaran Islam memiliki relasi terhadap Ilmu Sains? Semua orang tentu mendambakan hidup sehat dan bahagia. Hal itu sah-sah saja mengingat manusia pada fitrahnya dibekali perasaan, yang mana kemudian timbul keinginan dan harapan. Namun hidup sehat tidak serta merta disertai Allah dalam kehidupan manusia begitu saja. Ada banyak sekali hal di dunia ini yang memiliki pengaruh dalam kesehatan manusia, dan yang utama adalah makanan. Di mana makanan adalah sesuatu yang harus terus manusia konsumsi untuk kelangsungan hidupnya. Namun manusia seringkali mengabaikan anjuran hidup sehat dengan pemilihan makanan yang baik. Sekedar untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi saja, manusia menganggap begitu kewalahan di tengah sibuknya aktivitas sehari-hari. Banyak manusia yang menganggap bahwa pilihan makanan adalah hak setiap individu untuk menentukannya. Tidak salah dengan anggapan seperti itu. Karena faktanya memang demikian, bahwa manusia memiliki akal dan pikiran untuk bertindak sesuai kehenaknya sendiri. Padahal Allah swt membekali akal dan pikiran bukan agar manusia bisa bertidak semaunya, melainkan juga memperhatikan apa yang baik dan apa yang buruk bagi dirinya sendiri.</p><p>Allah swt. berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 168, “Wahai manusia! Makanlah dari yang halal dan baik yang terdapat di bumi” Islam dan anjuran tentang makanan beserta larangannya pun memiliki sebab terhadap kesehatan manusia, dan bisa dihubungkan dengan ilmu sains. Dalam arti lain, bukan tanpa sebab Allah memberikan perintah makan makanan yang baik pada manusia. Dalam Islam, Allah memerintahkan umat-Nya untuk memakan makanan yang halal lagi baik dan mengharamkan beberapa makanan tertentu. “Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah” (Q.S. Al-Baqarah : 173). Dari sekian banyak sesuatu yang bisa dimakan manusia, Allah hanya mengharamkan sedikit di antaranya.</p><p>Mari kira telisik keserasian antara ajaran Islam dan Sains, Bangkai adalah hewan yang mati dengan alasan apapun dan tanap sempat disembelih terlebih dahulu. Hewan yang mati dan menjadi bangkai, dalam darahnya terdapat banyak sekali mikroorganisme yang berbahaya jika nekat dikonsumsi manusia. Darah bangkai pun akan menyebar ke seluruh bagian tubuhnya dengan membawa mikroba ataupun bakteri yang berbahaya. Hewan yang mati tanpa disembelih sel darah putihnya kehilangan kemampuan menjaga mikroba tetap terkendali, maka mikroba yang berbahaya itu akan menyebar dan memperbanyak dirinya, lalu menjangkiti tubuh manusia yang mengkonsumsinya. Lalu darah menjadi salah satu yang diharamkan oleh Allah untuk manusia konsumsi.</p><p>Kita seringkali menjumpai pedagang yang menjual darah hewan yang sudah dibekukan, biasanya lebih akrab kita dengar dengan nama saren atau dideh. Dalam Islam, darah memang sesuatu yang dianggap najis dan haram. Dalam <a href="http://www.pajagalan.com/">sains</a> kita ketahui bahwa darah ketika bekerja dalam tubuh juga membawa serta zat-zat berbahaya, seperti zat besi, karbondioksida, asam urat dan bahkan racun serta bakteri bukan tidak mungkin untuk terbawa. Kita ambil contoh pada kandungan asam urat. Asam urat bukan sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja. Jika kita mengkonsumsi darah yang terkandung di dalamnya asam urat yang tinggi, maka tubuh pun akan kewalahan karena terus menerus mengeluarkan asam urat lewat ginjal dan urin. Akibatnya, tubuh manusia akan terjangkir berbagai macam efek samping yang buruk ketika mengkonsumsi darah.</p><p>Dalam memilih makanan, babi bisa saja memakan kotorannya sendiri. Maka tidak heran apabila babi menjadi hewan terjorok. Dalam tubuhnya, babi menjadi inang bagi para bakteri bahkan parasit berbahaya. Begitu banyak parasit serta bakteri dalam tubuh babi. Kita bisa membayangkan apabila parasit cacing seperti Taenia Solium masuk dalam tubuh kita ketika mengkonsumsi daging babi. Taenia solium yang dapat masuk ke peredaran darah dan menyebabkan penyakit Taeniasis yaitu adanya gangguan pada otak, hati, saraf tulang, dan paru-paru (Yulianto ; 2015).</p><p>Kemudian dari kesimpulan itu kita ketahui bahwa semua yang dilarang Islam untuk dikonsumsi pasti terdapat mudharat atau keburukan bagi tubuh manusia itu sendiri. Terdapat keserasian antara ajaran Islam yang berasal dari Al-qur’an dan Sains yang berasal dari berbagai penelitian. Islam dalam hal ini mengharamkan makanan tertentu karena efek samping yang buruk untuk tubuh manusia. Allah memerintahkan mengkonsumsi makanan yang baik dan halal, yang sesuai dengan kesehatan tubuh manusia sehingga meminimalisir efek samping bagi manusia. Jika Islam dengan Al-Qur’an mencakup berbagai hal di masa lalu dan masa depan, berlaku untuk sepanjang jaman. Maka ilmu manusia dalam hal ini</p><p>Sains, merupakan ilmu yang terus berkembang seiring melajunya jaman. Itulah mengapa ajaran Islam dan Al-Qur’an selalu serasi dengan berbagai macam ilmu pengetahuan. Ketika allah sudah menetapkan yang baik dan yang buruk, sebab akibat, sesuatu yang akan terjadi, maka ilmu pengetahuan yang diteliti manusia masih terus menerka-nerka.</p><p>Manusia fitrahnya merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah swt. berbekal akal dan pikiran, manusia seharusnya mampu mengoptimalkan akalnya untuk menelaah serta menjauhi apa yang sudah dilarang dan sudah tentu merugikan dirinya sendiri. Inilah kesalahan yang perlu kita perbaiki bersama, sebagian dari kita giat menuntut ilmu sebanyak mungkin, tetapi lupa bahwa segala sesuatu tidak bisa kita atur dan prediksi dengan hanya berbekal ilmu pengetahuan juga. Tetapi kesadaran diri untuk menerapkan apa yang kita dapatkan dari sebuah ilmu sekecil apapun, bahkan meski hanya ilmu tentang kesehatan makanan. Pengetahuan dan bukti yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, yang diberikan Allah akan menjadi bukti kebesaran-Nya hanya bagi manusia yang mau berpikir.</p><p>Hidup di akhir zaman ini, jika kita tidak mengedepankan akal, kita hanya akan menjadi yang tertinggal. Bahkan ketika Allah telah memberi pengetahuan tentang halal dan haramnya makanan, manusia masih sering memunculkan pernyataan tentang kebebasan diri melakukan apapun sesuai kehendaknya. Padahal seharusnya jika kita menggunakan akal, maka semua yang telah Allah tentukan dalam firman-Nya yakni Al-Qur’an, selalu menjadi yang terbaik bagi hamba-Nya.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPnXF0GolSO3kJCIvEHbdD2z-D_NhdC5yuRsMxoL0GCzDNv07Ykoz-Vo50GQoN8BMOvTDp-wm_hIxrsA5TP3Y0OFTvcg5EhKrtfDmiAvXOpl1_pWg6bc0oqMn6OkgnKWgW9D5exRKUj_k/s335/Novi+Dwi+Putri+Lestari.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="335" data-original-width="258" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPnXF0GolSO3kJCIvEHbdD2z-D_NhdC5yuRsMxoL0GCzDNv07Ykoz-Vo50GQoN8BMOvTDp-wm_hIxrsA5TP3Y0OFTvcg5EhKrtfDmiAvXOpl1_pWg6bc0oqMn6OkgnKWgW9D5exRKUj_k/s320/Novi+Dwi+Putri+Lestari.jpg" /></a></div>Nama : Novi Dwi Putri Lestari<p></p><p>Tempat Tanggal Lahir : Boyolali, 18 November 2000</p><p>Alamat : Bodeh, Guwo, Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah</p><p>No. Telp : 083171704101</p><p>Pekerjaan : Mahasiswi</p><p>Instagram : @vi_Layana</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-71178919714824346112021-06-14T22:11:00.002+07:002021-06-14T22:11:45.042+07:00Tiktok Ladang Maksiat?<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVoqwRCNNykL6z8qex2e2gb1keIy45yys48DY9bUYjYVfUNDR7yIPgGxK3Xj-DO4r_h378UBsmyeUs_iqMYLPC_gJjo1sAbzfXL-8Wc8nxgGW10H17-2Wc4T74c8uNbESRUKZW1P-QhwE/s1173/Tiktok+Ladang+Maksiat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="671" data-original-width="1173" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVoqwRCNNykL6z8qex2e2gb1keIy45yys48DY9bUYjYVfUNDR7yIPgGxK3Xj-DO4r_h378UBsmyeUs_iqMYLPC_gJjo1sAbzfXL-8Wc8nxgGW10H17-2Wc4T74c8uNbESRUKZW1P-QhwE/s320/Tiktok+Ladang+Maksiat.jpg" width="320" /></a></div><br />Zaman sekarang teknologi semakin canggih. Media sosial (medsos) pun sekarang tidak hanya sekedar untuk chatting ataupun update story. Sekarang, medsos juga menjadi tempat untuk menebar kebaikan. Menebar kebaikan atau berdakwah melalui medsos dinilai efektif karena penggunanya dari berbagai kalangan usia di seluruh dunia. Dakwah bisa dilakukan kapan dan di mana saja.<p></p><p>Berdakwah dengan menggunakan media sosial juga merupakan hal yang sangat efektif dan efisien, dilihat dari cepatnya penyebaran informasi hingga ke berbagai penjuru. Dan berdakwah dengan menggunakan media sosial juga memiliki banyak manfaat untuk mempermudah mad'u (penerima dakwah) mendapatkan informasi keagamaan untuk diamalkan dikehidupan sehari-hari. Berdakwah melalui medsos dinilai lebih efisien karena para mad'u mendengar atau menyimak pembahasan dengan sadar, ikhlas, dan tanpa paksaan sehingga ilmu yang disampaikan dapat diamalkan tanpa paksaan dari orang lain.</p><p>Perkembangan untuk menyampaikan dakwah pun bervariasi. Banyak <a href="http://www.pajagalan.com/">content creator</a> sekarang yang memanfaatkan medsos untuk berdakwah sekedar menyampaikan hal baik walaupun satu ayat ataupun mengingatkan akan hal kebaikan lainnya. Banyak ustadz muda sekarang yang menyampaikan dakwahnya melalui media sosial yang akhir-akhir ini di gemari kalangan muda, yaitu aplikasi Tiktok.</p><p>Tiktok sekarang bukan hanya sebagai ajang untuk bermaksiat namun tiktok dijadikan pendakwah sebagai ajang untuk berlomba-lomba menyampaikan ilmu baik itu tentang doa sehari-hari, sholawat, penjelasan hadist, ataupun ilmu pengetahuan umum. Ilmu yang disampaikan tak hanya mengenai kehidupan sehari-hari tapi juga tentang kisah nabi-nabi ataupun motivasi-motivasi. Para pendakwah pun tak jarang menjawab pertanyaan dari para mad&#39;u yang menyimak videonya. Mereka menyampaikan tentang apa yang dibahasnya dengan cara yang mudah dipahami oleh pendengarnya.</p><p>Allah SWT berfirman di Qs. Qashash (28) ayat 77 yang artinya, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Dari ayat di tersebut dapat dipahami bahwa harus ada keseimbangan antara kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah SWT pun melarang orang-orang untuk berbuat kerusakan dan memerintahkan untuk berbuat baik sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepadamu.</p><p>Tak hanya tiktok sebenarnya untuk para pendakwah menyampaikan dakwahnya banyak juga dari Instagram, Facebook, YouTube, dan medsos lainnya. Biasanya pendakwah menyampaikan di satu platform kemudian dibagikan ke berbagai platform medsos. Tiktok dijadikan untuk menyampaikan dakwah karena mungkin salah satu alasannya banyak orang yang saat ini memiliki akun tiktok atau lebih aktif di tiktok. Menyampaikan ilmu juga tidak harus di majelis ilmu tapi di mana dan kapan saja kita bisa menyampaikan ilmu. Karena, Rasulullah SAW bersabda &quot;Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat; (HR. Bukhari). Ini berarti siapa pun dapat menyampaikan ilmunya walau satu ayat.</p><p>Jadi, tidak harus menjadi pendakwah dahulu baru menyampaikan ilmu tetapi siapa pun bisa menyampaikan ilmu yang dimilikinya. Tiktok hanya sebagai alat/platform untuk menyampaikan ilmu dan jika mau menyampaikan ilmu tidak harus melalui tiktok atau medsos lainnya tetapi bisa secara langsung. Karena, sedikit ilmu yang disampaikan dan itu benar adanya lalu diamalkan oleh orang lain, maka pahalanya termasuk amalan jariyah.</p><p>Allah SWT berfirman dalam Qs. Az-Zalzalah ayat 7-8 yang artinya, “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (Qs. al-Zalzalah: 7-8). Dari ayat tersebut dapat diambil maknanya bahwa ketika kita melakukan hal kebaikan sekecil apa pun itu pasti ada balasannya. Begitu pun ketika kita melakukan kejahatan sekecil apa pun pasti ada balasannya.</p><p>Untuk itu, sebagai anak zaman sekarang lebih bijak lagi dalam bermedsos. Jika memang medsos dinilai negatif lebih baik ditinggalkan namun jika ada nilai positifnya lebih baik digali sisi positifnya. Karena, zaman sekarang banyak yang menganggap medsos itu ladang untuk maksiat padahal ada juga sisi-sisi positifnya. Yang terpenting selalu membagikan sesuatu yang bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain dan jangan sesekali membagikan hal yang bernilai negatif.</p><p><b>Biodata Penulis</b></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtahRXfCE8aXxFHXmw0TGu_vQKOJjsAXtHrWhHmcNfoSdorHY5PzBk8RU0r1YPmQPPK4C6sguqDRp0jeXF43syk8Km1H_nIKaPOKU6kPVhwgrBeAivROzpDFQ9G45bm1VBjhEaj9A13cg/s243/Alfiana+Santi+Dewi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="243" data-original-width="183" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtahRXfCE8aXxFHXmw0TGu_vQKOJjsAXtHrWhHmcNfoSdorHY5PzBk8RU0r1YPmQPPK4C6sguqDRp0jeXF43syk8Km1H_nIKaPOKU6kPVhwgrBeAivROzpDFQ9G45bm1VBjhEaj9A13cg/s0/Alfiana+Santi+Dewi.jpg" /></a></div><br />Nama : Alfiana Santi Dewi<p></p><p>TTL : Surakarta, 29 Oktober 2001</p><p>Alamat : Bayan, 02/10 Kadipiro, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah.</p><p>Facebook : https://www.facebook.com/rani.fifiana (Alfiana Santi)</p><p>Instagram : https://instagram.com/alfianasanti_</p><p>Judul : Tiktok Ladang Maksiat?</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-45982593363477877132021-06-14T22:05:00.005+07:002021-06-14T22:05:45.550+07:00MUSLIMAH CERDAS DI ERA DIGITALISASI<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQuAd_XoiOImaxTMFsdSprbPDB1lnnCj383rb18tufa5gtV__ZGJxttJM49SKwGCHWFYo-Rf93EW_XQNZ8vTmZe_53Z80gMJJ4CVe3Vt3ZwDVf4tR1lGAS0PVqjFKUtgLQR1OO_Nf7z9U/s295/muslimah+cerdas+di+era+digitalisasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="236" data-original-width="295" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQuAd_XoiOImaxTMFsdSprbPDB1lnnCj383rb18tufa5gtV__ZGJxttJM49SKwGCHWFYo-Rf93EW_XQNZ8vTmZe_53Z80gMJJ4CVe3Vt3ZwDVf4tR1lGAS0PVqjFKUtgLQR1OO_Nf7z9U/s0/muslimah+cerdas+di+era+digitalisasi.jpg" /></a></div><br />Semua orang bisa menjadi muslimah yang cerdas di era digitalisasi. Tetapi hanya seseorang yang bisa istikamah di antara kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini akan dibahas siapakah muslimah cerdas itu dan bagaimana cara seseorang dapat dikatakan sebagai muslimah yang cerdas sehingga bisa istikamah selalu?.<p></p><p><b>Sistem Era Digitalisasi</b></p><p>Rasanya pasti tidak asing mendengar kata-kata “Era digitalisasi”. Sebutan yang biasa dikenal dengan istilah Fin Tech atau Financial Technologi yang berarti muncul inovasi dan teknologi baru yang sengaja dikembangkan dengan tujuan memperluas jaringan dan mempermudah akses masyarakat dalam perekonomian atau layanan jasa keuangan, Rainer Emanuel (dalam iNews.id, 2019). Di era digital manusia mempunyai jangka jaringan yang luas dan cepat.</p><p>Apapun informasi dan berita-berita terbaru akan diketahui seacara cepat. Era digital juga sering dikaitkan dengan globalisasi, dunia serba instan dengan tinggal menekan tombol. Kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesat membuat budaya dapat tersebar dan diikuti dengan mudahnya. Budaya yang kini ‘langgeng’ di kalangan anak muda terutama perempuan, yakni yang ada kaitannya dengan bisnis fashion dan makeup yang dipasarkan secara online.</p><p><b>Gelar ‘Muslimah Cerdas di Era Digitalisasi’</b></p><p>Muslimah cerdas di sini tidak dikatakan sebagai muslimah yang unggul dalam akademik saja. Namun, seorang muslimah yang mampu mengatur antara kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhiratnya. Muslimah cerdas juga seseorang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya (Peggy Melati, 2014). Mereka menjaga diri dari panasnya api neraka.</p><p>Salah satu firman Allah swt. Yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At- Tahrim:6).</p><p>Di zaman ini, tidak mudah menemukan seorang muslimah yang benar-benar menjaga dirinya sendiri. Karena tulang rusuk perempuan itu bengkok, sehingga memang kodratnya tidak sekuat laki-laki. Seseorang bisa dikatakan sebagai ‘Muslimah Cerdas’ hakikatnya bukan hanya dia yang menjaga dirinya dari api neraka. Namun, seseorang yang disetiap detiknya meminta keteguhan hati kepada Allah.</p><p>Pasalnya dunia fashion merupakan dunia surga bagi para perempuan. Mereka dapat memilih barang-barang yang diinginkan dan disukai. Tidak hanya itu ternyata bisnis fashion dapat menjadi pengisi kantung dan penghasilannya dapat mencapai puluhan juta dalam kurun waktu satu bulan. Dunia fashion yang kini menyebar juga perlu dipertanggungjawabkan. Para muslimah cerdas tetap akan berbisnis dan memakai fashion sesuai yang tertulis di Al-Qur’an.</p><p>Bisnis online yang cukup eksis tetapi tetap mengamalkan isi Al-Qur’an seperti akun Instagram @bahirahhijab, @jilbab_muslim_syari, @jilbabmuslimah_syari, @griyajahit.muslimah. Akun-akun tersebut menampilkan para model yang wajahnya disensor menggunakan emoji ataupun masker sehingga tetap terjaga dari pandangan para laki-laki. Di antara akun bisnis dari para muslimah cerdas ini salah satunya @jilbab_muslimah_syari yang juga dibarengi dengan konten dakwahya yang di sajikan di feed Instagram dengan menggunakan kata-kata motivasi seperti membahas tentang azab di neraka itu bermacam-macam. Dengan demikian bisnis fashion juga dapat dijadikan jalan berdakwah dan menebar kebaikan sehingga bertambah keberkahannya.</p><p><br /></p><p><b>BIODATA PENULIS</b></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwNNVdiUgt1YWQKrf4kr4kx4ewpk8rHF4h18dWhPUfQL8581pNK6mHBHaVjW6s5_-QpeIg12Aru1PXzHwKiVYnSCSuLsDoA8GRTX2jOvPbUJTea1oFeg3lRpSIykTRZ3nk98MDr-d7DQ8/s157/Meylaustra.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="157" data-original-width="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwNNVdiUgt1YWQKrf4kr4kx4ewpk8rHF4h18dWhPUfQL8581pNK6mHBHaVjW6s5_-QpeIg12Aru1PXzHwKiVYnSCSuLsDoA8GRTX2jOvPbUJTea1oFeg3lRpSIykTRZ3nk98MDr-d7DQ8/s0/Meylaustra.jpg" /></a></div>Meylaustra, lahir di Sragen 29 Mei 2002. Tinggal di Rejosari Rt.06, Donoyudan, Kalijambe, Sragen. Seorang Mahasiswi Komunikasi di UIN Raden Mas Said Surakarta.<p></p><p>Akun Sosmed</p><p>Kompasiana : https://www.kompasiana.com/meisysyifa2459.</p><p>Alamat Email : Pecintasastra.ku@gmail.com</p><p>Instagram : syiff_syifa_mey7532159</p><p>No Telepon : 085853768526</p><p>Feacebook : Grelisyasya</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-13535773864944353422021-06-14T22:01:00.000+07:002021-06-14T22:01:01.678+07:00MAKALAH KALIMAT EFEKTIF<h2 style="text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSrZOtHy0dn5E0IVNSqsiOLwXdIMHgOE1YAS0CpJjzFVHayCUTFA-LvK8Jn_3lj5KJ7NQJ_7RsvtIczTz1DprKlTc8WA5IGYs_G9zv6wmKReXpJ1rWlWn-1ozZ4GcMVqzr_J6VbnOUB5I/s794/makalah+kalimat+efektif.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="509" data-original-width="794" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSrZOtHy0dn5E0IVNSqsiOLwXdIMHgOE1YAS0CpJjzFVHayCUTFA-LvK8Jn_3lj5KJ7NQJ_7RsvtIczTz1DprKlTc8WA5IGYs_G9zv6wmKReXpJ1rWlWn-1ozZ4GcMVqzr_J6VbnOUB5I/s320/makalah+kalimat+efektif.jpg" width="320" /></a></div><br />PENDAHULUAN</h2><p>Dalam berbahasa, kita menggunakan kata-kata yang terangkai sesuai dengan kaidah yang berlaku. Sehingga dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, atau pikiran yang ada dalam benak kita. Rangkaian kata tersebutlah yang disebut dengan kalimat. Dalam menyusun sebuah kalimat haruslah memperhatikan kaidah yang sudah ditentukan agar kalimat yang dibuat dan diucapkan tidak terjadi kesalahan</p><p>Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif. Kalimat kesalahan efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula. Jika gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, terkadang harapan tersebut tidak tercapai karena ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Maka perlu untuk mengetahui bagaimana struktur yang tepat agar sebuah kalimat menjadi efektif.</p><h2 style="text-align: left;">PEMBAHASAN</h2><h3 style="text-align: left;">A. Pengertian Kalimat Efektif</h3><p>Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Dapat diartikan pula bahwa kalimat efektif ialah kalimat yang baik, yakni apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembaca (penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penutur atau penulis.</p><p>Dapat disimpulkan kalimat efektif memiliki kekuatan atau kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca. Jadi, kalimat efektif selalu menonjolkan gagasan pokok dengan menggunakan penekanan agar dapat diterima oleh pembaca.</p><p>Sedangkan menurut pendapat para ahli :</p><p>1. Menurut Badudu, sebuah kalimat dapat efektif apabila mencapai sasaran dengan baik sebagai alat komunikasi. (1989: 36)</p><p>2. Menurut Parera, kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang secara sadar, disengaja, dan disusun untuk mencapai intonasi yang tepat dan baik seperti yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis. (1984: 42)</p><p>3. Menurut Putrayasa, suatu kalimat dikatakan efektif apabila memenuhi syarat dan pola-pola untuk membentuknya. Bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi secara sempurna karena memenuhi syarat-syarat pembentuk kalimat efektif tersebut. (2007: 66)</p><h3 style="text-align: left;">B. Syarat Kalimat Efektif</h3><p>1. Koherensi, adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur- unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kata itu.</p><p>2. Kesatuan, suatu kalimat efektif harus mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat tersebut harus memiliki unsur-unsur subjek dan predikat, atau bisa di tambah objek, keterangan, dan pelengkap yang bisa melahirkan arti yang merupakan ciri-ciri keutuhan kalimat.</p><p>3. Kehematan, memiliki makna hemat dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan tersebut menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Namun, hal ini tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh dihilangkan.</p><p>4. Paralelisme atau kesejajaran, merupakan kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat tersebut. Jika pertama menggunakan verba maka bentuk kedua juga menggunakan verba. Begitu juga untuk kata berimbuhan.</p><p>5. Penekanan gagasan pokok yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan melirihkan suara pada penekanan kalimat tersebut.</p><p>6. Variasi, untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subjek, predikat atau keterangan. Serta terdapat kalimat yang panjang dan pendek.</p><p>7. Logis atau nalar, suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar.</p><h3 style="text-align: left;">C. Unsur-unsur Kalimat Efektif</h3><p>Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.</p><p>1. Subjek (S)</p><p>Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal.</p><p>2. Predikat (P)</p><p>Predikat (P) yakni bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain berfungsi untuk tindakan atau perbuatan subjek (S), predikat (P) dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri subjek (S). Termasuk juga sebagai predikat (P) dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh Subjek (S). Predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.</p><p>3. Objek (O)</p><p>Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Nomina, frasa nominal atau klausa biasanya yang menjadi bagian objek. Letak objek selalu di belakang predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya objek. Objek dapat bersifat tidak diperlukan jika predikat diisi oleh verba intransitif. Lalu objek juga dapat berubah menjadi subjek ketika kalimatnya dipasifkan.</p><p>4. Pelengkap (Pel)</p><p>Unsur pelengkap pada kalimat efektif merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat. Biasanya berada di belakang predikat yang berupa verba. Namun posisi seperti itu juga ditempati oleh objek, dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.</p><p>5. Keterangan (Ket)</p><p>Unsur keterangan berarti menerangkan bagian kalimat lainnya. Unsur keterangan bisa berfungsi menerangkan subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Keterangan dapat diisi oleh frasa nominal, frasa proporsional, adverbia, atau klausa. </p><h3 style="text-align: left;">D. Ciri-ciri Kalimat Efektif</h3><p>Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.</p><p>1. Ciri Kesepadanan</p><p>Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yangbaik.</p><p>2. Ciri Keparalelan</p><p>Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan bentuk nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.</p><p>3. Ciri Ketegasan</p><p>Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau ketegasan pada penonjolan tersebut.</p><p>4. Ciri Kehematan</p><p>Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti menghilangkan atau membuang kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.</p><p>5. Ciri Kecermatan</p><p>Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata.</p><p>6. Ciri Kepaduan</p><p>Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis. Karena itu, hindari kalimat yang panjang dan bertele- tele.</p><p>7. Ciri Kelogisan</p><p>Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima</p><p>oleh akal dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.</p><h3 style="text-align: left;">E. Faktor Penyebab Kalimat Tidak Efektif</h3><p>Tidak efektifnya sebuah kalimat dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut, antara lain :</p><p>1. Kontaminasi atau kerancuan,</p><p>2. Pleonasme, yakni pemakaian kata-kata yang berlebihan.</p><p>3. Ambiguitas, Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda tidak termasuk kalimat yang efektif.</p><p>4. Unsur inti kalimat yang tidak jelas,</p><p>5. Preposisi dan kata yang berlebihan,</p><p>6. Kesalahan nalar,</p><p>7. Bentuk kata yang tidak tepat,</p><p>8. Makna kata yang tidak tepat,</p><p>9. Pengaruh bahasa daerah,</p><p>10. Pengaruh bahasa asing.</p><h3 style="text-align: left;">F. Contoh Kalimat Efektif</h3><p>Beberapa contoh penggunaan kalimat efektif, sebagai berikut :</p><p>1. Andi membelikan pulsa adiknya. (kalimat tidak efektif)Andi membeli pulsa untuk adiknya. (kalimat efektif)</p><p>2. Setiap kali bertemu mereka saling pandang memandang. (kalimat tidak efektif) Setiap kali bertemu, mereka saling berpandangan. (kalimat efektif)</p><p>3. Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama. (kalimat tidak efektif) Seluruh mahasiswa dikenakan peraturan yang sama. (kalimat efektif)</p><p>4. Menurut Kunjana menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan konteks dalam pragmatik (2009). (kalimat tidak efektif) Kunjana (2009) menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan konteks dalam pragmatik. (kalimat efektif) Menurut Kunjana, konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan konteks dalam pragmatik (2009). (kalimat efektif)</p><p>5. Dengan penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi warga. (kalimat tidak efektif) Penelitian ini akan memberi banyak manfaat bagi warga. (kalimat efektif)</p><h2 style="text-align: left;"><b>KESIMPULAN</b></h2><p>Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat berfungsi mengungkapkan informasi secara tepat, cepat, dan mudah dipahami dan mempunyai hubungan kalimat, penekanan dan pengucapannya. Di dalam penyusunan kalimat efektif sangat perlu diperhatikan struktur kalimat, kelugasan penyusunan kata, serta faktor-faktor lainnya agar kalimat yang disusun menjadi kalimat yang efektif.</p><p>Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat tersebut harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah. Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas.</p><h2 style="text-align: left;"><b>DAFTAR PUSTAKA</b></h2><p>Deepublish. (2021, 28 Februari). Kalimat Efektif : Pengertian, Prinsip, Karakteristik, dan</p><p>Contoh Lengkapnya. Diakses tanggal 28 Maret 2021. Penerbitdeepublish.com</p><p>Kuntarto, Eko. Materi Kuliah Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. (Hal 129-132)</p><p>Suyanto, Edi. (2015). Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara</p><p>Benar. Yogyakarta. Graha Ilmu. (Hal 41-52)</p><p><br /></p><p><b>Disusun Oleh :</b></p><p>Amalia Septia Budiyarti</p><p>201211117</p><p>KPI 2D</p><p>PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM</p><p>FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH</p><p>IAIN SURAKARTA</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-4547631480694356712021-06-14T21:40:00.004+07:002021-06-14T21:40:59.476+07:00Pola Etika Komunikasi Dalam Al-Quran<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiilkpF2GJlqu99niKrsr8uZ9-W-aSh2uKlPbmtq_A5eerFIRjjVS1cspRYzdr6ebz4jWX8Spe-ocEhEMlbedCp2ns_VisHejj_q4ytrPKy1kLu34JcvEJsOiZ6EjVdKI9pTIJHvmoGRH0/s284/Pola+Etika+Komunikasi+Dalam+Al-Quran.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="176" data-original-width="284" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiilkpF2GJlqu99niKrsr8uZ9-W-aSh2uKlPbmtq_A5eerFIRjjVS1cspRYzdr6ebz4jWX8Spe-ocEhEMlbedCp2ns_VisHejj_q4ytrPKy1kLu34JcvEJsOiZ6EjVdKI9pTIJHvmoGRH0/s0/Pola+Etika+Komunikasi+Dalam+Al-Quran.jpg" /></a></div><br />Allah menciptakan manusia berbeda-beda agar saling mengenal satu sama lain, manusia sama disisi allah, yang membedakannya hanya pada tingkat ketaqwaan seseorang. Dalam berkomunikasi, etika sangat penting untuk menghasilkan hubungan timbal balik antara keduanya.<p></p><p>Etika komunikasi dalam islam harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang bersumber dari Al- Qur’an dan As-Sunnah. Kita harus menjadikan fondasi dasar untuk bertindak, berpikir, dan berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman dalam Q.S. An-nisa:148-149 yaitu</p><p style="text-align: right;">ايُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا,إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ</p><p style="text-align: right;">عَفُوًّا قَدِيرًا</p><p>“Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizhalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan, menyembunyikannya atau memaafkan suatu kesalahan (orang lain), maka sungguh, Allah Maha Pemaaf lagi Mahakuasa.”</p><p>Al-Qur’an merupakan pedoman utama dalam etika komunikasi, didalamnya terdapat cara komunikasi islam yang harus diperhatikan manusia dalam berkomunikasi dengan sesama.Terdapat enam etika berkomunikasi dalam Al-Qur’an, antara lain:</p><p>Pertama, Qoulan Balighan (berkomunikasi secara efektif). Perkataan ini, Allah memerintahkan untuk berbicara secara efektif dan melarang untuk berbicara yang bertele- tele. Perkataan yang efektif adalah perkataan yang disampaikan selalu membekas pada seseorang dan pesan yang disampaikan tepat sasaran.</p><p>Kedua, <a href="http://www.pajagalan.com/">Qoulan Maisuran</a> (perkataan yang logis, mudah dipahami dan dimengerti). Dalam berkomunikasi, islam bertujuan untuk mendekatkan tuhan dengan hambanya. Sebagai seorang komunikator, hendaknya mampu menampilkan sesuatu yang disukai orang lain dengan sikap empati dan simpati.</p><p>Ketiga, Qoulan karima (perkataan yang baik, sopan santun, lemah lembut dan berakhlak mulia). Komunikasi yang baik tidak dinilai dari tinggi rendahnya jabatan seseorang, tetapi dinilai dari perkataanya. Sehingga islam mengajarkan kepada kita untuk selalu menggunakan perkataan yang sopan dalam berkomunikasi dengan orang lain.</p><p>Keempat, Qoulan ma’rufa (perkataan yang menimbulkan kedamaian dan ketentraman). Setiap manusia dituntut untuk berkomunikasi yang baik karena setiap perkataan yang diucapkan akan terus tersimpan dalam hati komunikan. Kita hendaknya menggunakan perkataan yang tidak menyinggung perasaan orang lain.</p><p>Kelima, Qoulan saddida (perkataan yang benar, jujur, tidak bertele-tele). Jika kita berkata jujur maka hati kita akan tenang, bahagia, jauh dari rasa gelisah. Kita dianjurkan untuk selalu berkata jujur karena kita akan mudah dipercaya orang lain, sebaliknya jika kamu berkata tidak jujur satu kali pun, maka orang lain tidak akan mempercayainya lagi.</p><p>Terakhir, Qoulan layyina (perkataan lemah lembut, agar pesan yang disampaikan sampai kepada penerima). Dengan perkataan yang lemah lembut, hati yang keras akan menjadi halus dan kekuatan orang yang sombong akan lemah. Dalam beretika, harus dengan perkataan yang baik, tidak menjelek-jelekan, dan saling menghormati.</p><p>Dengan demikian, jika Al-Qur’an selalu ada pada diri kita maka ketentraman dan kedamaian akan selalu ditemukan dalam kehidupan. Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang memberikan pedoman dalam beretika sesuai Al-qur’an yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Aminn</p><p>Biodata:</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAeXdy3hRKRvMLfwQbV-S5cScfukgJ3q1SSuu5taTFatGeKPQcSLiX1bFMPxOOkLamudvyCSSN7rg4_7dSNioGNy3CM5tikuuAMEMJtIVamTHun5gBhVhYxM1Ut-Xnqo68MBuy4oGcSjE/s192/Alfyn+Nurrahmawati.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="192" data-original-width="162" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAeXdy3hRKRvMLfwQbV-S5cScfukgJ3q1SSuu5taTFatGeKPQcSLiX1bFMPxOOkLamudvyCSSN7rg4_7dSNioGNy3CM5tikuuAMEMJtIVamTHun5gBhVhYxM1Ut-Xnqo68MBuy4oGcSjE/s0/Alfyn+Nurrahmawati.jpg" /></a></div>Nama : Alfyn Nurrahmawati<p></p><p>Tempat tanggal lahir : Ngawi, 14 Mei 2002</p><p>Alamat : Desa Guyung, kecamatan Gerih kabupaten Ngawi</p><p>Pekerjaan : Mahasiswa</p><p>Jenis kelamin : Perempuan</p><p>Nomor Telepon : 085735058231</p><p>Alamat email : alfynalfyn14@gmail.com</p><p>Instagram : @alfynnurrahmawati</p><p>Facebook : Alfyn Nurrahmawati</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-35326793629829000572021-06-14T21:36:00.004+07:002021-06-14T21:36:58.628+07:00Pengaruh Gender Islam Terhadap Pemberdayaan Perempuan<p>Gender adalah perbedaan konstruksi sosial yang berkaitan dengan sifat atau sikap antara laki-laki dan perempuan. Gender biasanya diasosiasikan dengan istilah maskulin yang berhubungan dengan sifat kelaki-lakian seperti gagah, kuat, dan feminim dihubungkan dengan sifat perempuan seperti lemah lembut dan mengayomi.</p><p>Sebagian orang masih mengartikan bahwa gender sama artinya dengan seks, padahal jelas bahwa seks mempunyai arti tersendiri. Seks merupakan sesuatu yang diberikan oleh Tuhan sejak lahir sebagai kodrat manusia yang secara biologis antara laki-laki dan perempuan tidak dapat ditukarkan. Perempuan bisa menyusui, hamil, melahirkan, mengalami menstruasi, memiliki payudara, merupakan contoh dari seks.</p><p>Penting untuk kita membedakan kedua hal tersebut sebelum menelaah bagaimana pengaruh gender islam terhadap pemberdayaan perempuan. Jika kita sendiri tidak mampu membedakan keduanya maka akan timbul perspektif yang salah atau kesalahpahaman yang tidak sebanding dengan kenyataan yang ada.</p><p>Menurut Mansour Fakih dalam sebuah artikel “Posisi Kaum Perempuan dalam Tinjauan Analisis Gender” (1996: 46-49) dari studi yang dilakukan dengan menggunakan analisis gender ternyata ditemukan berbagai bentuk manifestasi ketidakadilan gender. </p><p>Pertama, terjadi marginalisasi terhadap kaum perempuan. Meskipun tidak setiap marginalisasi perempuan disebabkan oleh ketikadilan gender, namun yang dipersoalkan dalam analisis gender adalah marginalisasi oleh perbedaan Gender. </p><p>Kedua, terjadi subordinasi pada kaum perempuan. Dalam rumah tangga, masyarakat maupun Negara banyak kebijakan dibuat tanpa “menganggap penting” kaum perempuan. Misalnya, anggapan karena “perempuan toh nantinya akan ke dapur dan mengurus anak, mengapa harus sekolah tingi- tinggi” atau karena anggapan bahwa perempuan itu emosional maka dia tidak tepat untuk memimpin partai politik atau menjadi presiden. Hal ini adalah proses subordinasi dan diskriminasi yang disebabkan oleh gender. </p><p>Ketiga, pelabelan negatif (stereotype) terhadap kaum perempuan dan akibat dari stereotype itu terjadi diskriminasi serta berbagai ketidakadilan lainnya. Dalam masyarakat kita banyak sekali stereotype yang dilabelkan kepada kaum perempuan yang akibatnya membatasi, menyulitkan, memiskinkan, dan merugikan kaum perempuan. Karena adanya keyakinan masyarakat bahwa laki-laki adalah pencari nafkah misalnya, maka setiap pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan dinilai hanya sebagai “tambahan”, karenanya boleh dibayar lebih rendah. Keempat, Kekerasan (violence) terhadap kaum perempuan yang disebabkan oleh perbedaan gender.</p><p>Kekerasan disini mulai dari kekerasan dalam bentuk yang lebih halus, seperti pelecehan seksual dan penciptaan ketergantungan sampai kekerasan fisik, seperti pemerkosaan, pemukulun, dan pembunuhan. Kelima, karena peran gender perempuan adalah pengelola rumah tangga, maka banyak perempuan menanggung bebab kerja domestik yang lebih banyak dan lebih lama (double burden). Dengan kata lain, peran gender perempuan itu telah mengakibatkan tumbuhnya tradisi dan keyakinan dalam masyarakat bahwa kaum perempuan harus bertanggung jawab atas terlaksananya keseluruhan pekerjaan domestik (rumah tangga).</p><p>Semua manifestasi ketidakadilan gender tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi. Manifestasi ketidakadilan itu tersosialisai kepada kaum laki-laki dan perempuan secara mantap yang lambat laun akhirnya terbiasa dan percaya bahwa peran gender itu seolah-olah menjadi kodrat. Pada gilirannya terciptalah suatu struktur dan sistem ketidakadilan gender yang “diterima” dan sudah tidak lagi dapat dirasakan ada sesuatu yang salah.</p><p>Sebagai makhluk Allah yang juga diciptakan dengan akal dan organ yang sempurna oleh Allah maka perempuan juga berhak untuk mengembangkannya. Konteksnya bukan untuk menyaingi kedudukan laki-laki atau bahkan mendominasi peranan laki-laki. Namun, kesetaraan ini memang dibutuhkan dengan alasan perkembangan global yang membuat kita sebagai makhluk Allah yang dikaruniai akal untuk berpikir dan berkembang sesuai tuntutan zaman. Jika tidak, maka hal-hal seperti yang tidak diinginkan (pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan) jumlahnya akan terus bertambah dan menurunkan partisipasi, peranan, sumber daya perempuan yang sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya kehidupan.</p><p>Pemberdayaan terhadap perempuan perlu dilakukan dengan alasan perempuan yang mempunyai pengaruh besar dalam mencetak generasi-generasi bangsa. Bayangkan jika kesejahteraan perempuan tidak terpenuhi, bahkan perempuan tidak diberikan akses merdeka dalam memperjuangkan hak dan cita-cita mereka, produktif untuk kemajuan, dan sebagainya, maka tak cukup maksimal jika hanya dibutuhkan peran laki-laki yang bersifat mendominasi terhadap kaum perempuan.</p><p>Saat ini, di era yang penuh dengan kemajuan seharusnya kita sadar akan fungsi kita sebagai manusia yang juga harus melakukan pergerakan yang mengikuti perubahan zaman. Banyak saya temukan perempuan yang dalam perspektifnya memahami ajaran-ajaran Islam dengan sangat tradisional atau sederhananya mereka tidak memerlukan/ menggunakan metodologi dalam menafsirkan Islam itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa Al-Qur'an dan Hadits seharusnya dapat menjadi sumber dalam pemecahan masalah (problem solving) yang tidak bisa hanya dipahami secara tekstual saja melainkan juga harus dengan metode dan nalar kritis.</p><p>Dalam kaitannya dengan nilai keadilan dan kesetaraan, Islam tidak pernah mentolerir adanya perbedaan atau perlakuan diskriminasi diantara umat manusia. Dalam Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 70 yang berbunyi : "Bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia yaitu laki-laki dan perempuan dalam bentuk yang terbaik dengan kedudukan yang paling terhormat&quot;. Manusia juga diciptakan mulia dengan memiliki akal, perasaan dan menerima petunjuk. Oleh karena itu Al-Qur'an tidak mengenal pembedaan antara lelaki dan perempuan karena dihadapan Allah SWT. Lelaki dan perempuan mempunyai derajat dan kedudukan yang sama, dan yang membedakan hanyalah dari segi <a href="http://www.pajagalan.com/">ketaqwaan</a> dan biologisnya.</p><p>Oleh karena itu, besar pengaruhnya apabila gender Islam terus dipelajari dan dikaji dengan ilmu pengetahuan dan dari ranah Islam itu sendiri. Tentunya, tidak bisa dilepaskan dari konsep memahami peranan dan kedudukan perempuan yang juga patut untuk terus diberdayakan. Laki-laki dan perempuan sama-sama berhak mendapatkan perlindungan sesuai hukum yang berlaku. Begitupun dalam hal pemberdayaan seperti kaitannya melalui pendidikan, pekerjaan/profesi, kedudukan dalam suatu organisasi atau pemerintahan, rumah tangga, masyarakat, dan aspek-aspek lainnya yang memang itu bisa dipahami dengan melihat potensi dan kemampuan, bukan jenis kelamin ataupun stigmatisasi masyarakat yang cenderung mengkotak-kotakkan perempuan.</p><p><b>BIODATA PENULIS:</b></p><p>Nama : Amalia Septia Budiyarti</p><p>Asal : Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah</p><p>Pendidikan : Mahasiswi S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Raden Mas</p><p>Said Surakarta</p><p>Email : amaliaseptia4@gmail.com</p><p>Instagram : liaaagb</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-85661933859932147492021-06-14T21:31:00.001+07:002021-06-14T21:31:37.186+07:00Memahami etika berpakaian wanita di era modern<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiucwjTNwu60LsPT9lnTgwTD3sphA1vp19SwPGP2zhu9c_9sqFjk0SngSi0lT6MfA6GIyP5LHMBQO34AZTqAiKzGDT62KJIX-l6P4ZeSssOQBLQRtYI1UxWmW_DGQr8LucjdaC82UeqONM/s363/Memahami+etika+berpakaian+wanita+di+era+modern.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="228" data-original-width="363" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiucwjTNwu60LsPT9lnTgwTD3sphA1vp19SwPGP2zhu9c_9sqFjk0SngSi0lT6MfA6GIyP5LHMBQO34AZTqAiKzGDT62KJIX-l6P4ZeSssOQBLQRtYI1UxWmW_DGQr8LucjdaC82UeqONM/s320/Memahami+etika+berpakaian+wanita+di+era+modern.jpg" width="320" /></a></div><br />Dalam syariat islam banyak sekali tuntunan tentang tata cara berpakaian khususnya para kaum hawa. Di era modern seperti sekarang banyak sekali kebudayaan-kebudayaan baratyang masuk. Kebanyakan budaya barat merusak kader-kader muda khususnya paraperempuan. Gaya berpakaian cara bergaya mereka sudah jauh dari tuntunan islam, Banyakdari mereka yang terimidasi oleh gaya barat. Misalnya dengan menggunakan Rok Mini,pakaian ketat,bahkan cara berkerudung mereka juga terkadang membuka aurat merekasendiri. Kita bisa lihat misalnya saat berada di suatu tempat seperti Pasar, Mall dan tempatumum lainnya. Apa yang pakaian mereka gunakan tidak menyadari bahwa bentuk tubuhnyajelas terlihat sehingga memancing nafsu para lawan jenis.<p></p><p>Kebanyakan dari mereka terbawa oleh arus budaya dari barat karena ingin mendapatkan Status Sosial ataupun terbawa oleh pergaulan dan lingkungan sekitar. Hal ini banyak terjadi di kalangan para wanita berusia masih remaja, bahkan sampai orang dewasa sekalipun. Norma-norma agama yang sejak dulu berlaku, sekarang hanya di pandang sebelah mata. Pasalnya semakin maju sebuah teknologi atau infrastruktur membuat para manusia lalai dan tidak menghiraukan nilai keagamaan. Bahkan sekarang para wanita asyik-asyik.berjoget- joget ria di depan HP mereka lalu di upload untuk mendapat Pujian dari orang lain. Dengan memakai pakaian Seksi atau bahkan juga berjilbab namun bentuk tubuhnya terlihat. Sungguh hal ini sangatlah tidak baik bagi generasi muda apalagi seorang perempuan karena seharusnya malu apa yang mereka pakai tidak sesuai dengan norma agama, dan juga perilakunya tidak pantas untuk di tiru hanya untuk sekedar mencari sebuah pujian.</p><p>Seseorang wanita memiliki sebuah derajat kehormatan namun, bila mereka memancing lawan jenis untuk sengaja ingin di lihat bentuk tubuhnya sama saja mereka menjual harga diri kepada orang lain dan akan mengundang banyak kemudhorotan dan akan merugikan dirimu sendiri. Sudah banyak kasus-kasus pelecehan karena kurangnya para wanita menutupi dan menjaga auratnya sendiri. “ ingatlah wahai para kaum hawa, sesungguhnya saat dirimu beranjak dari rumahmu tetapi tidak menutup auratmu lalu di lihat oleh orang lain yang bukan muhrimmu, maka malaikat akan mencatat setiap langkahmu akan dosamu”. Di zaman sekarang keprihatinan terhadap kehormatan para wanita semakin menipis. Banyak dari mereka menjadi korban kekerasan, pencabulan, karena ulah mereka sendiri.</p><p>Karena pada dasarnya mereka mengikuti trend-trend tersebut tidak lain karena ingin mendapat sebuah pujian dan status sosial. Tetapi juga harus menyaring mana yang baik dan mana yang tidak, dan juga karena faktor kurangnga perhatian dari para orang tua membuat mereka semakin liar di tambah dengan pengaruh media sosial. Padahal sesungguhnya sebaik- baiknya para wanita ialah yang mampu menutup aurat dan menjaganya dari penglihatan kaum adam. Para orang tua juga harus lebih ekstra <a href="http://www.pajagalan.com/">mendidik </a>Sebaik-baiknya perhiasan ialah yang terjaga dari segala kerusakan. Begitupun sebaik-baiknya seorang perempuan yaitu yang pandai menjaga sebuah kehormatan untuk Dirinya, Kedua Orang tuanya, dan Keluarganya. Memang seseorang solehah tidak terlihat dari apa yang dipakainya, tetapi seakan lebih baik seorang perempuan pandai menghiasi dirinya dengan</p><p>Ibadahmu, Akhlakmu, dan juga Kehormatanmu. Jadi tunggu apalagi? Jika kau sadar memakai jubah maka jagalah perilakumu agar tak dilihat orang orang dan tidak malah mengumbarnya. Perubahan memamg sulit namun bila kita mampu mencobanya Allah pasti skan mencari jalan keluar. Penghargaan terbesar adalah ketika menjaga jubahmu agar selaras dengan perilakumu di pandangan orang dan ghibahnya orang. Bukan jubahmu yang harus mengalah dengan perilakumu ketika di depan orang. Dunia sekarang itu ikut mengikut jadi hati hati tanpa sadar kau mengajarkan kejelekan.</p><p><b>Biodata penulis :</b></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQQBxJj1Re26Qr93ajwZYIRIl0EoW4ye9F59j6orXW3lehf5FT8_YsI7NfVCxPTwsjH7oxTIa9uaqcRk3dqfbjGfaJV4MQju6ZCwtjObIStiWzXBPKlnZ3twdAQRxNdQFzz73053vTAFA/s243/Jihan+hafiz+ardiansyah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="243" data-original-width="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQQBxJj1Re26Qr93ajwZYIRIl0EoW4ye9F59j6orXW3lehf5FT8_YsI7NfVCxPTwsjH7oxTIa9uaqcRk3dqfbjGfaJV4MQju6ZCwtjObIStiWzXBPKlnZ3twdAQRxNdQFzz73053vTAFA/s0/Jihan+hafiz+ardiansyah.jpg" /></a></div>Nama : Jihan hafiz ardiansyah<p></p><p>Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 30 Januari 2003</p><p>Alamat : Desa Pegiringan, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten</p><p>Pemalang, Jawa Tengah</p><p>Pekerjaan : Mahasiswa</p><p>Jenis kelamin : Laki-laki</p><p>Nomor Telepon : 088239578276</p><p>Alamat Email : munadikhomsatun@gmail.com</p><p>Instagram : @Ardiansyahhafiz575</p><p>Facebook : Hafiz ardiansyah</p><p>Judul tulisan : Memahami etika berpakaian wanita di era modern</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-78628211926266003842021-06-14T21:27:00.001+07:002021-06-14T21:27:02.640+07:00Keutamaan Berdoa, Keras Atau Pelan<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaIMXUPnTVMMOzQILLObCPsWMAFq6H2qOevmlrKOoOcvbh6AMwC3A8uFaZrzRSQpqFQz0d9eJ2c71sTre9irULJuGCdTwK41Yn7avSF_Vf-IL7BV_qvWiNijnLC6YEwUwS3EhyphenhyphenYcP_Wpc/s354/Keutamaan+Berdoa%252C+Keras+Atau+Pelan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="235" data-original-width="354" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaIMXUPnTVMMOzQILLObCPsWMAFq6H2qOevmlrKOoOcvbh6AMwC3A8uFaZrzRSQpqFQz0d9eJ2c71sTre9irULJuGCdTwK41Yn7avSF_Vf-IL7BV_qvWiNijnLC6YEwUwS3EhyphenhyphenYcP_Wpc/s320/Keutamaan+Berdoa%252C+Keras+Atau+Pelan.jpg" width="320" /></a></div><br />Di era pandemi ini, banyak waktu luang yang dihabiskan untuk di rumah dikarenakan virus Covid-19. Tiap hari begitu banyak orang yang meninggal akibat wabah tersebut, para dokter, ilmuwan, masyarakat sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk mencegah penularan Covid-19 agar tidak kian merebak.<p></p><p>Jika sudah berusaha bersungguh-sungguh maka kita tinggal berdoa dan serahkan segalanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Begitulah kiranya ungkapan kata-kata yang sering kita dengar sehari-hari. Berdoa merupakan salah satu senjatanya orang Islam. Mengacu pada kitab Targhibatul abrar, dijelaskan bahwa :</p><p>“Ada 4 pokok, tiang penegak dunia, yaitu: ‘ 1. Ilmu ‘Ulama, 2. Keadilan umara/para penguasa, 3. Kemurahan/dermawan aghninya, dan 4. Do’a fuqara/orang-orang fakir miskin. Maka tanpa ilmu ‘Ulama, pasti binasalah orang-orang bodoh, dan tanpa keadilan para penguasa, pasti manusia hidup dalam kekacauan setengahnya menerkam setengahnya yang lain, bagai serigala menerkam domba, dan tanpa adanya kemurahan hati para aghninya, pasti binasalah orang- orang kafir, dan tanpa do’a para fakir-miskin, pasti robohlah langit dan bumi”.</p><p>Abu Hurairah ra., dalam satu riwayat pernah berkata, Rasulullah Saw membagi 3 doa agar dapat dikatakan mustajab dan tidak perlu diragukan keampuhannya, yaitu doa kedua bapak ibu terhadap anaknya, dan doa orang tengah bepergian/musafir, serta doa orang yang dianiaya.</p><p>Terus bagaimanakah cara berdoa yang baik? Apakah dengan mengeraskan suara ataukah dengan suara pelan?</p><p>Adab adalah hal yang sangat penting. Dalam <a href="http://www.pajagalan.com/">berdoa</a>, adab berperan sebagai kunci agar diterimanya permintaan kita, seperti perumpamaan kita dalam meminta sesuatu kepada orang tua kita, jika kita minta sesuatu tetapi dengan marah-marah atau dengan suara keras, apakah akan diberikan apa yang kita minta tersebut?, tentu tidak. Namun, jika kita meminta dengan baik-baik dan dengan suara yang pelan serta lemah lembut tentu akan diberikan apa yang kita minta tersebut.</p><p>Di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 55 juga menjelaskan bahwa :</p><p>“Berdo’alah kepada Tuhanmu, penuh rasa rendah diri kepadanya , dan dengan suara pelan/lembut, sebab Allah tidak senang kepada mereka yang keterlaluan." ( Al-A’raf 55) Suara pelan menunjukkan akan keikhlasan hati dalam berdo’a, sedangkan yang dimaksud keterlaluan di ayat tersebut, yaitu dalam berdo’a tidak menuntut hal-hal yang tidak patut baginya, misalnya minta pangkat kenabian, dan naik ke langit.</p><p>Akan tetapi, pernahkah terpikirkan di benak kita, meskipun kita berdo’a setiap hari tapi kok tidak kunjung dikabulkan permintaan kita?</p><p>Ditegaskan dalam kitab Duratun Nasihin, doa merupakan faktor penyebab tertangguhnya dalam menolak apa saja yang dibenci, dan kunci terkabulnya kemauan/tujuan. Namun tidak sedikit doa yang tidak diterima, hal itu bisa dikarenakan dari si pemanjatnya/yang memanjatkan doa tersebut berbuat hal-hal yang sifatnya menentang Allah, hingga doanya tertolak, atau mungkin lemahnya kemauan yang berdoa, kurang konsentrasi terhadap Allah Swt., atau kurang tertuju kepadaNya.</p><p>Hendaknya dalam berdoa selain dengan adab dan suara lemah lembut, ketika berdoa harus memperhatikan segala aspek yang dapat mempengaruhi kualitas doa seperti makanan halal/haram, pakaian yang najis, atau tindakannya yang dhalim, maksiat, dan dosa-dosa yang meliputi dalam benaknya, atau dia dikalahkan oleh nafsu, lupa dan lengah. Rasulullah Sawbersabda :</p><p>وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللّهَ تَعَالى لآ يَقْبَلُ الدُّعَاءَ مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ</p><p>Artinya : “.....Ketahuilah, bahwa Allah tidak bakal menerima doa orang yang lupa”. (Al-Mawahib)</p><p>Jadi, berdoa haruslah dengan adab dan suara yang pelan, maksutnya pelan dalam artian lemah lembut dan jangan keras-keras, sebab cenderung memaksakan kehendak karena kita berdoa bukan pada orang yang tuli melainkan kepada Dzat yang maha pendengar segalanya yaitu Allah Swt. Wallahua’lam bissowab.</p><p>Sumber : Kitab Tarjamah Duratun Nasihin oleh Ustadz Abu H.F Ramadlan BA, Penerbit “MAHKOTA” Surabaya</p><p>Biodata Penulis :</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXmQZ8mE6VWVHYEpoGwiVYaAjmVXryBTaWFIW0yaZSx8uOy_4BoazPKJ3Xb3ZCXN2KAuJ6VL9dhWJlpkocvC-9N2-V6PJUy8B753jUZ4e_71PPn_QSKARszlV6zRjV0_3z6V0ALQkRvQM/s188/muhammad+ali+rifqi+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="188" data-original-width="152" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXmQZ8mE6VWVHYEpoGwiVYaAjmVXryBTaWFIW0yaZSx8uOy_4BoazPKJ3Xb3ZCXN2KAuJ6VL9dhWJlpkocvC-9N2-V6PJUy8B753jUZ4e_71PPn_QSKARszlV6zRjV0_3z6V0ALQkRvQM/s0/muhammad+ali+rifqi+2.jpg" /></a></div><br />Nama : Muhammad Ali Rifqi<p></p><p>Tempat, tanggal lahir : Kudus, 03 Desember 2002</p><p>Alamat : Desa Getassrabi, Kecamatan Gebog</p><p>Kabupaten Kudus</p><p>Pekerjaan : Mahasiswa</p><p>Jenis Kelamin : Laki-laki</p><p>Nomor Telefon : 085875892281</p><p>Alamat Email : alirifqi000@gmail.com</p><p>Instagram : @muhammad_ali_rifqi912</p><p>Facebook : محمد على ريفقي</p><p>Judul Tulisan : Apakah Toleransi Aktif Beragama</p><p>Penting?</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-73251963613359242822021-06-14T21:22:00.001+07:002021-06-14T21:22:07.774+07:00Hanan Attaki, Pendakwah Dengan Gaya Milenial<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIRJKsqwsH4WRjssa2g7lapeXQ-_PpI3z6V6wme-LzRa_0kC-MAEPsbYc54qprumSf2GmjdMWpHb89D_4FwLoOKNcuNXeqmNuWigsQPTJuwhYqlReAxUKvBI_d_5lqwqCN-bRaLYypIMA/s513/Hanan+Attaki%252C+Pendakwah+Dengan+Gaya+Milenial.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="337" data-original-width="513" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIRJKsqwsH4WRjssa2g7lapeXQ-_PpI3z6V6wme-LzRa_0kC-MAEPsbYc54qprumSf2GmjdMWpHb89D_4FwLoOKNcuNXeqmNuWigsQPTJuwhYqlReAxUKvBI_d_5lqwqCN-bRaLYypIMA/s320/Hanan+Attaki%252C+Pendakwah+Dengan+Gaya+Milenial.jpg" width="320" /></a></div><br />Hanan Attaki, seorang pendakwah dengan gaya milenial dan menjadi inspirasi anak muda sekarang. Ia memiliki nama lengkap Tengku Hanan Attaki. Ia lahir di Aceh pada 31 Desember 1981. Hanan Attaki dikenal cerdas sehingga sejak ia duduk di bangku sekolah dasar sampai kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir ia mendapatkan beasiswa.<p></p><p>Hanan Attaki memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pendakwah lainnya. Ciri khas Hanan Attaki dapat dilihat dari segi penampilan, tema dakwah dan suara. Dalam penampilan, Hanan Attaki berbeda dari pendakwah yang lain. Biasanya pendakwah lekat dengan serban, jubah, dan peci tetapi Hanan Attaki lebih memilih untuk memadukan kemeja, celana jeans, kupluk, dan tidak lupa kacamatanya. Tujuan dari penampilannya tersebut adalah agar anak muda tertarik untuk mendengarkan dakwahnya.</p><p><a href="http://www.pajagalan.com/">Hanan Attaki</a> dengan gaya yang berbeda menggunakan pendekatan terhadap anak muda dalam dakwahnya. Ia merangkul anak muda karena di zaman sekarang anak muda semakin hari semakin jauh dari agama. Penyampaian dakwahnya pun juga mudah untuk dipahami dan tema-tema yang ia ambil kebanyakan bersangkutan dengan anak muda.</p><p>Selain berdakwah secara langsung Hanan Attaki juga menggunakan media sosial untuk berdakwah seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan Youtube. Seperti yang kita ketahui, media sosial zaman sekarang sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari. Jadi Hanan Attaki memanfaatkan hal tersebut, ia menggunakan media sosial dalam dakwahnya agar dapat memperluas jangkauan dakwahnya dan lebih mudah diakses. Pengikut media sosialnya pun mayoritas anak muda.</p><p>Selain berpenampilan ala anak muda, Hanan Attaki memiliki suara yang lembut dan merdu. Saat ia berbicara suaranya sudah terdengar lembut apalagi saat ia melantunkan ayat-ayat suci</p><p>Al-Qur’an, suaranya lembut dan merdu sehingga hati merasa adem dan nyaman saat mendengarkan. Bukan hanya dikenal sebagai pendakwah, Hanan Attaki juga merupakan pendiri gerakan Pemuda Hijrah. Gerakan ini aktif berdakwah di komunitas pemuda seperti geng motor, skateboard, anak punk, dll. Dengan cara tersebut anak muda dapat dirangkul dengan mudah dan mereka tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. </p><p>Hanan Attaki saat ini adalah salah satu sosok yang inspiratif. Apa yang ia sampaikan menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun ia menggunakan bahasa gaul ia tidak melupakan adab dalam berbahasa.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1eJun9c5GmCtPu3Q_wjberTMFb_JaOCOvYQPHQUGTPI758JxprqWuuzC_YwSg8tB3HeeM0zBrcJ9C8vDAtfekofH9BkkDybTvr3RlHS9nMjlOL1rbqsk4jeiyPShmDrcVJuY04XAM0UU/s358/Aviva+Sistyani.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="358" data-original-width="288" height="187" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1eJun9c5GmCtPu3Q_wjberTMFb_JaOCOvYQPHQUGTPI758JxprqWuuzC_YwSg8tB3HeeM0zBrcJ9C8vDAtfekofH9BkkDybTvr3RlHS9nMjlOL1rbqsk4jeiyPShmDrcVJuY04XAM0UU/w150-h187/Aviva+Sistyani.jpg" width="150" /></a></div><br />Nama penulis: Aviva Sistyani<p></p><p>Pekerjaan: Mahasiswa</p><p>Umur: 18 th</p><p>Alamat: Wiro, Bayat Klaten</p><p>Ig: Aviva_sty</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-50409621871206588082021-06-14T21:18:00.001+07:002021-06-14T21:18:09.687+07:00Apakah Toleransi Aktif Beragama Masih Dibutuhkan?<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr20jngK3VS0WlCkl9pYGhiMC9qgCA9CWXZXgJmWTS9j-0VIKC79becvCDYR04lqh0_qpCD1E5yLQilx3ZFLiEgI1xHbvtcYewRGhs2RfLhGY-6QKeNkVXBGbdGVIuhiZ2hFycLNdnS64/s293/Apakah+Toleransi+Aktif+Beragama+Masih+Dibutuhkan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="193" data-original-width="293" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr20jngK3VS0WlCkl9pYGhiMC9qgCA9CWXZXgJmWTS9j-0VIKC79becvCDYR04lqh0_qpCD1E5yLQilx3ZFLiEgI1xHbvtcYewRGhs2RfLhGY-6QKeNkVXBGbdGVIuhiZ2hFycLNdnS64/s0/Apakah+Toleransi+Aktif+Beragama+Masih+Dibutuhkan.jpg" /></a></div><br />Agama merupakan aspek yang sangat sensitif apabila dibuat pembahasan. Terlebih lagi di Indonesia sangat mudah terjadi konflik yang mengatasnamakan agama. Menurut Jurnal Darussalam; Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam, Choirul mahfud memberikan gambaran mengenai Indonesia bahwa wajah multikultural di negeri ini, ibarat api dalam sekam, dapat meledak kapan saja. Pemicunya bisa masalah-masalah politik, agama serta sosial budaya yang lagi memanas.<p></p><p>Tragedi Pengeboman dan Bom Bunuh Diri di Kota Surabaya pada tanggal 13-14 Mei tahun 2018 kemarin merupakan salah satu contoh dari pemicu konflik yang melibatkan unsur agama. Pasalnya yang menjadi sasaran pengeboman adalah tempat peribadatan umat beragama lainnya yaitu Umat Kristen.</p><p>Hal itu tentunya membuat sebagian pandangan orang-orang yang beragama lain terhadap orang-orang Islam cenderung lebih Intoleran atau tidak berperi kemanusiaan dikarenakan pelaku dari bom bunuh diri tersebut merupakan orang yang mengatasnamakan Islam dan Bom bunuh diri tersebut adalah sebagai bentuk Jihadnya kepada Allah Swt.</p><p>Terus, bagaimanakah cara kita menyikapi hal itu? Terkadang masih timbul keraguan dari diri sendiri untuk bersikap baik, bersikap toleransi atau bahkan ada rasa kecanggungan kita terhadap orang-orang yang berbeda agama dari kita.</p><p>Agama Islam sebenarnya sangat menjunjung tinggi yang namanya toleransi. Toleransi sudah dipaparkan di dalam Al-Qur’an yaitu surat Al-Kafirun yang menjelaskan untuk saling menghormati antara penganut agama lain dalam hal muamalah dan tidak boleh mencampur adukkan keyakinan ke dalam toleransi tersebut.</p><p>Allah SWT berfirman di dalamnya, Katakanlah: Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS Al-Kafirun).</p><p>Toleransi sendiri adalah sikap saling menghargai, menghormati dan saling menerima di tengah keragaman budaya, suku, agama dan kebebasan berekspresi. Kalimat toleransi lebih-lebih toleransi beragama terasa sudah biasa melekat di kehidupan kita. Jika orang-orang terbiasa dengan kalimat hargailah, hormatilah antar umat beragama, maka kita dapat mengubah perspektif itu menjadi tolong-menolonglah antar umat beragama.</p><p>Toleransi Aktif</p><p>Ada dua macam toleransi yaitu toleransi statis dan toleransi dinamis. Toleransi statis adalah toleransi dengan tidak melahirkan kerja sama dan hanya bersifat teoritis. Toleransi dinamis adalah toleransi aktif yang melahirkan kerja sama untuk tujuan bersama sehingga kerukunan antar umat beragama dapat terjaga.</p><p>aksi nyata itu diperlukan ketimbang teori atau ucapan. Memang dalam segi teori perlu ditanamkan kepada orang-orang khususnya terhadap anak sejak usia dini sebagai penghindaran atas sifat Intoleran tersebut, tetapi contoh aktif dari teori tersebut juga harus diberikan guna memahami lebih dalam tentang arti toleransi sehingga kejadian seperti tragedi bom bunuh diri tidak lagi terjadi.</p><p>Contoh dari toleransi aktif seperti memberi bantuan logistik terhadap korban banjir dengan tidak membeda-bedakan agama, atau memberi tempat kepada orang-orang yang sedang tertimpa bencana, baik itu muslim maupun Non muslim.</p><p>Pada tahun 2020 kemarin puluhan Barisan Anshor Serbaguna(BANSER) NU turut berpartisipasi dalam pengamanan Perayaan Natal di Gereja-gereja, hal itu adalah bentuk toleransi yang sangat aktif pasalnya bertujuan untuk menjaga kerukunan dan mencegah agar tidak terjadi lagi kasus pengeboman atau bom bunuh diri yang telah terjadi kemarin.</p><p>Indonesia sendiri terdiri dari beraneka ragam ras, budaya, agama yang sangat membutuhkan yang namanya Toleransi Aktif ini dalam beragama Dengan tujuan, yaitu menjadi contoh dan bukti bahwa kita tidak main-main dalam menjaga kerukunan bangsa Indonesia ini. Bangunan Menara Kudus merupakan bangunan yang mempunyai unsur agama Hindu kemudian berakulturasi dengan agama Islam sehingga jadilah bangunan tersebut. Hal Ini tentu saja dapat dikaitkan dengan toleransi aktif antar umat beragama yang terjadi di masyarakat sekitar kita Begitu pentingnya menjaga kerukunan daripada memicu kebencian. Wallahua’lam bissowab.</p><p>Biodata Penulis :</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSmZ3kqRylrzGiSCGBvyZd91xZDNkXfHjkLAHiQumi8bbPOXI81rholZ41T0bGwbdZqRg569dg9uIsUroj95XKJJtWnUdh-2eTKGXsnJpqApmNovMAS1ObfntJTmzUz-Y1je_2TBwgL-w/s127/muhammad+ali+rifqi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="127" data-original-width="94" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSmZ3kqRylrzGiSCGBvyZd91xZDNkXfHjkLAHiQumi8bbPOXI81rholZ41T0bGwbdZqRg569dg9uIsUroj95XKJJtWnUdh-2eTKGXsnJpqApmNovMAS1ObfntJTmzUz-Y1je_2TBwgL-w/s0/muhammad+ali+rifqi.jpg" /></a></div>Nama : Muhammad Ali Rifqi<p></p><p>Tempat, tanggal lahir : Kudus, 03 Desember 2002</p><p>Alamat : Desa Getassrabi, Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus</p><p>Pekerjaan : Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta</p><p>Jenis Kelamin : Laki-laki</p><p>Nomor Telefon : 085875892281</p><p>Alamat Email : alirifqi000@gmail.com</p><p>Instagram : @muhammad_ali_rifqi912</p><p>Facebook : محمد على ريفقي</p><p>Judul Tulisan : Apakah Toleransi Aktif Beragama Dibutuhkan?</p>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-84584148818246668662021-06-03T21:05:00.003+07:002021-06-03T21:05:14.731+07:00Mempertahankan nilai-nilai dan etika islami dalam dunia informasi dan teknologi<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvSvqXvaWR1DekdPgjWmQB0FdxCbAALf2M8pzSK48327nCjhnlbboewJ_FSCvh-WRxUm_nTIcxeO2cMVDiExTpCRWvIxkLIXFISLm6GQKZxPrdXPveO65Zj8slSfd_us_G0iDNDjK-7iU/s644/ifadus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="371" data-original-width="644" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvSvqXvaWR1DekdPgjWmQB0FdxCbAALf2M8pzSK48327nCjhnlbboewJ_FSCvh-WRxUm_nTIcxeO2cMVDiExTpCRWvIxkLIXFISLm6GQKZxPrdXPveO65Zj8slSfd_us_G0iDNDjK-7iU/s320/ifadus.jpg" width="320" /></a></div><br />Perkembangan teknologi membawa pada revolusi informasi. Hal itu bisa menjadi suatu rahmat bagi umat manusia. Informasi dan berbagai macam ilmu bisa kita baca dan lihat lewat sebuah media internet dengan mudah tanpa batas ruang dan waktu. Informasi pun dapat berupa media cetak ataupun elektronik, yang online maupun offline. Menghadapi teknologi dan informasi yang semakin maju umat islam ibaratkan melintasi padang pasir yang penuh ranjau.</div><div><br /></div><div>Banyak masalah yang dihadapi dalam proses komunikasi melalui teknologi antara lain timbulnya sikap curiga pada ras, budaya, dan negara lain dikarenakan berbedanya setiap orang dalam memahami sesuatu. Sikap saling curiga karena hanya memahami atau mengenal orang dari satu sisi saja, dan merasa diri paling pintar dan tidak mau menerima pendapat orang lain.</div><div><br /></div><div>Harusnya bagi umat muslim saling mengenal untuk menjadi paling bertakwa itulah yang harus nya menjadi semangat menghadapi derasnya arus informasi dan teknologi yang makin canggih saat ini. Umat islam harus bisa menyaring berbagai ideologi dan pemikiran yang beragam dizaman ini, bisa memfilter sikap cerdas menjadi solusi menghadapi era moderen sekarang.</div><div><br /></div><div>Kita harus dapat mempertahankan nilai dan etika islmai dalam dunia teknologi dan informasi saat ini. Arus teknologi dan informasi harus disikapi dengan akhlak karimah. Menyebarkan nilai islami dan al-Qur’an melalui media informasi dan teknologi yang ada, bukan malah sebaliknya, menimbulkan kegaduhan antara umat beragama baik sesama muslim ataupun non muslim. Salah satu contoh etika dalam dunia informasi adalah dalam surah al-Hujurat ayat 6 yang berarti:</div><div><br /></div><div>“Hai orang orang yang nerima, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu”</div><div><br /></div><div>Hanya berita jujur dan sesuai fakta, yang boleh diinformasikan. Teknologi pun dapat menjadi sarana penyebaran dakwah islam. Infotaiment yang mengekpos masalah kehidupan para selebriti justru mendatangkan efek yang berlawanan dengan nilai-nilai al-Qur’an dan banyak yang berdampak negatif, tapi kita sebagai umat muslim harus dapat mengambil sisi positif saja yang bisa dijadikan panutan. Allah berfirman dalam surah al-mumtahanah ayat 6 yang berarti:</div><div><br /></div><div>“Sesungguhnya pada mereka itu (ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan) pada hari kemudian.</div><div><br /></div><div>Dab barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang mahakaya dan Maha terpuji”</div><div><br /></div><div>Jadikan al-Qur’an sebagai titik awal perubahan. Tak hanya dijadikan sebagai sumber ibadah tapi juga sebagai pedoman hidup diera sekarang ini. Dan jadikan al-Qur’an petunjuk hidup dan way of life bagi kita semaksimal mungkin, Aamiin ya rabbal alamin.</div><div><br /></div><div><i>Biodata penulis :</i></div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvFs1y5mjNqKQvZ8wqBPAer2tOTE0Tn5HSm2to56DQqH9PF8Abp-aiMpWlDnuu_TF0bJzzNBxsKU8kVZKgGPqKQPKvCbbxtuI3g-N_PFFBdF12mM2yGhJKMKX2UaOLhRfevwTRmc6yfJs/s244/ifadus+zakia.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="159" data-original-width="244" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvFs1y5mjNqKQvZ8wqBPAer2tOTE0Tn5HSm2to56DQqH9PF8Abp-aiMpWlDnuu_TF0bJzzNBxsKU8kVZKgGPqKQPKvCbbxtuI3g-N_PFFBdF12mM2yGhJKMKX2UaOLhRfevwTRmc6yfJs/s0/ifadus+zakia.jpg" /></a></div>Nama : Ifadatuz Zakia</div><div>Tempat tanggal lahir : Brebes, 28 Januari 1999</div><div>Alamat : Desa Wijahan, kecamatan Songgom kabupaten Brebes</div><div>Pekerjaan : Mahasiswa</div><div>Jenis kelamin : Perempuan</div><div>Nomor Telepon : 083102215912</div><div>Alamat email : Ifazakiaa2@gmail.com</div><div>Instagram : @ifadatuzzakiaa</div><div>Facebook : Ifadatuz Zakia</div><div>Judul tulisan : Mempertahankan nilai-nilai dan etika islami dalam dunia informasi dan teknologi</div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-18438338040028055512020-05-11T15:04:00.000+07:002020-05-11T15:05:46.031+07:001. QS. Al-Fatihah (Pembukaan) 7 ayat<ul style="border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 0px; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
<li style="border-bottom-color: rgb(183, 183, 183); border-bottom-style: dotted; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 16px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;"><div class="ayat-arab" style="border: 0px; font-family: Uthmani; font-size: 46px; line-height: 1.8; margin: 0px; padding: 0px; text-align: right; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ</div>
<div class="ayat-text" style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 16px 0px 0px; padding: 0px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
1. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang</div>
</li>
<li style="border-bottom-color: rgb(183, 183, 183); border-bottom-style: dotted; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 16px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;"><div class="ayat-arab" style="border: 0px; font-family: Uthmani; font-size: 46px; line-height: 1.8; margin: 0px; padding: 0px; text-align: right; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ</div>
<div class="ayat-text" style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 16px 0px 0px; padding: 0px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,</div>
</li>
<li style="border-bottom-color: rgb(183, 183, 183); border-bottom-style: dotted; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 16px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;"><div class="ayat-arab" style="border: 0px; font-family: Uthmani; font-size: 46px; line-height: 1.8; margin: 0px; padding: 0px; text-align: right; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ</div>
<div class="ayat-text" style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 16px 0px 0px; padding: 0px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
3. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,</div>
</li>
<li style="border-bottom-color: rgb(183, 183, 183); border-bottom-style: dotted; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 16px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;"><div class="ayat-arab" style="border: 0px; font-family: Uthmani; font-size: 46px; line-height: 1.8; margin: 0px; padding: 0px; text-align: right; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ</div>
<div class="ayat-text" style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 16px 0px 0px; padding: 0px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
4. Pemilik hari pembalasan.</div>
</li>
<li style="border-bottom-color: rgb(183, 183, 183); border-bottom-style: dotted; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 16px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;"><div class="ayat-arab" style="border: 0px; font-family: Uthmani; font-size: 46px; line-height: 1.8; margin: 0px; padding: 0px; text-align: right; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ</div>
<div class="ayat-text" style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 16px 0px 0px; padding: 0px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.</div>
</li>
<li style="border-bottom-color: rgb(183, 183, 183); border-bottom-style: dotted; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 16px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;"><div class="ayat-arab" style="border: 0px; font-family: Uthmani; font-size: 46px; line-height: 1.8; margin: 0px; padding: 0px; text-align: right; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
اِھْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيْمَ</div>
<div class="ayat-text" style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 16px 0px 0px; padding: 0px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus</div>
</li>
<li style="border-bottom: none; border-image: initial; border-left: 0px; border-right: 0px; border-top: 0px; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 16px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;"><div class="ayat-arab" style="border: 0px; font-family: Uthmani; font-size: 46px; line-height: 1.8; margin: 0px; padding: 0px; text-align: right; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
صِرَاطَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ ۙ غَيۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّآلِّيۡنَ</div>
<div class="ayat-text" style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 16px 0px 0px; padding: 0px; text-size-adjust: auto; vertical-align: baseline;">
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.</div>
</li>
</ul>
Raisa Hakimhttp://www.blogger.com/profile/03337714920729722774noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-34744201490048445092020-04-28T10:29:00.001+07:002020-04-28T10:30:09.700+07:00Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam sore bersama Ust Didin Saepudin dan Ust Eris Ma'ruf, Senin, 27 April 2020<div>Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam sore bersama Ust Didin Saepudin dan Ust Eris Ma'ruf, Senin, 27 April 2020</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Maksud dari hadis tdk ada shaum bagi yg tdk berniat. Apakah hrs melafalkan niat yg ada dlm hati?</div><div>*Jawab*</div><div>Ketika dari malam hari kita sdh bersiap dgn menu sahur, artinya kita sdh menetapkan hati utk melaksanakan shaum pd keesokan harinya.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Ada saat2 doa diijabah,, utk menjelang buka, bbrp menit sblm berbuka doa diijabah?</div><div>*Jawab*</div><div>Orng dlm kondisi shaum besar peluangnya oleh Allah diijabah doanya, yaitu selama shaum hingga berbuka. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div> Apakah boleh mencium dan bercumbu sama istri dibulan Ramadhan?</div><div>*Jawab*</div><div>Utk pasangan yg msh berusia muda tdk diperbolehkan, krn dikhawatirkan tdk dpt menahan, hingga kebablasan jima'</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Kalau seseorng sdh khatam Qur'an apakah hrs membaca khotamul Qur'an?</div><div>*Jawab*</div><div>Tdk ada doa khusus saat kita khatam Qur'an. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Mohon di terangkan Qur'an surat Yusuf ayat ke 53, yg di maksud nafsu yg di beri rahmat oleh Tuhan ku ?</div><div>*Jawab*</div><div>Yg dimaksud nafsu yg diberi rahmat adalah nafsu yg senantiasa terbimbing oleh syariat2 Allah dan aturan2nya, sehingga dia mendapatkan ketuma'ninahan dlm menjalankan apapun dlm segala kondisi yg dihadapi.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Rasulullah saw. bersabda: "Bukan termasuk golongan kami, orang yang menampar pipi (ketika tertimpa musibah), merobek-robek baju atau berdoa dengan doa (cara) Jahilyah (meratapi kematian mayit seraya mengharap-harap celaka)." (HR. Muslim)</div><div><br></div><div>Apakah maksud dr hadist itu..</div><div>*Jawab*</div><div>Maksudnya adalah orng2 yg tdk mau menerima takdir atau musibah, hingga meratap dan menangis berlebihan sampai merobek2 pakaian, menampar2 pipi dll. Krn hal itu mrpkn kebiasaan orng2 jahiliyah.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Jika pd saat melaksanakan sholat taraweh, saya suka sambil duduk pd saat witirnya, apakah boleh?</div><div>*Jawab*</div><div>Yg tahu kondisi kita adalah diri kita sendiri. Sesuai dgn hadis Nabi,, _apabila tidak sanggup sambil berdiri, sambil duduk_ jd tdk perlu memaksakan sambil berdiri jika memang tdk kuat. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Di masjid tempat saya penyaluran zakatnya dua atau tiga hari sebelum hari raya. Sah atau tidak zakat fitrah saya?</div><div>*Jawab*</div><div>Sah sebagai shodaqoh biasa dan bukan sbg zakat fitrah. </div><div>Lbh baik cari yg menyalurkan zakatnya sesuai dgn syariat.</div><div>Krn pembayaran zakat fitrah tdk terikat oleh tempat.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Kami menyerahkan zakat fitrah 5 hari sebelum i'ed ,tapi amil zakat menyerahkannya ke mustahiq malam takbiran, padahal saya berharap ba'da subuh.bagaimana ibadah zakat fitrah saya?</div><div>*Jawab*</div><div>Sekiranya kita merasa ragu thd ketidak amanahan atau kekurangtahuan Amil zakat yg akan menyalurkan zakat fitrah kita, sebaiknya dititipkan ke lembaga yg betul2 bisa amanah dlm melaksanakannya. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Apakah tdk sopan ketika ingin cuci tangan ketika orng lain berwudhu?</div><div>*Jawab*</div><div>Kita tunggu saja sesuai dgn antrian, meskipun kita hanya akan cuci tangan.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Kalau berdoa diwaktu tarawih, setelah formasi tarawih 4-4 atau setelah witirnya?</div><div>*Jawab*</div><div>Sebaiknya di akhir sholat saja dan doanya bisa apa saja sesuai dgn kebutuhan kita.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Utk zakat fitrah, mengingat waktu misalkan setelah sholat subuh tdk sempat diberikan,, lalu sebelum sholat Ied via telpon dihubungi kpd mustahiknya, sementara krn waktunya mepet mau sholat Ied, apakah boleh memberitahukan dahulu via telpon dan zakatnya baru diberikan setelah sholat Ied. Apakah sah zakatnya?</div><div>*Jawab*</div><div>Kondisi kita hari ini dgn segala fasilitas yg memudahkan kita, sehingga terkadang kita terlalu menganggap mudah.</div><div>Jika sekiranya tdk siap sbg penyalur zakat, jgn terlalu memaksakan. </div><div><br></div><div>Salah satu hikmah dari zakat fitrah yg waktunya sempit (mudoyyak) :</div><div>1. Spy kita betul2 terstruktur dan disiplin dlm menetapkan target mustahik</div><div>2. Supaya zakatnya cepat terdistribusikan dan benar2 tepat waktu</div><div>3. Supaya kita lbh prioritas kpd fakir miskin yg lbh dekat.</div><div><div>______________</div><div>Mari kita berinvestasi akhirat</div><div>dengan program wakaf untuk</div><div>pembangunan dan sarana pendidikan</div><div>Salurkan Dana Dakwah Anda ke:</div><div>REK BRI 0886.01.032045.53.7 an Yayasan Dialog Islam</div></div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-89080061571683308352020-04-27T08:57:00.001+07:002020-04-27T08:59:11.576+07:00Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam subuh bersama Ust Anshorudin Ramdhani, Sabtu, 25 April 2020<div>Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam subuh bersama Ust Anshorudin Ramdhani, Sabtu, 25 April 2020</div><div><br></div><div><br></div><div>*PROLOG*</div><div>Rasulullah lbh senang mengakhirkan sahur, berbeda dgn waktu berbuka, Rasulullah lbh senang menyegerakan berbuka.</div><div><br></div><div>Sebagaimana yg dinyatakan dlm hadis riwayat dari Imam An-Nasa'i yg bersumber dari Abu Athiyah yg pernah bertanya pd Aisyah r.a. _Aku berkata pd Aisyah, diantara kita ada dua orng dan salah seorang diantaranya menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, sedangkan yg lain mengakhirkan berbuka dan menyegerakan bersahur. Ia bertanya, " siapakah diantara keduanya yg menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur? Aku menjawab, "Kata Abdullah bin Mas'ud, demikianlah Rasulullah SAW melakukannya_</div><div><br></div><div>Dlm hadis yg lain, riwayat Imam Ahmad, _umatku akan senantiasa berada dlm kebaikan selama mrk menyegerakan berbuka dan mengakhirkan makan sahur_</div><div><br></div><div>Dlm teknisnya,, saat wkt maghrib sdh masuk, kita berdoa, boleh scr umum, yaitu _Bismillaahirrahmaan nirraahiim_ atau berdoa scr khusus utk berbuka shaum _Dzahabazh zhoma'u wabtallatil 'uruuq wa tsabatal ajru insyaa Allaah_ </div><div>Telah hilang rasa haus dan telah basah tenggorokan dan semoga ada pahala yg ditetapkan, insya Allah.</div><div><br></div><div>Menyegerakan berbuka dan mengakhirkan makan sahur termasuk sunah. </div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Ada yg berpendapat bhw doa berbuka pd prolog diatas dhoif, mohon penjelasannya</div><div>*Jawab*</div><div>Jika hanya melihat satu jalur, sepertinya hadis ini dhaif, tp jika melihat bbrp jalur, hadis ini saling menguatkan, derajatnya naik menjd hasan, ini mnrt penelitian bbrp ahli hadis, </div><div>Jd jika dibandingkan dgn doa berbuka shaum yg selama ini kita kenal, _Allohumma lakashumtu wabika amantu wa 'ala rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin_ derajatnya sangat lemah. </div><div>Secara ilmu hadis atau musholahul hadis, hadis ini lemah, krn ada rawi yg statusnya majhul hal (tdk dikenal sifat dan keadaaannya) yg bernama Hasyim bin Said Ashimsyar.</div><div>Bbrp pendpt ahli hadis ttng Hasyim bin Said,</div><div>- Imam Al Hakim berpendpt bhw dia sangat munkar</div><div>-Imam Al Bayhaqi mengatakan dhaif</div><div>-Ibnu Hajar mengatakan munkar</div><div>-Imam Bukhari & Imam Muslim mengatakan, "Dia suka meriwayatkan hadis2 yg aneh"</div><div>-Imam Adz-Dzahabi mengatakan, "Para ulama ahli hadis mendhoifkan/melemahkan."</div><div>Karena riwayat ini munkar dan tdk bisa menjadi syahid/penguat.</div><div><br></div><div>Ada memang yg lbh menyukai berdoa dlm bhs Arab atau yg menggunakan bhs Nabi, namun alangkah lbh baiknya jika kita mendahulukan yg sdh melalui penelitian ilmiah mnrt ilmu hadis ttng derajat hadis tsb.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Saya laki2 pekerja berat, apakah boleh berbuka, bgmn mengqodhonya?</div><div>*Jawab*</div><div>Dlm Al Qur'an, pekerja berat termasuk pd orang2 yg sebenarnya bisa melaksanakan sbaum, tp memberatkan/memayahkan, sehingga diberi keringanan oleh Allah utk berbuka dan memberi fidyah, jika tdk sanggup membayar fidyah, maka dia yg berhak menerima bantuan pangan dan sandang dr para aghnia.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Mohon dalil kalau ma'mun cukup mendengarkan bacaan imam dlm sholat yg dizaharkan</div><div>*Jawab*</div><div>Dalam QS Al A'raf 204</div><div>_Apabila dibacakan Al Qur'an maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapatkan rahmat_</div><div><br></div><div>Ayat ini diturunkan sehubungan dgn peristiwa dimana para sahabat yg berma'mum dibelakang Rasulullah suka mengobrol saat sholat, dan ada yg mengikuti bacaan Rasulullah dalam sholat yg dizaharkan.</div><div><br></div><div>Abu Hurairah berkata, _"Ayat ini diturunkan berkenaan dgn bacaan keras pd waktu sholat dibelakang Rasulullah SAW yg menjadi imam."_</div><div>HR Ibnu Abi Hatim.</div><div><br></div><div>HR Imam Muslim, dari Abu Musa Al Asyari ra, </div><div>_Sesungguhnya imam itu diangkat utk diikuti dan ditaati. Apabila imam takbir, maka bertakbirlah kamu dan apabila imam membaca ayat, maka diamlah_</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bolehkan sholat taraweh diakhirkan dan bila berjamaah dgn istri, bgmn posisi shafnya, apakah sejajar atau kebelakang?</div><div>*Jawab*</div><div>Boleh, krn dimensi waktu taraweh/tahajud dari isya hingga menjelang subuh. </div><div><br></div><div>Bbrp penamaan sholat malam</div><div>- Tahajud,, </div><div>Dilakukan di 1/3 malam setelah tidur, QS Al Isra 78-80</div><div>- Tarawih</div><div>Ini adalah istilah para ulama krn dilakukan dlm suasana tenang/tumaninah/tdk tergesa2. Dinamakan jg sholat qiyamu romadhon krn dilakukan pd bulan ramadhan</div><div>- Witir</div><div>Krn jumlahnya ganjil.</div><div><br></div><div>Dlm HR Imam An-Nasai, Imam Ahmad, _Rasulullah mengatakan, tidak ada dua witir dlm satu malam._</div><div><br></div><div>Jika kita melaksanakan sholat taraweh di awal malam, lalu terbangun di 1/3 malam,, kita tdk boleh melaksanakan tahajud lagi, kecuali jika melaksanakn tarawehnya dicicil, misal setelah isya 4 rakaat dulu kmdn tidur. Pd saat menjelang sahur tinggal dilengkapi kekurangannya/disempurnakan. Formasinya bisa 2-2-2-2-3, atau 2-2-2-2-2-1.. </div><div><br></div><div>Namun apabila sholat tarawih dilaksanakan langsung setelah sholat isya, maka formasinya sdh muqoyyad yaitu 4-4-3. </div><div><br></div><div>*Posisi sholat berjamaah dgn istri adalah, istri di belakang*</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bgmn cara membayar fidyah, apakah saat hari tdk shaum itu atau bgmn?</div><div>*Jawab*</div><div>Lebih cepat lebih baik. </div><div>Bisa dibayar perhari atau nanti setelah akhir bulan ramadhan. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Di masjid saya ada kalau seling tarawih suka membacakan "wabarik wasalim alaik" . Sambil teriak. Apakah itu Hadis nya?</div><div>*Jawab*</div><div>Tdk ada hadisnya.</div><div><br></div><div>Tujuannya baik yaitu bersholawat pd Nabi, tp caranya yg sambil teriak, adalah tdk benar. Bersholawat artinya mendoakan,, seharusnya dilakukan dgn baik dan sopan.</div><div><br></div><div>Jika disuruh melakukan kebaikan caranya pun hrs benar.</div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bagaimana hukumnya sholat sambil membaca mushaf</div><div>*Jawab*</div><div><br></div><div>Solat sambil memegang mushaf</div><div><br></div><div>Dalam menyikapi masalah ini para ulama berbeda pendapat.Sebagian membolehkannya dan sebagian lain mengatakan bahwa hal itu membatalkan shalat.</div><div>1.Kalangan yang Membolehkan</div><div>Di antara yang membolehkan shalat sambil memegang dan membaca dari mushaf antara lain al-Imam Malik, al-Imam as-Syafi’i, al-Imam Ahmad bin Hanbal, Abu Yusuf.</div><div>Namun meski mereka memandang bahwa shalat sambil membaca mushaf Alquran bukanlah hal yang terlarang, namun lebih dikhususkan untuk shalat sunnah atau nafilah dan bukan shalat wajib.</div><div>Selain itu mereka tetap mensyaratkan agar tidak terlalu banyak gerakan yang akan mengakibatkan batalnya shalat. Hal itu mengingat bahwa dalam pandangan para ulama syafi’i misalnya, tiga kali gerakan yang berturut-turut tanpa jeda sudah dianggap membatalkan shalat. Meski membolehkan, namun mereka tetap mengatakan bahwa shalat dengan menghafal langsung tanpa membaca dari mushaf tetaplah lebih utama dan lebih baik.</div><div>Imam Nawawi berkata dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhaddzab: “Orang yang membaca mushaf ketika salat tidaklah batal salatnya, sekalipun ayat yang dibaca telah dihapalnya atau tidak. Bahkan hukumnya bisa menjadi wajib bila orang itu ternyata tidak hapal surah alfatihah. Dan dalam hal ini membolak-balik lembaran mushaf pun tidak membuat batal salatnya, dan tidak batal pula bila yang dibaca hanya berupa lembaran kertas bukan mushaf yang akhirnya membuat dirinya membaca terulang dan terbata-bata hingga waktu yang lama, tapi hal ini makruh dikerjakan”. (al-Majmu’, juz 4 hal. 27)</div><div>Imam Rahibani mengutip pendapat mazhab Hambali sebagai berikut: “Diperbolehkan bagi orang yang salat membaca quran dari mushaf. Imam Ahmad sendiri berkata: tidak mengapa mengimami orang banyak tapi membaca ayat quran dengan melihat mushaf. Imam Zuhri ditanya tentang orang yang membaca ayat dalam salatnya di bulan Ramadan dengan melihat mushaf, maka beliau menjawab: pemuka-pemuka mazhab Hambali membaca quran dari mushaf”. (Matholib Aula al-Nahy, juz 1 hal 483-484)</div><div>Dalil-dalil yang dijadikan landasan kebolehan</div><div>a. Zakwan mengimami Aisyah ra. dengan melihat mushaf. Diriwayatkan bahwa sahaya Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha yang bernama Zakwan telah shalat menjadi imam bagi Aisyah ra. di bulan Ramadhan. Dia menjadi imam sambil membaca Alquran dari mushaf. Riwayat ini sampai kepada kita melalui Ibnu Abi Syaibah (al-Mushannaf, juz 2 hal. 123)dan al-Baihaqi (as-Sunan al-Kubro juz 2 hal. 253) Kisah ini dirawayatkan pula oleh al-Bukhari secara mu’allaq (Shahih al-Bukhari juz 1 hal.245 bab Imamah al-‘Abd walMaula)</div><div>b. Nabi saw. shalat sambil menggendong anak</div><div>Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abi Qatadah bahwa Rasulullah saw. shalat sambil menggendong anak (cucu beliau).</div><div>Dari hadis itu diambil pemahaman (mafhum muwafaqah fahwal khitab) kalau menggendong anak saja tidak membatalkan shalat, apalagi bila sekedar memegang mushaf. Padahal memegang mushaf itu punya manfaat tersendiri agar tidak salah bacaan, serta bermanfaat buat yang belum hafal Quran dari ingin membaca lebih banyak di dalam shalat.</div><div>c. Nabi saw. terganggu salatnya tapi tetap meneruskan</div><div>Dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah merasa terganggu konsentrasi shalatnya ketika melihat al-khamishah (kain empat persegi terbuat dari wol), namun tidak ada keterangan bahwa beliau mengulangi shalatnya. Beliau bersabda, “Benda itu melalaikanku dari shalatku”. (H.r. al-Bukhari danMuslim)</div><div>Terganggunya shalat tidaklah membatalkannya. Karena tidak ada keterangan beliau mengulangi shalatnya. Maka demikian juga dengan memegang mushaf, meski barangkali agak mengganggu namun tidak lantas membatalkan shalat.</div><div>2. Pendapat yang Mengatakan Batalnya Shalat</div><div>Namun ada pendapat yang tidak membolehkannya secara mutlak, yaitu pendapat kalangan mazhab Al-Hanafiyah dan Az-Dzahiriyah.</div><div>Pendapat mereka didasari oleh beberapa hal, di antaranya:</div><div>a. Hadits Ibnu Abbas ra.</div><div>Dalam kitab Al-Mashahif, Imam Ibnu Abi Daud meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas ra. berkata, “Amirul Mukminin melarang kami untuk menjadi imam shalat di depan orang-orang sambil melihat ke mushaf.”</div><div>b. Melihat mushaf sama dengan berbicara dengan orang lain Selain dengan hadits di atas, larangan membaca dari mushaf yang mereka pegang beralasan bahwa membaca dari mushaf sama kedudukannya dengan talqin (dibacakan oleh orang lain).</div><div>Dan talqin itu sama dengan berbicara dengan orang di luar shalat. Sedangkan berbicara dengan orang lain yang tidak ikut shalat itu membatalkan shalat.</div><div>c. Selain itu, alasan pelarangannya karena membaca dari mushaf itu umumnya dilakukan sepanjang bacaan shalat. Ini berbeda dengan kasus imam yang lupa bacaan quran dan diingatkan oleh makmum. Dalam kasus itu, meski seolah ada ‘pembicaraan’ antar imam dan makmum, namun yang terjadi hanya sesekali saja, tidak sepanjang shalat.</div><div>Sedangkan membaca dari mushaf didudukkan seperti imam berbicara dengan orang lain, meski hanya lewat tulisan saja.</div><div>3. Pendapat Kami</div><div>Membaca ayat dari mushaf ketika salat melanggar beberapa ketentuan salat, antara lain:</div><div>(1) Ketika salat mata atau pandangan haruslah melihat kepada tempat sujud (kecuali pada saat tasyahud melihat kepada telunjuk yang digerak-gerakan). Apabila salat sambil membaca mushaf berarti ketentuan ini dengan sengaja dilanggar</div><div>(2) Ketika salat disyariatkan menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri (tangan kiri digenggam oleh tangan kanan). Apabila salat sambil membaca mushaf, tentu saja mushafnya dipegang. Ini berarti sengaja melanggar ketentuan posisi tangan ketika salat.</div><div>(3) Ketika salat tidak dibenarkan bergerak selain melakukan kaifiyat salat, kecuali ada ilat (sebab) yang dibolehkan syariat, antara lain: (a) membunuh binatang yang membahayakan orang yang sedang salat, (b) berisyarat menjawab salam, (c) berjalan untuk membuka pintu. Sedangkan ketika seseorang salat sambil membawa mushaf maka hal itu akan menyebabkan seseorang banyak bergerak karena “mushaf” yaitu membuka, menutup, meletakannya di ketiak atau di saku dan sebagainya.</div><div>Bagaimana dengan makmum ? Pelanggarannya sama dengan di atas dan ditambah dengan ketentuan lain, yaitu jika Imam membaca, maka makmum haruslah mendengarkan, bukan membaca mushaf. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Apakah Benar sebutan Ramadhan Karim atau Ramadhan Mubarak?</div><div>*Jawab*</div><div>Dua2nya benar dan boleh.</div><div>Ramadhan Karim artinya Ramadhan Mulia, sdngkn Ramadhan Mubarak artinya Ramadhan Diberkahi. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Mohon dijelaskan tata cara sujud tilawah pd ayat sajdah dlm QS Al 'Alaq, kapan sujud tilawah dilakukan, apakah pd kalimat _wasjud_ atau pd kalimat _waqtarib_ ?</div><div>*Jawab*</div><div>Ketika kita sedang membaca ayat ini, baik ketika sdng sholat maupun diluar sholat maka sujud. Apabila dlm sholat, saat imam membaca *wasjud waqtarb* kalau imam sujud, maka itu sujud tilawah, ma'mum bersujud mengikuti imam. Namun jika imam tdk sujud, ma'mum tdk perlu sujud. </div><div><br></div><div>Epilog</div><div>Mudah2an Allah SWT memberikan bimbingan, hidayah dan taufik disepanjang jalan hidup kita. </div><div>Semoga di Ramadhan ini menumbuhkan keberanian dlm diri utk membantu yg lain yg bernilai ibadah.</div><div><div>______________</div><div>Mari kita berinvestasi akhirat</div><div>dengan program wakaf untuk</div><div>pembangunan dan sarana pendidikan</div><div>Salurkan Dana Dakwah Anda ke:</div><div>REK BRI 0886.01.032045.53.7 an Yayasan Dialog Islam</div></div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-74355363589179395352020-04-26T00:25:00.001+07:002020-04-27T08:59:45.391+07:00Rangkuman Tanya jawab kajian Dialog islam sore bersama Ustadz Didin Saepudin, Jumat, 24 April 2020<div>Rangkuman Tanya jawab kajian Dialog islam sore bersama Ustadz Didin Saepudin, Jumat, 24 April 2020</div><div> </div><div><br></div><div>Tanya</div><div>Buku2 apa saja yg bisa dibaca disaat kondisi PSBB sekarang ini, yg direkomendasikan oleh Pak Ustadz, yg ada hubungannya dgn masalah keagamaan</div><div>Jawab</div><div>Ada banyak buku yg bisa dibaca, namun sebelum membeli buku, kita tentukan lbh dulu kriteria buku apa yg ingin dibaca atau keilmuan apa yg ingin kita dalami lagi. Misal tauhid. Fiqh atau buku2 hadis dlsbg. </div><div><br></div><div>Tanya</div><div> Apakah benar ada sunah membaca QS Al A’la, Al kafirun dan Al Ikhlas pada tiga rakaat terakhir di sholat tarawih?</div><div>Jawab</div><div>Sebetulnya bkn anjuran, hanya kebiasaan Nabi disetiap sholat dalam kondisi 3 rakaat witir sholat tahajud, Beliau membaca ketiga surat tsb, yaitu surat Al A’la, Al kafirun dan Al Ikhlas, ini hanya semata apa yg dilakukan tnp diiringi perintah secara khusus pd kita utk membaca ketiga surat tsb dlm sholat 3 rakaat witir. Selain itu, Rasulullah juga ada kebiasaan membaca surat2 tertentu dlm sholat subuh dan sholat jumat. </div><div>Ada bbrp hadis yg meriwayatkan tentang kebiasaan Nabi dlm witir membaca Al A’la, Al Kafirun dan Al ikhlas. Setidaknya ada riwayat dari Abu Dawud, Ibnu Majab, yg meriwayatkan dari 2 rawi, yaitu Ubay bin kaab dan Ibnu Abas. Namun meskipun ada sdkt ikhtilaf ulama dlm bacaan ini, krn dipandang sbg riwayat yg lemah yg tdk bisa dijadikan hujjah krn ada salah seorng rawi yg tergolong rawi yg dhaif yaitu Yahya bin Ayyub. Namun hanya dari satu kategori inipun kita tidak bisa serta merta menyatakan riwayat ini lemah, sebab ada jalur2 lain yg setidaknya bisa memperkuat bhw riwayat ini adalah riwayat yg bisa kita lakukan, tp dgn catatan bhw apa yg biasa kita baca bkn mrpkn suatu keharusan krn hanya semata2 sbg perbuatan Nabi yg tdk diiringi perintah oleh Nabi utk umatnya. Ini tdk menunjukkan wajib. Jadi kita boleh membaca selain dari ketiga surat tsb. </div><div><br></div><div>Tanya</div><div>Kalau sholat isya dan tarawih, imam dan ma’mumnya perempuan, sebaiknya bacaannya dizaharkan atau disirkan ?</div><div>Jawab</div><div>Silahkan zaharkan saja krn semuanya perempuan. Berjamaah dlm kondisi umum/biasa yg dilakukan oleh jamaah laki2, itu berlaku jg aturan utk jamaah perempuan. Kecuali kalau perempuannya bergabung dgn laki2. </div><div>Aturan sholat berjamaah hanya satu, krn contohnya hanya Raulullah saja. Selama tdk ada yg mengkhususkan dari dali, maka berlaku keumuman yg dicontohkan oleh Rasulullah.</div><div><br></div><div>Tanya</div><div>Adakah batas waktu berapa kali yg diijinkan oleh aturan agama utk tdk sholat jumat, walaupun ada sebab?</div><div>Jawab</div><div>Tdk ada batas waktu. Yg ada adalah hadis “meninggalkan jumat 3x berturut2 secara sengaja tnp uzur, tanpa alasan, maka akan diberikan neraka jahanam, krn dikategorikan murtad atau kekufuran. Tapi utk kondisi sekarang msh bisa dilaksanakan sholat jumat di rmh dgn tetangga atau dgn anggota keluarga yg laki2 yg sdh baligh. </div><div><br></div><div>Tanya</div><div>Apa betul ada larangan menggulungkan pakaian dan mengikat rambut utk laki2 ketika sedang sholat?</div><div>Jawab</div><div>Rasulullah SAW melarang seseorng utk mengatur rambutnya ketika akan sujud dan tdk boleh terhalang oleh pakaiannya yg dilipat.</div><div>Hadis ini berhubungan dgn kekhusyuan dlm sholat, artinya larangan tsb bkn berhubungan dgn larangan yg sifatnya haram, tapi hrs kita perhatikan bhw, kalau kita bisa menghindari apa yg dilarang oleh Nabi tsb, maka kita diharapkan akan mendapatkan derajat kekhusyuan yg tinggi.</div><div><br></div><div>Tanya</div><div>Lbh baik mana di bulan Ramadhan ini, mengutamakan menambah hafalan Al Qur’an atau menamatkan bacaan 30 juz?</div><div>Jawab</div><div>Jika kita sdh sering khatam Al Qur’an, sekarang tambah hafalannya, tp bacaan Al Qur.an hrs tetap dilakukan setiap hari.</div><div><br></div><div>Tanya</div><div>Apakah ada doa khusus setelah sholat tarawih atau sama saja dgn doa seteelah tahajud?</div><div>Jawab</div><div>Selama tdk ada dalil hadis Nabi yg shahih, maka tdk perlu kita amalkan. Krn tdk ada dalil yg shahih ttng amalan doa menjelang ramadhan, bermaaf2an sebelum ramadhan, doa khusus setelah sholat tarawih, doa niat shaum. Yg ada adalah doa berbuka shaum saja.</div><div><br></div><div>Tanya </div><div>Ada dua pertanyaan yg ingin saya tanykan</div><div>1. Kalau perempuan pas sholat telapak kakinya terlihat krn mukenanya tdk sadar tersingkap. Apakah sholatnya sah atau tidak?</div><div>2 Kalau kita melihat hal tersebut, bgmn cara memberitahunya, menunggu sholatnya selesaikah baru dikasih tahu atau bgmn?</div><div>Jawab</div><div>Segala sesuatu krn ketidaksengajaan tdk akan termasuk pd catatan yg hrs kita pertanggungjawabkan. </div><div>Sholatnya tetap sah.</div><div>Kita bisa menutupkan mukenanya saat dia sedang sholat sambil kita bicara dan memberitahunya </div><div><br></div><div>Tanya</div><div>Utk formasi tarawih 4-4-3 bisa diganti ?</div><div>Jawab</div><div>Sampai hari ni yg kami dptkan keterangan syar’inya ttng taraweh, tdk pernah ada formasi selain 4-4-3, namun formasi yg selain itu, tdk sampai bid’ah. Hanya jika kita mencari sesuatu yg paling faktual ttng sholat tarawih di zaman Nabi adalah 4-4-3</div><div><br></div><div>Tanya</div><div>Bagaimana keutamaan sholat tarawih?</div><div>Jawab</div><div>Di bulan Ramadhan ajakan utk melaksanakan sholat tarawih berjamaah memang digaungkan oleh Rasulullah, berbeda dgn sholat tahajud di hari2 biasa diluar Ramadhan, tdk ada ajakan scr khsusus. Oleh karenanya sholat berjamaah melaksanakan qiyamu Ramadhan lbh utama/afdhal, tp munfarid pun sah.</div><div><br></div><div>Tanya</div><div>Utk bacaan surat stlh Al Fatihah dlm sholat tarawih, apakah boleh surat Al Baqarah misalnya dipotong menjdai 11x</div><div>Jawab</div><div>Pada dasarnya bacaan surat di sholat apapun kembali pd perintah umum dlm Al Qur’an, “bacalah yg mudah dlm hatimu dari hafalan Qur’an itu” artinya, bacaan surat dlm sholat tarawihpun bacalah yg mudah, tp tdk terlalu menganggap enteng, tp tdk boleh juga terlalu memaksakan. Apakah mau disambung, semua tergantung pd kemampuan kita. </div><div>Dan utk imam sebaiknya melihat juga kondisi ma’mum, jika diantara ma’mum banyak yg sdh sepuh, sebaiknya bacaannya jgn yg terlalu panjang. Tp jgn pula krn alasan tsb, imam membaca surat2 yg sangat pendek pdhl ma’mumnya anak2 muda semuanya. </div><div><br></div><div>Tanya </div><div>Apakah disetap awal rakaat sholat di bulan Ramadhan setelah takbiratul ihram membaca doa iftitah?</div><div>Jawab</div><div>Iftitah itu kaitannya dgn takbiratul ihram dan takbiratul ihram ada disetiap awal mendirikan sholat., berrarti setelah takbiratul ihram membaca doa iftitah dan ta’awudz</div><div><br></div><div>Tanya</div><div>Mulai dan sampai kapan rentang waktu sholat tarawih dpt dilaksanakan?</div><div>Jawab</div><div>Sholat tarawih boleh kita laksanakan tdk lansung berurutan dgn sholat isya, kita boleh melaksanakan sesuai dgn kebiasaan kita. Missal kita sdh terbiasa melaksankan tahajud di 1/3 malam, boleh, sebab pd dasarnya tarawih adalah tahajud diluar ramadhan, sebagaimana yg biasa dilakukan oleh Umar bin Khatab, dmn setaip ramadhan, Umar bin khatab mengontrol tiap masjid dan menunjuk sahabat tertentu utk jd imam, sedangkan Umar sendiri melaksanakan tarawihnya sesaat sebelum melaksankan sahur. Tahajudpun boleh dilaksanakan setelah sholat isya, krn tidur dulu bkn mrpkn syarat sahnya sholat tahajud, hanya lbh afdhal. </div><div><br></div><div>Tanya </div><div>Apabila punya kebiasaan yg sama melaksanakan tahajud, apakah masih boleh melaksanakan sholat tarawih diakhir malam scr berjamaah?</div><div>Jawab </div><div>Boleh </div><div>Krn qiyamu romadhon berbeda dgn tahajud dlm pelaksanaannya, dmn sholat tahajud tdk dicontohkan dilaksanakan scr berjamaah.</div><div><br></div><div>Tanya </div><div>Ada yg mewajibkan sehari sebelum shaum hrs keramas, apakah ada dalilnya?</div><div>Apakah benar jika kita sdh mandi junub dari haid, setelah dhuhur kita hrs ikut shaum?</div><div>Jawab </div><div>Tdk ada, itu adalah kebiasaan orng2 Hindu yg mandi suci di Sungai Gangga, mrk percaya, mandi dengan air di Sungai Gangga bisa membersihkan dosa yg pernah diperbuat.</div><div><br></div><div>Jika bersih pas dhuhur, kmdn kita beberesih mandi, kepentingan kita mandi beberesih dari haidh adalah utk sholat, adapun shaumnya baru esok harinya ikut.</div><div><br></div><div>Tanya </div><div>Apakah dlm sholat tahajud/tarawih formasi 4-4-3 ada tasyahud awal?</div><div>Jawab</div><div>Tidak ada</div><div><br></div><div>Tanya</div><div>utk memberikan makanan setiap ramadhan apakah berpahala dgn orng yg shaum tsb dan termasuk riya kah, krn di komplek saya memberikan makanan itu perblok2 rmh sesuai jadwal dari Pak RT</div><div>jawab</div><div>memberikan makan pd yg shaum memdptkan pahala sprt orng yg shaum tsb. Kita dianjurkan utk memberi makan pd yg shaum, hanya hrs ditetapkan dulu mana yg benar2 membutuhkan. Urusan riya tidaknya bkn urussan kita, riya urusan diri sendiri dgn Allah. Dan dlm memberikannya jgn sampai merendahkan atau menyinggung orng yg kita beri.</div><div><div>______________</div><div>Mari kita berinvestasi akhirat</div><div>dengan program wakaf untuk</div><div>pembangunan dan sarana pendidikan</div><div>Salurkan Dana Dakwah Anda ke:</div><div>REK BRI 0886.01.032045.53.7 an Yayasan Dialog Islam</div></div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-73481699481400911492020-04-25T13:23:00.001+07:002020-04-27T09:00:01.845+07:00Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam subuh bersama Ust Ari Noviana dan Ust Latief Awaludin, Jum'at, 24 April 2020<div>Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam subuh bersama Ust Ari Noviana dan Ust Latief Awaludin, Jum'at, 24 April 2020</div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Apakah dosa kalau kita dpt titipan zakat harta dlm.bbrp amplop yg isinya lmyn besar. Begitu tau isisnya, trs kita pecah/dibagi2 utk bbrp orng, pdhl dari yg ngasih, itu jatah utk 10 orng, tp dibagi menjd jatah utk 20 orng. Misalnya total dari 10 amplop itu 1jt, kmdn kita bagi menjd 20 amplop dgn nominal uang 50rb/amplopnya. </div><div>Krn situasi begini bnyk jg yg membutuhkannya.</div><div>*Jawab*</div><div>Menyalurkan zakat maliyah sunahnya oleh lembaga/ AMIL,</div><div>Namun jika seseorng ketika akan melakukan suatu pekerjaan atau tindakan memerlukan jasa orng lain,, maka boleh muzaki menitipkan zakatnya pd wakilnya yg dipercaya utk disampaikan pd para mustahik. </div><div>Posisi sbg wakil hrs amanah, pd dasarnya jika muzaki menitipkan 1jt utk 10 orng, maka hrs utk 10 orng tsb. Apalagi jika amanahnya muqoyyad/ditentukan sprt itu. </div><div><br></div><div>Tp jika posisinya sbg AMiL, AMIL lah yg bisa menentukan kpd siapa zakat tsb diberikan dan muzaki tdk bisa mengintervensi keputusan lembaga AMIL kpd siapa zakat tsb diberikan. </div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Kalau di bulan Ramadhan sholat malam disebutnya sholat tarawih yg pelaksanaannya bisa langsung stlh sholat isya.. Kalau dihari2 biasa bolehkah sholat tahajud tnp diselang tidur lbh dahulu?</div><div>*Jawab*</div><div>Melaksanakan sholat malam lbh utama di 1/3 malam, tp hal ini tdk muqoyyad. Jika dikhawatirkan tdk bisa bangun di 1/3 malam, boleh sholat tahajud sebelum tidur.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Semalam di daerah kami melaksanakan sholat tarawih berjamaah, tp ada jaraknya pd setiap shafnya, itu bgmn ?</div><div>*Jawab*</div><div>Mrk adalah yg melakukan ijtihad di masa wabah ini, krn menularnya virus adalah dgn berdekatan, sehingga utk mencegah penularan, mrk tetap melaksanakan sholat jamaah tp dgn menjaga jarak.</div><div><br></div><div>Sdngkn merapatkan shaf adalah wajib hukumnya dlm sholat berjamaah dan tdk ada dlm sejarahnya pernah dilakukan sholat berjamaah dgn shaf direganggkan. </div><div><br></div><div>Sebaiknya sholat di rmh saja drpd merusak syariat dan kualitas ibadah</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Saat sholat tarawih berjamaah, krn imam merasa sdng sholat isya, langsung duduk tahiyatul awal, kita ikut duduk sesaat. Kmdn imam sadar dan trs berdiri dan kita ikut, kmdn meneruskan sholat tarawih. Apakah sebaiknya saya selesaikan salam dulu nanti sholat dua rakaat lagi dan setelah itu bisa 4 rakaat lagi baru witir, atau bagaimana?</div><div>*Jawab*</div><div>Jika imam lupa hrs dikasih tahu oleh ma'mum,, jika ada kesalahan bisa disempurnakan dgn sujud sahwi. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Sholat berjamaah di masjid lbh utama utk laki2,, bgmn jika di masjid itu kita diimami oleh orng yg suka melaksanakan bid'ah, apakah kita berdosa apabila kita memilih sholat di rmh saja?</div><div>*Jawab*</div><div>Penilaian bid'ah hrs disepakati, jika imam suka melakukan bid'ah, maka hrs disepakati bid'ahnya itu.</div><div><br></div><div>Jika ada perbedaan fiqh dgn imam, kita tdk apa2 sholat berma'mum pd ahli bid'ah, sbgmn kata Imam Bukhari, _jika kita sholat di belakang ahli bid'ah, maka bid'ah itu milik si imam_ </div><div><br></div><div>Jika tdk ada solusi lain atau tdk ada lagi masjid terdekat dari rmh, tdk mengapa sholat berjamaah disana,, hanya jgn mengikuti gerakan atau doa yg tdk sesuai dgn contoh Rasulullah. Jika kita tdk berjamaah di suatu masjid krn krng menyukai imamnya scr personal, itu diperbolehkan, sebagaimana riwayat, ada seorng jamaah yg meninggalkan sholat berjamaah krn bacaan imamnya panjang, bahkan Rasulullah menegur sahabat tsb utk tdk membaca surat yg terlalu panjang.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Dlm sholat berjamaah krn corona diberi jarak, tp saya malah merapatkan diri ke jamaah yg lain, bgmn ?</div><div>*Jawab*</div><div>Berjamaah itu tdk bisa maaing2 sprt itu. Ketika di masjid itu mempraktekkan jaga jarak, ikuti saja jaga jarak itu. Jika disana dirasa aman dan imam menyuruh rapat, ya rapat saja. </div><div><br></div><div>Maka drpd ada perbedaan dan merusak syariat, lbh baik sholat berjamaah di rmh saja.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Apakah shalat witir bisa 3 rakaat jika masih ada waktu sedikit sebelum adzan berkumandang?</div><div>*Jawab*</div><div>Witir itu ganjil. </div><div>Dlm hadis minimal 1 rakaat dan 3 rakaat. Krn formasi tahajud ada yg 4-4-3, ada 2-2-2-2-3, 2-2-2-2-2-1,. Karenanya jika waktunya mepet dan khawatir keburu adzan subuh, tdk mengapa witir 1 rakaat. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Kalau kita taraweh d rmh sm istri dan anak, bres sholat taraweh boleh gak salam2an ?</div><div>*Jawab*</div><div>Salaman setelah sholat berjamaah dilihat scr dalil tdk ada, krn sunahna adalah wiridan. Tp jika setelah wiridan baru salaman. Dan salaman setelah wiridan sholat jgn dijadikan atau dianggap sbg sbh syariat yg wajib</div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Kalau bangun menjelang pukul 2 atau pukul 3, krn sholat taraweh sdh dilakukan, stlh isya,, kmdn selain membaca Qur'an, amalan aoalagi yg bisa dilakukan. Seandainya ada dzikir, sebaiknya dzikir apa?</div><div>*Jawab* </div><div>Dzikir yg paling agung adalah membaca Al Qur'an, bisa menambah hafalan Al Qur'an. Boleh dzikir yg sifatnya mutlak sprt, _Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallaah, Allahu Akbar_ , bisa membaca dan memahami terjemahan Al Qur'an, mendengarkan kajian, membaca buku2 keagamaan dll</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Ada yg berpendapat rapatkan waktu berjamaah itu bagaimana, ada yg berpendapat mata kaki dgn mata kaki hrs nempel</div><div>*Jawab*</div><div>Ada sebagian ulama yg memberikan tafsiran, bhw rapat itu antara tumit dgn tumit hrs nempel. Tp ada juga yg memberikan tafairan, intinya shaf itu rapi dan tdk ada celah. Krn jika tumit dan tumit nempel, akan mengganggu kekhusyuan, apalagi pd saat akan sujud.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bismillaah..</div><div>Kita berniat shaum romadhon satu bulan penuh.. Apa perlu kita berniat lagi per harinya pd saat sblum sahur? </div><div>*Jawab*</div><div>Niat itu adalah gerakan qalbu yg diirimgi dgn perbuatan nyata. </div><div>Maka ketika memasuki ramadhan, seseorng hrs menetapkan hatinya saat sahur. </div><div><br></div><div>Cukup seseorng dlm hatinya diniatkan akan shaum sebulan penuh saat sahur pertama. </div><div><br></div><div>Ada juga ulama yg merinci hrs setiap sahur menetapkan niat. </div><div><br></div><div>Intinya,, malamnya sdh menunggu2 penetapan 1 Ramadhan, melaksanakan taraweh dan melaksanakan sahur, itu sdh merupakan niat.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Pd wkt sahur lbh utama beristighfar sesuai dgn QS 51 ayat 18</div><div>*Jawab*</div><div>Benar,, _orang2 beriman itu selalu beristigjfar pd waktu sahur_</div><div>Baca doa2 sayyidul istighfar juga scr rutin ketika sahur.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Mohon dijelaskan lagi mengenai sholat witir, apakah sama dgn sholat tahaju dan qiyamullail, dan sholat tarawih di bulan Ramadhan?</div><div>*Jawab*</div><div>Sholat witir itu sholat sunnah penutup malam dan jumlahnya ganjil. Witir itu ada di tahajud di hari2 biasa dan di taraweh pd bln Ramadhan.</div><div><br></div><div>Sholat tahajud elaksanaannya diluar ramadhan, dimulai ba'da isya hingga menjelang subuh tp sunahnya tidur dulu dan dilaksanakan di 1/3 malam dan ditutup dgn witir.</div><div>Witir boleh 1, 3, 5,7,9 rakaat.</div><div><br></div><div>Sdngkan taraweh dilaksanakan boleh dari ba'da isya hingga menjelang subuh tnp ada keutamaan tidur dulu dan ditutup dgn witir.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Kalau jumatan khutbahnya menggunakan bhs Arab boleh tidak?</div><div>*Jawab*</div><div>Khutbah itu disesuaikan dgn kapasitas akal mustami, dgn bahasa yg bisa dipahami kaumnya.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Pd saat pelaksanaan sholat taraweh kdng ngantuk, tp saya paksakan dan tak sadar saya mengucapkan iatighfar dgn suara keras. Apakah saya hrs mengulangi sholat saya?</div><div>*Jawab*</div><div>Sholat memerlukan konsentrasi dan kekhusyuan, jd jika ngantuk jgn dipaksakan. Krn waktu pelaksanaan sholat tarawih panjang, bisa diselang tidur dulu, setelah kantuknya hilang bisa dilanjutkan kembali.</div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Saya berjualan, saat belanja saya dpt hadiah. Kalau hadiah itu saya jual lagi, apakah dikeluarkan lagi zakatnya tdk, bgmn cara menghitungnya krn itu hadiah</div><div>*Jawab*</div><div>Jika kita membeli sbh produk dan mendapat hadiah, hukumnya halal dan tdk ada zakat utk hadiah. </div><div><br></div><div>Setiap barang yg akan didagangkan hrs dizakati, tp jika batang yg dijual adalah hadiah krn tdk membutuhkan hadiah tsb lalu dijual, maka tdk ada zakatnya.</div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>Closing statement</div><div>Mdh2an kita semua dpt mengisi bulan ramadhan ini baik dgn yg wajib maupun yg sunahnya dan menjadi pribadi2 yg lbh baik lagi. </div><div><br></div><div>Meski ditengah krisis, kita hrs tetap optimis dan kita semua hrs ikut berperan serta memutus mata rantai penularan virus ini dgn tetap tinggal di rumah dgn mengikuti semua arahan. </div><div><br></div><div>Tetap produktif dan meningkatkan amal ibadah kita, lbh mendekatkan diri pd Allah, semoga Allah akan mengabulkan doa2 kita, mengangkat virus ini dari seluruh dunia.</div><div><div>______________</div><div>Mari kita berinvestasi akhirat</div><div>dengan program wakaf untuk</div><div>pembangunan dan sarana pendidikan</div><div>Salurkan Dana Dakwah Anda ke:</div><div>REK BRI 0886.01.032045.53.7 an Yayasan Dialog Islam</div></div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-90689091965635967332020-04-24T17:24:00.000+07:002020-04-27T09:00:20.840+07:00Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam sore bersama Ust Amin Muchtar, Kamis, 23 April 2020<div>Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam sore bersama Ust Amin Muchtar, Kamis, 23 April 2020</div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>Kiat-kiat meraih berkah Ramadhan ditengah pandemi</div><div><br></div><div>Allah SWT telah memberikan janji bhw di bulan Ramadhan ini ada berjuta kebaikan, manfaat dan berkah yg dpt kita raih. Tinggal keyakinan kita, apakah dfn Ramadhan yg demikian banyak faailitas kebaikannya, saat skrng musim pandemi, apakah nilai kebaikan itu terdiskon atau nilai keutamaannya terkurangi, maka akan kembali pd mindset atau cara pandang kita.</div><div><br></div><div>Corona apakah akan kita posisikan sebagai sesuatu yg positif atau negatif, tergantung pd mindset kita. Sekiranya corona ini akan kita kelola menjadi sesuatu yg positif, paling tdk dgn corona ini akan menjadi evaluasi akan adanya banyak kekurangan. Seperti sistem lockdown,, apa kurikulumnya? Jika tsk di musim pandemi kita tdk akan pernah tahu, krn blm.pernah terjd sebelumnya,, lalu bumi juga bs beristirahat dari segala hiruk pikuknya, sehingga dgn berkuramgnya kegiatan di banyak lini,, emisi/polusi banyak berkurang, yg konon lubang ozon mengecil dan mungkin bisa tertutup kembali. Sehingga sinar matahari yg sampai ke bumi menjadi aman dan sehat kembali bagi manusia. </div><div><br></div><div>Beragam kebaikan di bulan Ramadhan, fasilitas kemudahan yg Allah berikan juga rahmat yg demikian melimpah, tdk akan pernah terinterupsi dgn adanya pandemi, tdk akan pernah terdiskon krn adanya corona, karenanya semuanya dikembalikan kpd kita, bgmn di bulan Ramadhan yg pnh berkah, pnh kebaikan di tengah pandemi ini kita hrs semakin cerdas di dlm memgelolanya.</div><div><br></div><div>Semua tergantung mindset set kita, apakah negatif thinking atau posistif thinking, akan mempengaruhi seberapa besar kebaikan yg akan kita raih di era corona di bulan Ramadhan ini. </div><div><br></div><div>Kita sendiri yg harus siap bangkit menuju zona kemenangan Ramadhan. </div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Jum'at diganti dgn sholat dhuhur, apakah bisa sholat dhuhur berjamaah dgn istri?</div><div>*Jawab*</div><div>Sholat dhuhur tdk ada masalah/sah dikerjakan munfarid ataupun berjamaah dgn perempuan.</div><div>Jika di rmh tdk ada teman utk melaksanakan sholat jum'at, boleh diganti dgn dhuhur berjamaah dgn istri, tp jika di rmh msh ada anggota klrg yg lelaki, bisa dilaksanakan sholat jumat di rmh.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div> Jika saya menyimpan dan mengumpulkan zakat tijaroh, misal dlm sebulan tp blm dibayarkan, bolehkah jika saya sdng membutuhkannya utk modal, meminjam uang zakat itu utk sementatara nanti diganti lagi?</div><div>*Jawab*</div><div>Walaupun kita sdh mengumpulkan dan meniatkan membayar zakat, baru disebut zakat jika sdh timbang terima dgn mustahik, atau dititipkan ke amil, selanjutnya lenyerahannya diserahkan ke amil zakat. </div><div>Tetapi jika disimpan sendiri di rmh, baru disebut akan berzakat, oleh karenanya msh berhutang, krn zakatnya belum dibayarkan.</div><div><br></div><div>Sebaiknya zakat tijaroh jgn ditunda2, krn nantinya akan tercampur, krn sekecil apapun zakat, hrs segera ditunaikan. Diibaratkan zakat itu daki yg melekat ke tubuh,, jika ditunda2, berati kotoran daki msh melekat dlm tubuh kita. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bagaimana menyikapi soal physical distancing, ada kesan berlaku ketika sholat berjamaah saja, tapi dipasar.....?</div><div>*Jawab*</div><div>1.Yg harus kita bangun adalah kerangka berpikirnya, apa yg dilakukan oleh pemerintah ttng protokol kesehatan dgn protokol syariah, semangatnya hrs semangat bersanding jgn ditanding.</div><div><br></div><div>2. Sekiranya seorng pemimpin dianggap tdk legitimate, kebijakan apapun tdk akan dipercaya, apalagi yg tdk mendukungnya. </div><div>Oleh krn itu, protokol syariah diadakan itu dlm kerangka bersanding, tdk boleh ada peraturan pemerintah atau peraturan jam'iyah yg ikut campur memgatur urusan ibadahnya, tetapi protokol itu dlm kerangka menjaga kesehatan jasadiyah, sementara agama mengatur protokol kesehatan syariah.</div><div><br></div><div>Inilah yg tdk mudah utk membangun kesatuan cara pandang di masyarakat. </div><div>*Misal*, salah satu daerah zona kuning,, berdasarkan panduan Dewan Hisbah, maka di daerah itu bisa dilaksanakan kegiatan apapun tetapi protokol kesehatan tetap dijaga dan disediakan dlsb.</div><div>Lalu pemerintah setempat pny pandangan, walau zona kuning, krn pandemi di daerah itu berpotensi besar, maka dikeluarkan himbauan, *tdk sholat jum'at di masjid* Catatannya yg diatur adlh mslh tempat bkn dilarang jum'atan atau dikarang sholat berjamaah. Kita menterjemahkannya scr salah,, krn disangkanya jd tsk ada jum'atan. Krn qoyyim di masjid meski berdua msh bs melaksanakan jum'atan dan tdk ada ketentuan yg dilanggar.</div><div><br></div><div>Disini pentingnya PR antara kebijakan dan panduan di lapangan, jika tdk ada PR yg baik, semua akan berjalan kacau. </div><div><br></div><div>Semua kuncinya ada pd komunikasi dan koordinasi. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Kaitan dgn pelaksanaan sholat jum'atan dmn ada anjuran utk tdk melamgkahi pundak2 jamaah. Apakah kondisi dulu dgn skrng sama, yaitu jamaah ambil shaf patukang2? 😊</div><div>*Jawab*</div><div>Dulu semangatnya "pahareup-hareup" hanya datangnya belakangan/terlambat, krn kebanyakan jamaah adalah pedagang, sehingga dtng ke masjidnya terlambat, tp semangatnya ingin di depan, sehingga mengibas2 bahu orng lain agat bisa ke depan.. </div><div>Itulah larangan kita mengibas2 bahu jamaah yg sdh lbh dulu dtng agar bisa di shaf depan. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bolehkan sholat Idul Fitri di masjid disaat pandemi skrng ini?</div><div>*Jawab*</div><div>Dewan Hisbah ada semacam fatwa, ketika tdk mngkn di lapang sholat Iednya, maka bisa di rumah. Tp syiarnya jd tdk ada. Jd bisa dibuat sholat Ied berskala kecil di bbrp titik. Tp jika sdh sangat tdk boleh,, bisa dilaksanakan di halaman rmh yg agak luas.</div><div>Sprt yg pernah dilakukan oleh Anas bin Malik, dmn tempat pelaksanaan sholat Ied ckp jauh dari rumahnya, sehingga Anas bin Malik melaksnakan sholat Ied di rmhnya bersama anak cucunya yg berjumlah 80 orng.</div><div>Sekiranya dimungkinkan krn memiliki rmh besar, bisa melaksanakan sholat Ied di rmh, tp jika rmhnya kecil jd hilang syiarnya, jd lbh baik tdk ada.</div><div><br></div><div>Inilah solusi sholat Ied di tengah pandemi krn syiar tetap wajib ditegakkan</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Seandainya pemerintah menetukan 2° sdngkn Persis tetap istiqomah pd 4°, lebih gak ikut pemerintah mulai shaumnya?</div><div>*Jawab*</div><div>Pemerintah bkn masalah derajat, tp sesuai rukyat aktual, dimana hilal itu ada *Hilal matematis* *Hilal realistis* *Hilal politis*</div><div><br></div><div>2° sdh tdk diakui scr science krn terlalu pendek, yg modern itu 4°, yg sdh jd standar internasional.</div><div><br></div><div>2° walau scr sains msh dibwh, tp krn masih kesepakatan Mabim 4 negara, msh dipertahankan, inilah yg disebut hilal politis. Maka yg menetukan bukan 2° nya tp waktu maghrib nanti ada yg melihat atau tdk, yg bisa dipertanggungjawabkan, maka akan ditetapkan jum'at. </div><div><br></div><div>Yg jd acuan Persis bkn mengikuti pemerintah, tp tradisi ilmiah, atas dasar keilmuan bkn atas dasar ingin sama dgn pemerintah.</div><div><div>______________</div><div>Mari kita berinvestasi akhirat</div><div>dengan program wakaf untuk</div><div>pembangunan dan sarana pendidikan</div><div>Salurkan Dana Dakwah Anda ke:</div><div>REK BRI 0886.01.032045.53.7 an Yayasan Dialog Islam</div></div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-65079579190252504222020-04-23T20:25:00.001+07:002020-04-27T09:00:36.819+07:00Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam sore bersama Ust Ari Noviana Rabu, 22 April 2020<div>Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam sore bersama Ust Ari Noviana Rabu, 22 April 2020</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Sekarang banyak yg menawarkan pinjaman scr online,, bgmn akad dan hukumnya?</div><div>*Jawab*</div><div>Pinjaman Online (Pinjol) yg skrng merebak hampir semua rata2 adlh pinjaman yg dibayar dgn bunga, berapa pun dan sekecil apapun bunganya, jika sdh ditententukan dari awal pinjaman, maka termasuk riba. </div><div>Menurut fiqh Islam, semua tambahan yg diambil dari akad pinjaman adalah riba. </div><div><br></div><div>Banyak yg terjerat dgn Pinjol ini, krn bunga berbunga. Dan saat meminjam ke Pinjol, semua nama yg ada di kontak HP peminjam, akan terkirim, sehingga saat nasabah Pinjol tdk bs membayar dan tdk bisa dihubungi, debt collector akan mengirimkan sms tagihan ke semua kontak yg ada di HP nasabah, dan jika susah membayar, para debt collector Pinjol ini tdk segan berbuat kasar. Kebanyakan sprt ini.</div><div><br></div><div>Sebaiknya dihindari meminjam uang ke Pinjol..</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bgmn kiat2nya agar kita tdk bosan di rmh saat PSBB</div><div>*Jawab*</div><div>Tips2 dlm menjalani PSBB,</div><div>1. Perbanyak ibadah.</div><div>Jika dulu tdk suka ngaji atau hanya sekali saja ngajinya, skrng bisa tiap selesai sholat fardhu ngajinya.</div><div>Biasa hanya se 'ain atau selembar,, skrng bisa ditambah bacaannya, juga bisa dgn membaca artinya</div><div><br></div><div>2. Gunakan waktu scr produktif krn waktu yg terbuang tdk bisa kembali lagi. Bisa dgn membaca buku,.membuat kerajina dll</div><div><br></div><div>3. Olah raga dan berjemur.</div><div>Utk tetap menjaga kebugaran dan stamina tubuh</div><div><br></div><div>4. Hindari membaca berita2 yg justru akan membuat tertekan dan ketakutan. </div><div><br></div><div>5. Bertukar cerita2 positif dgn anggota keluarga</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Saya pernah punya usaha rmh mkn, kalau belanja bumbu dan bahan pokok, lbh besar buat bumbu. Bgmn perbandingan bumbu dan bhn pokok?</div><div>*Jawab*</div><div>Biasanya lbh mahal bhn pokok drpd bumbu, sprt daging, ikan dan telur lbh mahal drpd bumbunya.</div><div><br></div><div>Komposisi yg baik dari sbh masakan adalah yg sesuai dgn resep yg sdh biasa kita pakai. Jika resep yg kita gunakan terpakai oleh konsumen,, hrs trs dipertahankan, meski juru masaknya berbeda. Jd ada resep baku. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bolehkah jual beli emas secara online dgn adanya jeda antara penjual dan pembel krn sebab pengiriman barang, apakah termasuk riba?</div><div>*Jawab*</div><div>Jual beli secara online selama pembayarannya scr tunai, masih diperbolehlan, meski dlm hal pengiriman ada jeda waktu. </div><div><br></div><div>Ketika zaman Rasulullah, Umar pernah melarang ketika ada seorng sahabat yg berkata seperti ini, _apakah ada yg mau membeli emas ini, bayar dulu dgn dinar, nanti barangnya saat pengawal dtng membawakannya_</div><div>Saat itu Umar melarang, krn emas hrs dgn emas, perak dgn perak dan harus tunai.</div><div><br></div><div>Tapi dgn kondisi sekarang, saat kita akan membeli emas,</div><div>1. Ketika emas dipandang sbg alat tukar,, pd saat akan membeli emas,, hrs dibyr saat itu juga dan barangnya diterima pd saat itu juga. </div><div><br></div><div>2. Emas dipandang sbg barang atau komoditi dan bkn sbg alat tukar, maka diperbolehkan membeli emas scr online, yg penyerahan emasnya ada jeda waktu 2-3 hari (dlm perjalanan /on delivery)</div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>*Closing statement*</div><div>Apapun yg terjadi ke depan, itu adalah rencananya Allah Sang Maha sebaik2nya Pembuat Rencana.</div><div>Jadikan saat sekarang ini taqorub kpd Allah, lbh banyak beribadah kpd Allah dan jadikan lbh produktif memanfaatkan waktu dibanding waktu2 yg lalu.</div><div><br></div><div>Bersyukur kpd Allah dgn apapun yg Allah akan lakukan saat ini. Ruang gerak kita dibatasi, bkn berarti kita tdk dirahmati oleh Allah, tdk diberi Karunia oleh Allah. </div><div>Kita msh diberi kecukupan rezeki, keamanan tempat tinggal dan kesehatan. </div><div><br></div><div>Jadilah tangan di atas, selama kita bisa memberi manfaat pd orng lain, lakukanlah, krn inilah saat terbaik kita utk bersedekah, baik dgn harta, ide dan tulisan2 yg baik, yg akan memberikan ketenangan kpd orng lain. </div><div><br></div><div>Marilah kita sama2 berdoa, semoga semua ini segera berlalu dan normal seperti sebelumnya.</div><div><div>______________</div><div>Mari kita berinvestasi akhirat</div><div>dengan program wakaf untuk</div><div>pembangunan dan sarana pendidikan</div><div>Salurkan Dana Dakwah Anda ke:</div><div>REK BRI 0886.01.032045.53.7 an Yayasan Dialog Islam</div></div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-63007268414569655772020-04-23T08:38:00.001+07:002020-04-27T09:00:53.538+07:00Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam subuh, bersama Ustadz Amin Muchtar, Rabu, 22 April 2020<div>Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam subuh, bersama Ustadz Amin Muchtar, Rabu, 22 April 2020</div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Kalau sholat tahajud dilaksanakan sekitar jam 03.30, dioerkirakan spy tdk kesiangan sholat subuh, kalau dilaksanakan jam 01 atau 02 suka ketiduran dan kesiangan sholat subuh. Apakah ini termasuk lalai dlm melaksanakan tahajud?</div><div>*Jawab*</div><div>Dilihat dari sisi keutamaan wkt bhw sholat malam jelang dekat ke subuh itu yg lbh baik atau di 1/3 malam, yaitu sekitar jam 02-03. Akan tetapi semua wkt malam selepas sholat isya itu menjd waktu yg bisa dilakukan sholat tahajud. Maka ini mrpkn pilihan waktu apabila di waktu yg utama tdk bisa. </div><div><br></div><div>Berbeda dgn di bulan Ramadhan, yg memiliki keistimewaan antara awal, tengah dan akhir malam sama baiknya. Krn itulah tradisi Nabi dan para sahabat di awal Ramadhan yaitu tahun kedua Hijriyah, maka sholat taraweh di 3 hari pertama dilaksanakan di awal waktu dan di 10 hari terakhir dilaksanakan dari mulai tengah malam hingga menjelang dinihari.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Penentuan 1 Ramadhan tgl berapa ?</div><div>*Jawab*</div><div>Permasalahan hilal di Indonesia, ada bbrp yaitu -hilal scr matematis atau wujudun hilal diatas kertas,</div><div>- hilal faktual yaitu ru'yat. </div><div>- Hilal politis, yaitu sidang isbat</div><div><br></div><div>Di Indonesia tdk berbeda dgn negara lain dilihat dr sisi keilmuan dan metode yg beragam dlm menentukan hilal, namun pd akhirnya akan sama krn diambil alih oleh kepemimpinan tertinggi. </div><div>Sdngkn di Indonesia diambil alih dan diumumkan oleh setingkat menteri yg beresiko tdk mengikat scr formal. </div><div><br></div><div>Akhirnya kita msh menggunakan standar yg lama yaitu mabim 2°. Mabim ini kesepakatan 4 negara, yaitu, Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura, ini mrpkn kesepakatan politis bkn berdasarkan standar ilmiah. </div><div> Krn mnrt standar ilmiah ada pengajuan menjadi 4°, yg disebut standar kemajuan sains. </div><div><br></div><div>Sebenarnya Persis sdh lebih dulu menetapkan 4°, namun selama yg lain ttp pd standar lama, yaitu 2°, maka akan selalu berbeda</div><div><br></div><div>Oleh karena itu, Persis menetapkan bhw 1 Ramadhan adalah hari sabtu, 25 April 2020, krn kamis, 23 April waktu maghrib, scr kriteria 4° pd dasarnya tdk mungkin ada orng yg bisa melihat. Tetapi krn kita menganut hisab inkanuu ru'yat yg akan diselaraskan dgn faktual, sekiranya hari kamis maghrib ada yg mengaku melihat dan bisa dibuktikan scr ilmiah, berarti tgl 23 scr fakta hilalnya ada, maka kita akan memulai Ramadhan pd hari jum:at, 24 April 2020. </div><div><br></div><div>Maka krn alasan itulah PP Persis menetapkan tgl 25 April berdasarkan kriteria yg kita anut, tetapi tdk akan kukuh selama ditemukan fakta yg valid, yg shohih. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Terkait janin yg ada dlm kandungan, bgmn cara membayar zakatnya?</div><div>*Jawab*</div><div>Diwajibkan seorng muslim utk zakat fitrah, termasuk bayi dlm kandungan. Pd saat 1 syawwal usia kandungan mulai masuk 4 bulan, maka terkena kewajiban zakat fitrah. </div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Begitu banyaknya berita yg simpang siur, mebuay syok tdalam jiwa manusia. Bgmn cara menanggulanginya secara psikologi quran dan sunnah.</div><div><br></div><div>Melihat gejala ekonomi begitu, sulit sedangkan kebutuhan masyarakat tdk terkendali, mohon pencerahanya</div><div>*Jawab*</div><div>Belajar dari panduan normatif Qur'an dan Sunnah yg dipraktekkan oleh para sahabat, jgnkan dlm situasi krisis, dlm situasi tdk krisis tp genting, maka yg dibutuhkan itu bukan bentuk materialnya yg didahulukan. Tapi empati atau keberpihakan dan kepastian kebiajakan. Krn semakin tdk pasti sebuah kebijakan, itulah yg akan menyebabkan kepanikan. </div><div><br></div><div>Begitu ada situasi yg tdk kondusif, yg pertama mengalami kepanikan adlh para pemimpin, akan tetapi kepanikan mrk tdk boleh diperlihatkan pd yg dipimpinnya. Dgn cara ketenangan seorng pemimpin akan menenangkan semua rakyatnya.</div><div><br></div><div>Seperti yg dilakukan oleh kepemimpinan Umar bin Khottob saat terjd wabah yg berturut2 dgn paceklik. Dua tahun berturut2 antara gagal panen yg menyebabkan ketersediaan pangan terancam dan pandemi tho'un muncul. </div><div> </div><div>Pd saat itu yg terdampak adalah daerah Hizaz krn mrpkn jalur ekonomi internasional antara jalur perdagangan Yaman dgn Habsyah menuju ke utara di Damaskus, Syria. Jika jalur ini tdk aman, maka akan mengganggu kestabilan ekonomi bbrp wilayah.</div><div><br></div><div>Kebiajakan pertama yg dilakukan oleh Umar adalah menenangkan warga, dan salah satunya dgn membangun komunikasi masyarakat dan antara pejabat pusat dgn daerah. Sehingga antara pusat dan daerah satu suara.</div><div><br></div><div>Jd dlm kondisi sekarang, agar masyarakat tetap memiliki ketenangan, hrs ada keberpihakan dr pemerintah, ada ketegasan dlm bersikap, sehingga akan terbentuk kemasan komunikasi antar lini.</div><div><br></div><div>Dlm menyikapi wabah corona, mau dibagaimanakan semua tergantung pd paradigma mindset dan cara pandang kita. Selama kita menyikapi corona ini dgn mindset negatif, selama itu pula kita akan semakin ketakutan, sehingga kita akan berada di *zona ketakutan*</div><div>Mari kita sikapi dan kelola corona ini dgn positif thinking, yaitu kita hrs selalu ingat bhw corona ini adalah makhluk Allah. Sebagaimana janji Allah, _Bahwa tdk ada sesuatupun yg Allah ciptakan itu sia2_ sehingga kita akan beralih pada *zona kebangkitan*</div><div><br></div><div>Sehingga suatu saat kita akan berterima kasih pd corona, krn dgn corona kiya jd tahu segala kekurangan2 yg kita miliki.</div><div><div>______________</div><div>Mari kita berinvestasi akhirat</div><div>dengan program wakaf untuk</div><div>pembangunan dan sarana pendidikan</div><div>Salurkan Dana Dakwah Anda ke:</div><div>REK BRI 0886.01.032045.53.7 an Yayasan Dialog Islam</div></div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-340503067210216352020-04-22T19:48:00.001+07:002020-04-27T09:01:16.785+07:00Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam sore bersama Ust Didin Saepudin Senin, 20 April 2020<div>Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam sore bersama Ust Didin Saepudin Senin, 20 April 2020</div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Di dlm sholat subuh, maghrib dan isya, membaca ta'awudz sebelum membaca Al Fatihah, sebaiknya didzaharkan atau disirkan ?</div><div>*Jawab*</div><div>Dlm hadis ttng doa iftitah, bhw Ketika Rasulullah SAW selesai bertakkbir, kata sahabat _sakatahu nayhatan_ sebelum membaca surat Al Fatihah. Artinya _sakatahu nayhatan_ itu, doa iftitah dan setelah itu membaca istiadzah, krn isti'adzah diperintahkannya hanya di rakaat pertama saja. Krn yg terdengar itu biasanya mrpkn bacaan yg ada dlm surat Al Fatihah, maka, taawudz pun menjd sesuatu yg masuk ke _sakatahu nayhatan_ dmn Rasulullah diam sebentar utk membaca doa iftitah dan isti'adzah, sehingga yg dizaharkan hanya bacaan Al Fatihah dan surat setelah Al Fatihah.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Suami curhat kpd istrinya ttng sakit hati seseorng. Bgmn sikap seorng istri, apakah termasuk ghibah atau tidak?</div><div>*Jawab*</div><div>Kalau yg namanya cirhat utk mencari solusi, blm termasuk pd kategori ghibah, yg hrs hati2 adalah setelah curhat kmdn membicarakan kejelekan orng yg sdng dibahas, akan terjebak pd ghibah. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Seorng istri yg dinasehati oleh suami, lalu istri bilang, "teori aja, jgn bawa2 agama, sendiri aja blm benar"</div><div>*Jawab*</div><div>Hadapi dgn sabar,, krn mnrt Rasulullah,, tulang yg paling bengkok adalah tulang rusuk, dan perempuan ibarat tulamg rusuk, jika terlalu keras meluruskannya maka akan retak bhkn patah. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Mohon dijelaskan hadis, _jadilah engkau di dunia ini orng asing atau pengembara_</div><div>*Jawab*</div><div>Bhw seorng muslim merasa cukup dgn apa yg dimiliki utk sampai ke tujuan. Sebagai orng asing, hrs banyak bertanya agar tidak tersesat dlm pengembaraannya, hrs pandai bergaul dimana pun berada, agar wawasannya lbh luas. Dan sebagai pengembara, suatu hari akan kembali ke kampung halaman. Begitupun kita manusia, selama atau sesingkat apapun hidup di dunia akan pulang pd Allah, maka perbanyaklah perbekalan yg akan dibawa pulang kelak, sebagai hasil dari pengembaraannya.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Apa boleh memperbanyak doa dlm sujud saat sholat</div><div>*Jawab*</div><div>_Sedekat2nya hamba dgn Rabbnya, adalah dlm kondisi sujud, maka perbanyaklah doa_</div><div>Kita dianjurkan disetiap sujud, selain.membaca tasbih, kita diperbolehkan membaca doa kpd Allah.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Untuk menetapkan waktu sholat bagi WNI yg berada di luar negeri, apakah menetapkannya mengikuti daerah terdekat?</div><div>*Jawab*</div><div>Disesuaikan dgn kisaran waktu yg tersedia. Krn ada musim dimana waktu siang atau malamnya lbh dari 18 jam.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Ahlul bayt itu siapa? Apakah jika seorng ulama ketika.menyebut Muhammad, Ali, Fatimah, Hasan dan Husein, apakah mrk Syiah?</div><div>*Jawab*</div><div>Orng2 Syiah biasanya mengagung2kan Ali, Fatimah, Hasan dan Husein scr berlebihan,, terutama pd Husein. Sdngkn jika menyebut atau membahas saja,, tdk berarti Syiah.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Kuatan mana bhs tubuh atau isyarat dgn bhs lisan mnrt syariat dan ciri2 nusyuz sprt apa?</div><div>*Jawab*</div><div>Dlm syariat lebih kuat bahasa lisan dlm hal hukum.</div><div>Sebagaimana dlm memahami hadis, ada tingkatan hadis berdasarkan matannya, ada hadis qawli dan fi'li. </div><div>*Hadis/sunnah qawli* ucapan yg langsung dikeluarkan oleh Nabi, benbentuk perintah atau larangan</div><div><br></div><div>*Hadis/sunnah fi'li* apa yg dilakukan oleh Nabi tnp diiringi oleh keterangan, sejauhmana yg dilakukan oleh Nabi itu menjd suatu perintah. </div><div><br></div><div>Maka ketika ada qawli, jauh lbh kuat drpd fi'li. Krn tdk jarang perbuatan yg dilakukan oleh Nabi, itu scr khsusus jd syariat atau hukumnya wajib bagi kita. </div><div><br></div><div>Dari sisi komunikasi atau sosial, tergantung kasusnya. Krn bisa saja ada bahasa tubuh yg lbh mengena drpd bhs lisan. </div><div><br></div><div><br></div><div>Contoh2 nusyuz</div><div>Misal berbicara tdk sopan, mengejek,, bicara lantang atau dgn bahasa tubuh yg menunjukkan ketidaktaatan seorng istri pd suami.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Dzikir apa saja yg bisa dibava ketika perempuan sdng haidh?</div><div>*Jawab*</div><div>Dzikir terbaik adalah tilawatil Qur'an atau murojaah, atau dzikir2 lainnya yg biasa dilakukan.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Apabila kita tdk keburu sholat maghrib krn msh di jln, pas nyampe ke rmh pas adzan isya. Apakah msh bisa melaksanakan sholat maghrib dan apa niatnya?</div><div>*Jawab*</div><div>Langsung saja sholat maghrib 3 rakaat, dilanjut sholat isya 4 rakaat, tnp hrs melafalkan niat apapun.</div><div><div>______________</div><div>Mari kita berinvestasi akhirat</div><div>dengan program wakaf untuk</div><div>pembangunan dan sarana pendidikan</div><div>Salurkan Dana Dakwah Anda ke:</div><div>REK BRI 0886.01.032045.53.7 an Yayasan Dialog Islam</div></div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-54626361700257433702020-04-22T19:47:00.001+07:002020-04-27T09:01:45.001+07:00Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam subuh bersama Ustadz Anshorudin Ramdhani, Selasa, 21 April 2020<div>Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam subuh bersama Ustadz Anshorudin Ramdhani, Selasa, 21 April 2020</div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Aisyah selalu membaca surat mu'awwidzatain saat Rasulullah sakit menjelang akhir kehidupan Beliau, surat apakah yg termasuk dgn surat mu'awwidzatain?</div><div>*Jawab*</div><div>Mu'awwidzatain adalah surat yg berisikan permohonanan, perlindungan kpd Allah SWT scr khusus. Krn surat Mu'awwidzatain diawali dgn kalimat _Qul_</div><div>Surat tsb adalah *Al Falaq* *An Nas* ditambah dgn *Al Ikhlas*</div><div><br></div><div>Namun surat Mu'awwidzatain ini bkn hanya dibaca disaat akan mengobati atau mendoakan seseorng dgn cara meruqyah,, tp disunahkan juga kita baca disaat akan tidur.</div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Izin bertanya perihal hadis riwayat Imam Muslim No. 4082 yg isinya _Letakanlah tanganmu di tubuhmu yg terasa sakit, kmdn ucapkan bismillah 3x, kmdn baca A'uudzu bi'izzatillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhadziru_ apakah ini shahih?</div><div>*Jawab*</div><div>Shahih dan boleh diamalkan, meski di hadis yg lain disebutkan membaca bismillahnya 7x. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Apa artinya _Allohumma antassakam waminka salam tabarakta yadzaljalali wal ikraam_ ?</div><div>*Jawab*</div><div>Ya Allah Engkaulah yg menyelamatkan dan dari Engkaulah keselamatan itu, Maha Berkah Engkau wahai, Dzat yg memiliki Kemegahan dan Kemuliaan</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Apakah boleh memberi makanan ke kucing yg mengandung babi, krn bbrp merk makanan kucing tdk ada label halalnya krn mengandung babi jg. Lalu bgmn hukumnya jika disentuh dan menyimpan di kulkas bersama dgn makanan manusia?</div><div>*Jawab*</div><div>Utk hewan tdk terkena hukum halal dan haram, baik makanannya maupun minumannya. Krn kucing tdk termasuk hewan ternak yg akan diambil daging dan susunya.</div><div><br></div><div>Jd, meskipun kita tau bhw makanan kucing yg kita berikan mengandung babi, boleh2 saja. Namun sebaiknya beri makanan kucing yg baik dan layak yg tdk mengandung babi, dan jgn disimpan di kulkas bersama makanan manusia. </div><div><br></div><div><br></div><div>#sekedar info,, katanya merk Royal canin tdk mengandung babi, yg mengandung babi whiskas dan frieskis.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Perintah Rasul utk menggenapkan lafadz adzan dan mengganjilkan lafadz iqomah, kecuali pd lafadz iqomah _Qodqo matish sholah_ ada pd redaksi hadis yg mana?</div><div>*Jawab*</div><div>_Bilal diperintah oleh Rasullah SAW utk menggenapkan lafadz adzan dan mengganjilkan lafadz iqomah kecuali lafadz qodqo matish sholat_ HR Bukhari</div><div><br></div><div>Namun hadis ini perlu penjelasan dgn hadis2 yg lain, ternyata di dlm tinjauan ilmu hadis, baik scr sanad dan matan, dlm prakteknya, lafadz iqomah boleh dilakukan digenapkan dan boleh diganjilkan.</div><div><br></div><div>Scr ilmu periwayatan, hadis ini shohih dan jelas, bhw lafadz iqomah satu kali satu kali, tp dlm prakteknya pengamalan sahabat, ternyata ada sahabat yg mengamalkan iqomah dgn cara menggenapkan, jd dimulai dari lafadz talbir dibaca dua kali dua kali, kecuali Laa ilaha illallahu 1x.</div><div><br></div><div>Jd lafadz iqomah boleh ganjil boleh genap.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Saya suka pake kalung terapi yg ada lafdz Allahnya,, apakah klo ke WC hrs dibuka?</div><div>*Jawab*</div><div>Tidak usah dibuka, krn Nabi membuka cincinnya yg ada lafadz nya agar saat berwudhu air merata ke sela2 jarinya. Yg tdk boleh adalah sholat dan membaca Al Qu'ran di WC.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Ustadz minta saran cara menghadapi orangtua (ayah yang selalu temperamental) kalau ada kesalahan atau tidak disiplin, langsung menegur dengan cara yang menyakiti hati, dan hal itu membuat saya dan ibu saya suka sakit hati. Kalau saya memberi tahu kepada ayah saya jangan marah, malah dianggap orang yang tidak punya adab padahal sudah baik baik, jadi intinya egois.</div><div>*Jawab*</div><div>Ingat2 saja semua jasa ayah yg sdh membesarkan kita,, maklumi dan maafkan semua kekurangannya dan doakan agar ayah tdk temperamental lagi. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Mohon dijelaskan hadis berikut ini, Dari sahabat Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, Beliau bersabda, _sesungguhnya Allah akan mengutus bagi umat ini pd setiap awal 100 tahun seorng mujaddid alias pembaharu yg akan memeperbaharui agama ini_ HR Abu Dawud, Imam Bayhaqi </div><div>*Jawab*</div><div>Mujaddid itu bkn pembaharu yg akan memperbaharui agama atau membuat agama baru, namun mengembalikan agama kpd Al Qur'an dan sunnah yg pd saat itu sdh tercampur dgn bid'ah, tahayul, khurofat dan syirik. </div><div>Hal ini sdh pasti setiap 100 tahun sekali. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Amalan menjelang nisfu Sya'ban, sholatnya sholat biasa atau ada sholat khusus?</div><div>*Jawab*</div><div>Hadia yg membahas amalan2 Nisfu Sya'ban semua dhaif, sehingga tdk bisa diamalkan.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Apakah benar kalau kita meninggalkan sholat berjamaah di masjid krn wabah, hukumnya sunnah?</div><div>*Jawab*</div><div>Sholat berjamaah tdk wajib dilaksanakan di masjid,, hanya lbh utama di masjid</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Menikahi anak sepupu boleh atau tdk, sprt dl QS An Nisa ayat 23,.</div><div>*Jawab*</div><div>Nikah dgn sepupuan boleh. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bgmn hukum makan di restoran all you can eat dlm hukum Islam</div><div>*Jawab*</div><div>All you can eat itu termasuk pd muamalah. Dmn sdh diperhitungkan oleh pihak manajemen restoran, sehingga tdk ada pihak yg dirugikan. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Apa yg dimaksud dgn _menggangganggu Allah dan Rasulnya_ dlm QS Al Ahzab ayat 57</div><div>*Jawab*</div><div>Tdk mempelajari Al Qur'an dan Sunnah Nabi dgn baik dan benar dan tdk mengamalkannya. </div><div>Intinya, agama hanya tergantung pd pikiran dan hawa nafsunya saja</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Saya sering komen beda pendapat dgn pucuk pimpinan DKM, sampai sering ketua DKM berbicara kpd saya utk mengundurkan diri jika kptsn yg diambil tdk berkenan bhkn ada rumor seolah2 saya ingin jd Ketua DKM. Pdhl saya selalu manut kod keputisan terakhir DKM, apalagi ada niat pemakzulan</div><div>*Jawab*</div><div>Kita berjuang bkn krn manusia tp krn Allah. Jika kita mengharapkan suara yg sama dlm organisasi, adalah suatu hal yg tdk mungkin, krnnya ada musyawarah utk mufakat. </div><div>Apalagi kita sbg bawahan, lbh baik kita tetap mengerjakan semua kewajiban kita dan melaksanakan apa yg sdh dimufakatkan dlm musyawarah meski kita tdk menyetujuinya</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bolehkah sholat berjamaah menggunakan masker? Krn ada yg bilang tdk sah, krn hidung terhalang.</div><div>*Jawab*</div><div>Boleh.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bolehkan sholat istikharah berkali2 dlm satu hari?</div><div>*Jawab*</div><div>Jika kita melakukan sholat istikharah berulang2, itu seakan2 kita mendikte pd Allah utk segera dikabulkan atau memberi jalan. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Mohon dijelaskan QS Al Baqarah ayat 114</div><div>*Jawab*</div><div>Ayat ini dicoba dikait2kan dgn penutupan masjid dan pelarangan sholat berjamaah di masjid. Pdhl sebenarnya bkn dilarang, hanya dibatasi, meski sebenarnya kita patut curiga, ada apa dgn semua ini, hanya jgn berlebihan. </div><div><br></div><div>Krn utk zona yg masih hijau,, sampai sekarang msh banyak masjid yg melaksanakan sholat berjamaah 5 waktu dan jumatan </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Atasan saya selalu bicara, "kita hrs manut pd aturan pemerintah, kalau tdk, bgmn nanti umat Islam mati semua". Ini berkenaan dgn wabah corona. </div><div>*Jawab*</div><div>Benar,, kita hrs taat pd aturan dan himbauan pemerintah. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Apa boleh sholat tahajud setelah sholat isya, tnp tidur terlebih dahulu?</div><div>*Jawab*</div><div>Boleh saja jika blm terbiasa bangun malam, atau utk yg sulit tidur dan tidurnya sangat larut.</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Bolehkah kita tetap melanjutkan sahur kmdn adzan berkumandang?</div><div>*Jawab*</div><div>Boleh</div><div><br></div><div>_Jika salah seorng diantara kalian mendengar adzan, sedangkan sendok masih ada di tangan, jangalah dia letakkan sendok itu hingga selesai makannya_</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Menyikapi kondisi skrng, disarankan utk ibu2 disarankan sholat tarawehnya dilaksanakan di rumah</div><div>*Jawab*</div><div>Ikuti saja semua anjuran pemerintah</div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Kalau membaca doa sesudah BAB, dibacakan di dlm atau diluar kmr mandi?</div><div>*Jawab*</div><div>Boleh di dlm maupun di luar kamar mandi. </div><div><br></div><div><br></div><div>*Tanya*</div><div>Doa Allohumma salimni fii romadhona apakah bisa diamalkal sblm ramadhan?</div><div>*Jawab*</div><div><br></div><div>Doa menyambut ramadhan </div><div>Sebagaimana telah kita maklumi bahwa kualitas ibadah Ramadhan kita sangat dipengaruhi oleh keilmuan terhadap petunjuk Allah dan Rasulullah saw. yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Tanpa keilmuan, tingkat akurasi pengamalan serta ruh penghayatan kita terhadap syarat dan ketentuan serta nilai ibadah itu terkadang menjadi “liar” dan “kering”. Sehubungan dengan itu, tidak sedikit di antara orang Islam yang menyikapi Ramadhan sebagai “ibadah musiman” atau aktifitas rutin belaka.</div><div>Di antara ilmu yang perlu disosialisasikan kepada umat adalah mengenai sumber-sumber hadis sebagai pedoman praktis beribadah di bulan Ramadhan. Sebab, tidak sedikit hadis, yang sering kali disampaikan oleh sebagian khatib dan ustadz, baik dalam acara pengajian, buku, media elektronik maupun internet, ternyata selain tidak dapat dipastikan bersumber dari Nabi saw., juga terkadang redaksi dan maksudnya telah menyimpang dari rujukan yang sebenarnya. Dalam situasi semacam ini, keberadaan seorang ulama, yang istiqamah dalam mengemban amanat ilmiah dan membimbing umat, mutlak diperlukan. Semoga pandangan para ulama yang tersaji dalam tulisan sederhana ini menjadi salah satu di antara sekian banyak rujukan dalam usaha meningkatkan kualitas ibadah Ramadhan kita.</div><div> </div><div>Rujukan Hadis Ibadah Ramadhan</div><div>Hadis Nabi merupakan sumber ajaran Islam, disamping al-Qur’an. Dilihat dari periwayatannya hadis berbeda dengan al-Qur’an. Untuk al-Qur’an, semua periwayatanya berlangsung secara mutawatir, sedang untuk hadis, sebagian periwatannya berlangsung secara mutawatir dan sebagian lagi berlangsung ahad.</div><div>Hadis mengenal istilah shahih, hasan, dhaif bahkan mawdhu’ (palsu) yang menunjukkan derajat statusnya. Hal demikian itu berarti menghendaki kita memperlakukan hadis secara berbeda sesuai dengan statusnya, sehingga dalam kaitan hadis kita harus cermat, siapa yang meriwayatkan, bagaimana isinya dan bagaimana kualitasnya. Kualitas dari hadis ini akan berpengaruh pada pengambilan hadis, baik dalam pijakan hukum Islam maupun bidang lainnya.</div><div>Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an tidak lagi perlu dilakukan penelitian terhadap keasliannya, karena sudah tidak ada keraguan terhadapnya. sedangkan hadis perlu sikap kritis untuk menyikapi kehadirannya dengan diadakan penelitian, dari penelitian ini akan diketahui bahwa hadis ini memang benar dari Nabi Muhammad dan bukan hadis yang palsu. Penelitian ini bukan meragukan keseluruhan hadis Nabi tetapi lebih kepada kehati-hatian kita dalam pengambilan dasan hukum dalam agama. Inilah bukti bahwa kita benar-benar ingin mengikuti Nabi Muhammad dan menjalankan Islam sepenuhnya.</div><div>Dari pentingnya permasalahan ini maka muncullah berbagai macam kritik atas hadis dengan hadirnya metodologi kritik hadis atau metodologi penelitian hadis. Dalam ilmu hadis tradisi penelitian ini lebih difokuskan kepada unsur pokok hadis, meliputi sanad (matai rantai riwayat), matan(teks dan kandungan) dan rawi (wartawan hadis).</div><div>Berdasarkan metodologi penelitian hadis itu kita akan menganalisa beberapa contoh hadis yang berhubungan dengan bulan Ramadhan dan shaum di bulan itu, sebagai berikut:</div><div> </div><div>Hadis Tentang Doa khusus menyambut Ramadhan</div><div>Hadis yang berkaitan dengan doa tersebut terbagi menjadi dua macam: Pertama, dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban. Kedua, Tanpa dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban.</div><div> </div><div>Pertama, dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban.</div><div>عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُولُ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ</div><div>Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabi saw. apabila masuk bulan Rajab, beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan berkahilah kami pada bulan Ramadhan.’ Dan beliau berkata, ‘Malam Jumat itu indah dan siang harinya bercahaya’.” HR. Abdullah bin Ahmad. [1]</div><div>Dalam riwayat lain dengan redaksi:</div><div>إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ</div><div>“Apabila masuk bulan Rajab, beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan’.” [2]</div><div> </div><div>Kedudukan Hadis</div><div>Meski diriwayatkan oleh banyak mukharrij (pencatat dan periwayat hadis), namun semua jalur periwayatan hadis itu melalui seorang rawi bernama Za’idah bin Abu ar-Ruqad. Ia menerima dari rawi Ziyad bin Abdullah an-Numairi. Dengan demikian, hadis di atas dikategorikan sebagai hadis gharib mutlaq (benar-benar tunggal).</div><div>Menurut penelitian para ahli hadis, hadis di atas dhaif karena dua sebab:</div><div> </div><div>Pertama, rawi Za’idah bin Abu ar-Ruqad</div><div>Rawi tersebut telah di-jarh (dikritik) oleh para ahli hadis, antara lain:</div><div>Imam al-Bukhari berkata, “Dia munkar al-Hadits.” [3] Imam al-Bukhari berkata:</div><div>كُلُّ مَنْ قُلْتُ فِيْهِ مُنْكَرُ الْحَدِيْثِ لاَ تَحِلُّ الرِّوَايَةُ عَنْهُ</div><div> “Setiap orang yang aku katakan padanya, ‘munkar al-Hadits’ tidak halal meriwayatkan hadis darinya.” [4]</div><div>Abu Dawud berkata, “Saya tidak mengenal khabarnya.” [5] An-Nasai berkata, “Saya tidak tahu siapa dia.” [6] Adz-Dzahabi berkata, “Dia dha’if.” [7]</div><div> </div><div>Kedua, rawi Ziyad bin Abdullah an-Numairi</div><div>Rawi tersebut telah di-jarh (dikritik) oleh para ahli hadis, antara lain: Ibnu Ma’in berkata, “Pada hadisnya terdapat kedhaifan.” [8] Abu Hatim berkata, “Hadisnya dicatat dan tidak dapat digunakan hujjah.” [9]</div><div>Abu Ubaid al-Ajiri berkata, “Saya bertanya kepada Abu Dawud tentangnya (Ziyad), maka ia mendhaifkannya.” Ibnu Hiban berkata, “Dia keliru.” [10]</div><div>Kata Ibnu Hajar, “Ibnu Hiban menyebutkannya pula dalam kitab ad-Dhu’afa, dan ia berkata, “Dia (Ziyad) munkar al-Hadits, meriwayatkan dari Anas sesuatu yang tidak menyerupai hadis para rawi tsiqat. Dia ditinggalkan oleh Ibnu Ma’in.” [11]</div><div> </div><div>Penilaian Para ulama Terhadap Hadis di atas:</div><div>Al-Baihaqi berkata:</div><div>تفرد به زياد النميري وعنه زائدة بن أبي الرقاد قال البخاري : زائدة بن أبي الرقاد عن زياد النميري منكر الحديث</div><div>“Ziyad an-Numairi menyendiri dengan hadis itu, dan darinya diterima oleh Za’idah bin Abu ar-Ruqad. Al-Bukhari berkata, ‘Za’idah bin Abu ar-Ruqad dari Ziyad an-Numairi, munkar al-Hadits’.” [12]</div><div>An-Nawawi berkata:</div><div>وروينا في حلية الأولياء بإسناد فيه ضعف</div><div>“Dan kami meriwayatkan dalam kitab Hilyah al-Awliya dengan sanad yang padanya terdapat kedaifan.” [13]</div><div>Al-Haitasmi berkata:</div><div>رواه البزار وفيه زائدة بن أبي الرقاد قال البخاري منكر الحديث وجهله جماعة</div><div>“Diriwayatkan oleh al-Bazzar dan padanya terdapat rawi Za’idah bin Abu ar-Ruqad. Al-Bukhari berkata, ‘Dia munkar al-Hadits’ dan dinilai majhul (tidak dikenal) oleh sekelompok ulama.” [14]</div><div>Al-Munawi berkata:</div><div>وقال البخاري : زائدة عن زياد منكر الحديث وجهله جماعة وجزم الذهبي في الضعفاء بأنه منكر الحديث</div><div>“Al-Bukhari berkata, ‘Dia munkar al-Hadits’ dan dinilai majhul (tidak dikenal) oleh sekelompok ulama. Dan Adz-Dzahabi telah menetapkan dalam kitabnya adh-Dhu’afa bahwa dia munkar al-Hadits.” [15]</div><div>Ahmad Syakir berkata, “Isnaduhu dha’iefun(sanadnya dhaif).” [16] Syekh Syu’aib al-Arnauth berkata, “Isnaduhu dha’iefun(sanadnya dhaif).” [17]</div><div> </div><div>Kesimpulan Hadis Pertama</div><div>Hadis yang berkaitan dengan doa menyambut Ramadhan yang dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban kedudukannya dhaif dan tidak dapat dijadikan hujjah untuk pengamalan.</div><div> </div><div>Kedua, Tanpa dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban</div><div>Doa khusus menyambut bulan Ramadhan yang populer di sebagian kaum muslimin dengan redaksi:</div><div>اللّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَسَلِّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً</div><div>Sejauh penelitian kami, hampir selama 15 tahun, redaksi di atas tidak didapatkan sumber asalnya, sehingga tidak jelas riwayat siapa. Adapun redaksi yang ditemukan sumber dan periwayatnya adalah sebagai berikut:</div><div>عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ : اللّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَتَسَلَّمْهُ لِي مُقَبَّلاً</div><div>Dari Ubadah bin As-shamit: “Ya Allah, selamatkanlah aku untuk Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan untukku dan terimalah ia untukku (sebagai) yang diterima.” HR. Ad-Dailami. [18]</div><div>Dalam penelusuran Ibnu Hajar redaksi hadis versi Ad-Dailami itu selengkapnya sebagai berikut:</div><div>عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا هَؤُلاءِ الْكَلِمَاتِ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ يَقُولُ اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلا</div><div>Dari Ubadah bin As-shamit, ia berkata, ”Rasulullah saw. mengajarkan kepada kami beberapa kalimat apabila datang bulan Ramadhan, agar salah seorang di antara kami mengucapkan: Ya Allah, selamatkanlah aku untuk Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan untukku dan terimalah ia dariku (sebagai) yang diterima.” [19]</div><div>Sementara At-Thabrani meriwayatkan dengan redaksi:</div><div>عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا هَؤُلاءِ الْكَلِمَاتِ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ أَنْ يَقُولَ أَحَدُنَا اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلا</div><div>Dari Ubadah bin As-shamit, ia berkata, ”Rasulullah saw. mengajarkan kepada kami beberapa kalimat apabila datang bulan Ramadhan, agar salah seorang di antara kami mengucapkan: Ya Allah, selamatkanlah aku dari Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan untukku dan terimalah ia dariku (sebagai) yang diterima.” HR. At-Thabrani. [20]</div><div>Abdul Karim bin Muhammad al-Qazwini meriwayatkan pula dengan redaksi:</div><div>عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ يُعَلِّمُنَا أَنْ نَقُوْلَ اللّهُمَّ سَلِّمْنَا لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ مِنَّا وَتَسَلَّمْهُ مِنَّا مُتَقَبَّلاً</div><div>Dari Ubadah bin As-shamit, ia berkata, ”Nabi saw. apabila datang bulan Ramadhan mengajarkan kepada kami agar kami mengucapkan: Ya Allah, selamatkanlah kami untuk Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan dari kami dan terimalah ia dari kami (sebagai) yang diterima.” [21]</div><div>Ad-Dzahabi, dalam menjelaskan rawi Ibnu Syaghabah Abu al-Qasim Abdul Malik bin Ali bin Khalaf, mencantum hadis tersebut dengan redaksi:</div><div>عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا هؤلاءِ الْكَلِمَاتِ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ اللّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً.</div><div>Dari Ubadah bin As-shamit, ia berkata, ”Nabi saw. mengajarkan kepada kami beberapa kalimat apabila datang bulan Ramadhan: Ya Allah, selamatkanlah aku untuk Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan untukku dan terimalah ia dariku (sebagai) yang diterima.” HR. Ibnu Syaghabah Abu al-Qasim. [22]</div><div> </div><div>Kedudukan Hadis</div><div>Meski diriwayatkan oleh beberapa mukharrij (pencatat dan periwayat hadis) dengan redaksi yang berbeda, namun semua jalur periwayatan hadis itu melalui seorang rawi yang popular disebut Abu Ja’far ar-Razi, dari Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz, dari Shalih bin Kaisan, dari Ubadah bin as-Shamit. Dengan demikian, hadis di atas dikategorikan sebagai hadis gharib mutlaq (benar-benar tunggal).</div><div>Hadis di atas dhaif dengan sebab kedaifan Abu Ja’far ar-Razi, namanya Isa bin Abu Isa Mahan. Dia didaifkan oleh para ahli hadis, antara lain: Al-Fallas berkata, “Dia buruk hafalan”. Abu Zur’ah berkata, “Sering ragu-ragu (dalam meriwayatkan).” [23]</div><div> </div><div>Penilaian Para ulama Terhadap Hadis di atas</div><div>Syekh Syu’aib al-Arnauth berkata:</div><div>إسناده ضعيف لضعف أبي جعفر الرازي، واسمه عيسى بن ماهان، قال ابن المديني: كان يخلط، وقال يحيى: كان يخطئ، وقال أحمد: ليس بالقوي في الحديث، وقال أبو زرعة: كان يهم كثيرا، وقال ابن حبان: كان ينفرد بالمناكير عن المشاهير، قلت: وهو راوي حديث أنس: ما زال رسول الله يقنت في صلاة الصبح حتى فارق الدنيا.</div><div>”Sanadnya dha’if karena kedhaifan Abu Ja’far ar-Razi, namanya Isa bin Mahan. Ibnu al-Madini berkata, ’Dia rusak (hapalannya).’ Yahya bin Ma’in berkata, ”Dia keliru.’ Ahmad berkata, ’Dia tidak kuat dalam hadis.’ Abu Zur’ah berkata, ’Dia banyak waham.’ Ibnu Hiban berkata, ’Dia menyendiri dengan riwayat-riwayat munkar dari rawi-rawi masyhur.’ Menurut saya, ’Dia rawi hadis Anas, ’Rasulullah saw. tidak henti-hentinya qunut pada salat subuh hingga meninggal dunia’.” [24]</div><div>Kesimpulan Hadis Kedua:</div><div>Hadis yang berkaitan dengan doa menyambut Ramadhan tanpa dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban kedudukannya dhaif dan tidak dapat dijadikan hujjah untuk pengamalan.</div><div> </div><div>Kesimpulan Umum</div><div>Sehubungan dengan kedhaifan hadis yang menjadi rujukan berdoa khusus terkait Ramadhan, baik secara mandiri maupun dirangkai dengan Rajab dan Sya’ban, kami berkesimpulan bahwa tidak ada syariat berdoa secara khusus dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan.</div><div> </div><div>By Amin Muchtar, sigabah.com/beta</div><div> </div><div> </div><div>[1] Lihat, Musnad Ahmad, IV:180, No. hadis 2346. .</div><div>[2] HR. Al-Bazzar, Musnad Al-Bazzar, II:290, No. 6494, Ath-Thabrani, al-Mu’jam al-Awsath, IV:189, No. 3939, Ad-Du’a:284, No. 911, Al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman, III:375, No. 3815, Ad-Da’wat al-Kabir, II:142, No. 529, Ibnu Asakir, Mu’jam asy-Syuyukh:161, No. 309, Al-Mundziri, At-Targhib wa at-Tarhib, II:393, No. 1852, Abdul Ghani al-Maqdisi, Akhbar ash-Shalah:69, No. 127, Al-Khalal, Fi Fadha’il Syahr Rajab:45, No. 1, Abu Nu’aim, Hilyah al-Awliya, VI:269</div><div>[3] Lihat, Tahdzib al-Kamal, IX:272.</div><div>[4] Lihat, Ar-Raf’ wa at-Takmil fi al-Jarh wa at-Ta’dil: 208.</div><div>[5] Lihat, Tahdzib al-Kamal, IX:272.</div><div>[6] Lihat, Tahdzib al-Kamal, IX:272.</div><div>[7] Lihat, Mizan al-I’tidal, II:65.</div><div>[8] Lihat, Tahdzib al-Kamal, IX:493.</div><div>[9] Ibid.</div><div>[10] Ibid.</div><div>[11] Lihat, Tahdzib at-Tahdzib, III:378.</div><div>[12] Lihat, Syu’ab al-Iman, III:375</div><div>[13] Lihat, Al-Adzkar:274</div><div>[14] Lihat, Majma’ az-Zawa’id, II:165</div><div>[15] Lihat, Faidh al-Qadier, I:325</div><div>[16] Lihat, Ta’aliq ‘Ala al-Musnad, IV:100</div><div>[17] Lihat, Ta’aliq ‘Ala al-Musnad, IV:180</div><div>[18] Lihat, Al-Firdaws bi Ma’tsur al-Khithab, I:471, No. 1919</div><div>[19]Lihat, Al-Ghara’ib al-Multaqathah min Musnad al-Firdaws Mimmaa Laisa fii al-Kutub al-masyhurah:589, No. 614.</div><div>[20] Lihat, Ad-dhu’a:284, No. 912.</div><div>[21] Lihat, At-Tadwin fi Akhbar Qazwin, III:424.</div><div>[22] Lihat, Siyar A’lam an-Nubala, XIX:51, No. rawi 31.</div><div>[23] Lihat, Al-Mughni fid Dhu’afa, II:500.</div><div>[24] Lihat, Tahqiq Siyar A’lam an-Nubala, XIX:51</div><div><div>______________</div><div>Mari kita berinvestasi akhirat</div><div>dengan program wakaf untuk</div><div>pembangunan dan sarana pendidikan</div><div>Salurkan Dana Dakwah Anda ke:</div><div>REK BRI 0886.01.032045.53.7 an Yayasan Dialog Islam</div></div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4605599093145502030.post-16205473709685848612020-04-21T07:25:00.001+07:002020-04-21T07:25:44.659+07:00Doa Menyambut Ramadhan, Seperti ini Rupanya! <div>Doa menyambut ramadhan </div><div><br></div><div>Sebagaimana telah kita maklumi bahwa kualitas ibadah Ramadhan kita sangat dipengaruhi oleh keilmuan terhadap petunjuk Allah dan Rasulullah saw. yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Tanpa keilmuan, tingkat akurasi pengamalan serta ruh penghayatan kita terhadap syarat dan ketentuan serta nilai ibadah itu terkadang menjadi “liar” dan “kering”. Sehubungan dengan itu, tidak sedikit di antara orang Islam yang menyikapi Ramadhan sebagai “ibadah musiman” atau aktifitas rutin belaka.</div><div><br></div><div>Di antara ilmu yang perlu disosialisasikan kepada umat adalah mengenai sumber-sumber hadis sebagai pedoman praktis beribadah di bulan Ramadhan. Sebab, tidak sedikit hadis, yang sering kali disampaikan oleh sebagian khatib dan ustadz, baik dalam acara pengajian, buku, media elektronik maupun internet, ternyata selain tidak dapat dipastikan bersumber dari Nabi saw., juga terkadang redaksi dan maksudnya telah menyimpang dari rujukan yang sebenarnya. Dalam situasi semacam ini, keberadaan seorang ulama, yang istiqamah dalam mengemban amanat ilmiah dan membimbing umat, mutlak diperlukan. Semoga pandangan para ulama yang tersaji dalam tulisan sederhana ini menjadi salah satu di antara sekian banyak rujukan dalam usaha meningkatkan kualitas ibadah Ramadhan kita.</div><div> </div><div>Rujukan Hadis Ibadah Ramadhan</div><div>Hadis Nabi merupakan sumber ajaran Islam, disamping al-Qur’an. Dilihat dari periwayatannya hadis berbeda dengan al-Qur’an. Untuk al-Qur’an, semua periwayatanya berlangsung secara mutawatir, sedang untuk hadis, sebagian periwatannya berlangsung secara mutawatir dan sebagian lagi berlangsung ahad.</div><div><br></div><div>Hadis mengenal istilah shahih, hasan, dhaif bahkan mawdhu’ (palsu) yang menunjukkan derajat statusnya. Hal demikian itu berarti menghendaki kita memperlakukan hadis secara berbeda sesuai dengan statusnya, sehingga dalam kaitan hadis kita harus cermat, siapa yang meriwayatkan, bagaimana isinya dan bagaimana kualitasnya. Kualitas dari hadis ini akan berpengaruh pada pengambilan hadis, baik dalam pijakan hukum Islam maupun bidang lainnya.</div><div><br></div><div>Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an tidak lagi perlu dilakukan penelitian terhadap keasliannya, karena sudah tidak ada keraguan terhadapnya. sedangkan hadis perlu sikap kritis untuk menyikapi kehadirannya dengan diadakan penelitian, dari penelitian ini akan diketahui bahwa hadis ini memang benar dari Nabi Muhammad dan bukan hadis yang palsu. Penelitian ini bukan meragukan keseluruhan hadis Nabi tetapi lebih kepada kehati-hatian kita dalam pengambilan dasan hukum dalam agama. Inilah bukti bahwa kita benar-benar ingin mengikuti Nabi Muhammad dan menjalankan Islam sepenuhnya.</div><div><br></div><div>Dari pentingnya permasalahan ini maka muncullah berbagai macam kritik atas hadis dengan hadirnya metodologi kritik hadis atau metodologi penelitian hadis. Dalam ilmu hadis tradisi penelitian ini lebih difokuskan kepada unsur pokok hadis, meliputi sanad (matai rantai riwayat), matan(teks dan kandungan) dan rawi (wartawan hadis).</div><div><br></div><div>Berdasarkan metodologi penelitian hadis itu kita akan menganalisa beberapa contoh hadis yang berhubungan dengan bulan Ramadhan dan shaum di bulan itu, sebagai berikut:</div><div> </div><div>Hadis Tentang Doa khusus menyambut Ramadhan</div><div>Hadis yang berkaitan dengan doa tersebut terbagi menjadi dua macam: Pertama, dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban. Kedua, Tanpa dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban.</div><div> </div><div>Pertama, dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban.</div><div><br></div><div>عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُولُ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ</div><div>Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabi saw. apabila masuk bulan Rajab, beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan berkahilah kami pada bulan Ramadhan.’ Dan beliau berkata, ‘Malam Jumat itu indah dan siang harinya bercahaya’.” HR. Abdullah bin Ahmad. [1]</div><div><br></div><div>Dalam riwayat lain dengan redaksi:</div><div>إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ</div><div>“Apabila masuk bulan Rajab, beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan’.” [2]</div><div> </div><div>Kedudukan Hadis</div><div>Meski diriwayatkan oleh banyak mukharrij (pencatat dan periwayat hadis), namun semua jalur periwayatan hadis itu melalui seorang rawi bernama Za’idah bin Abu ar-Ruqad. Ia menerima dari rawi Ziyad bin Abdullah an-Numairi. Dengan demikian, hadis di atas dikategorikan sebagai hadis gharib mutlaq (benar-benar tunggal).</div><div><br></div><div>Menurut penelitian para ahli hadis, hadis di atas dhaif karena dua sebab:</div><div> </div><div>Pertama, rawi Za’idah bin Abu ar-Ruqad</div><div>Rawi tersebut telah di-jarh (dikritik) oleh para ahli hadis, antara lain:</div><div><br></div><div>Imam al-Bukhari berkata, “Dia munkar al-Hadits.” [3] Imam al-Bukhari berkata:</div><div><br></div><div>كُلُّ مَنْ قُلْتُ فِيْهِ مُنْكَرُ الْحَدِيْثِ لاَ تَحِلُّ الرِّوَايَةُ عَنْهُ</div><div> “Setiap orang yang aku katakan padanya, ‘munkar al-Hadits’ tidak halal meriwayatkan hadis darinya.” [4]</div><div>Abu Dawud berkata, “Saya tidak mengenal khabarnya.” [5] An-Nasai berkata, “Saya tidak tahu siapa dia.” [6] Adz-Dzahabi berkata, “Dia dha’if.” [7]</div><div> </div><div>Kedua, rawi Ziyad bin Abdullah an-Numairi</div><div>Rawi tersebut telah di-jarh (dikritik) oleh para ahli hadis, antara lain: Ibnu Ma’in berkata, “Pada hadisnya terdapat kedhaifan.” [8] Abu Hatim berkata, “Hadisnya dicatat dan tidak dapat digunakan hujjah.” [9]</div><div><br></div><div>Abu Ubaid al-Ajiri berkata, “Saya bertanya kepada Abu Dawud tentangnya (Ziyad), maka ia mendhaifkannya.” Ibnu Hiban berkata, “Dia keliru.” [10]</div><div><br></div><div>Kata Ibnu Hajar, “Ibnu Hiban menyebutkannya pula dalam kitab ad-Dhu’afa, dan ia berkata, “Dia (Ziyad) munkar al-Hadits, meriwayatkan dari Anas sesuatu yang tidak menyerupai hadis para rawi tsiqat. Dia ditinggalkan oleh Ibnu Ma’in.” [11]</div><div> </div><div>Penilaian Para ulama Terhadap Hadis di atas:</div><div>Al-Baihaqi berkata:</div><div><br></div><div>تفرد به زياد النميري وعنه زائدة بن أبي الرقاد قال البخاري : زائدة بن أبي الرقاد عن زياد النميري منكر الحديث</div><div>“Ziyad an-Numairi menyendiri dengan hadis itu, dan darinya diterima oleh Za’idah bin Abu ar-Ruqad. Al-Bukhari berkata, ‘Za’idah bin Abu ar-Ruqad dari Ziyad an-Numairi, munkar al-Hadits’.” [12]</div><div><br></div><div>An-Nawawi berkata:</div><div>وروينا في حلية الأولياء بإسناد فيه ضعف</div><div>“Dan kami meriwayatkan dalam kitab Hilyah al-Awliya dengan sanad yang padanya terdapat kedaifan.” [13]</div><div><br></div><div>Al-Haitasmi berkata:</div><div>رواه البزار وفيه زائدة بن أبي الرقاد قال البخاري منكر الحديث وجهله جماعة</div><div>“Diriwayatkan oleh al-Bazzar dan padanya terdapat rawi Za’idah bin Abu ar-Ruqad. Al-Bukhari berkata, ‘Dia munkar al-Hadits’ dan dinilai majhul (tidak dikenal) oleh sekelompok ulama.” [14]</div><div>Al-Munawi berkata:</div><div><br></div><div>وقال البخاري : زائدة عن زياد منكر الحديث وجهله جماعة وجزم الذهبي في الضعفاء بأنه منكر الحديث</div><div>“Al-Bukhari berkata, ‘Dia munkar al-Hadits’ dan dinilai majhul (tidak dikenal) oleh sekelompok ulama. Dan Adz-Dzahabi telah menetapkan dalam kitabnya adh-Dhu’afa bahwa dia munkar al-Hadits.” [15]</div><div><br></div><div>Ahmad Syakir berkata, “Isnaduhu dha’iefun(sanadnya dhaif).” [16] Syekh Syu’aib al-Arnauth berkata, “Isnaduhu dha’iefun(sanadnya dhaif).” [17]</div><div> </div><div>Kesimpulan Hadis Pertama</div><div>Hadis yang berkaitan dengan doa menyambut Ramadhan yang dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban kedudukannya dhaif dan tidak dapat dijadikan hujjah untuk pengamalan.</div><div> </div><div>Kedua, Tanpa dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban</div><div>Doa khusus menyambut bulan Ramadhan yang populer di sebagian kaum muslimin dengan redaksi:</div><div><br></div><div>اللّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَسَلِّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً</div><div>Sejauh penelitian kami, hampir selama 15 tahun, redaksi di atas tidak didapatkan sumber asalnya, sehingga tidak jelas riwayat siapa. Adapun redaksi yang ditemukan sumber dan periwayatnya adalah sebagai berikut:</div><div><br></div><div>عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ : اللّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَتَسَلَّمْهُ لِي مُقَبَّلاً</div><div>Dari Ubadah bin As-shamit: “Ya Allah, selamatkanlah aku untuk Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan untukku dan terimalah ia untukku (sebagai) yang diterima.” HR. Ad-Dailami. [18]</div><div><br></div><div>Dalam penelusuran Ibnu Hajar redaksi hadis versi Ad-Dailami itu selengkapnya sebagai berikut:</div><div><br></div><div>عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا هَؤُلاءِ الْكَلِمَاتِ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ يَقُولُ اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلا</div><div>Dari Ubadah bin As-shamit, ia berkata, ”Rasulullah saw. mengajarkan kepada kami beberapa kalimat apabila datang bulan Ramadhan, agar salah seorang di antara kami mengucapkan: Ya Allah, selamatkanlah aku untuk Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan untukku dan terimalah ia dariku (sebagai) yang diterima.” [19]</div><div><br></div><div>Sementara At-Thabrani meriwayatkan dengan redaksi:</div><div>عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا هَؤُلاءِ الْكَلِمَاتِ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ أَنْ يَقُولَ أَحَدُنَا اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلا</div><div>Dari Ubadah bin As-shamit, ia berkata, ”Rasulullah saw. mengajarkan kepada kami beberapa kalimat apabila datang bulan Ramadhan, agar salah seorang di antara kami mengucapkan: Ya Allah, selamatkanlah aku dari Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan untukku dan terimalah ia dariku (sebagai) yang diterima.” HR. At-Thabrani. [20]</div><div><br></div><div>Abdul Karim bin Muhammad al-Qazwini meriwayatkan pula dengan redaksi:</div><div><br></div><div>عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ يُعَلِّمُنَا أَنْ نَقُوْلَ اللّهُمَّ سَلِّمْنَا لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ مِنَّا وَتَسَلَّمْهُ مِنَّا مُتَقَبَّلاً</div><div>Dari Ubadah bin As-shamit, ia berkata, ”Nabi saw. apabila datang bulan Ramadhan mengajarkan kepada kami agar kami mengucapkan: Ya Allah, selamatkanlah kami untuk Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan dari kami dan terimalah ia dari kami (sebagai) yang diterima.” [21]</div><div><br></div><div>Ad-Dzahabi, dalam menjelaskan rawi Ibnu Syaghabah Abu al-Qasim Abdul Malik bin Ali bin Khalaf, mencantum hadis tersebut dengan redaksi:</div><div><br></div><div>عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا هؤلاءِ الْكَلِمَاتِ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ اللّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً.</div><div>Dari Ubadah bin As-shamit, ia berkata, ”Nabi saw. mengajarkan kepada kami beberapa kalimat apabila datang bulan Ramadhan: Ya Allah, selamatkanlah aku untuk Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan untukku dan terimalah ia dariku (sebagai) yang diterima.” HR. Ibnu Syaghabah Abu al-Qasim. [22]</div><div> </div><div>Kedudukan Hadis</div><div>Meski diriwayatkan oleh beberapa mukharrij (pencatat dan periwayat hadis) dengan redaksi yang berbeda, namun semua jalur periwayatan hadis itu melalui seorang rawi yang popular disebut Abu Ja’far ar-Razi, dari Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz, dari Shalih bin Kaisan, dari Ubadah bin as-Shamit. Dengan demikian, hadis di atas dikategorikan sebagai hadis gharib mutlaq (benar-benar tunggal).</div><div><br></div><div>Hadis di atas dhaif dengan sebab kedaifan Abu Ja’far ar-Razi, namanya Isa bin Abu Isa Mahan. Dia didaifkan oleh para ahli hadis, antara lain: Al-Fallas berkata, “Dia buruk hafalan”. Abu Zur’ah berkata, “Sering ragu-ragu (dalam meriwayatkan).” [23]</div><div> </div><div>Penilaian Para ulama Terhadap Hadis di atas</div><div>Syekh Syu’aib al-Arnauth berkata:</div><div><br></div><div>إسناده ضعيف لضعف أبي جعفر الرازي، واسمه عيسى بن ماهان، قال ابن المديني: كان يخلط، وقال يحيى: كان يخطئ، وقال أحمد: ليس بالقوي في الحديث، وقال أبو زرعة: كان يهم كثيرا، وقال ابن حبان: كان ينفرد بالمناكير عن المشاهير، قلت: وهو راوي حديث أنس: ما زال رسول الله يقنت في صلاة الصبح حتى فارق الدنيا.</div><div>”Sanadnya dha’if karena kedhaifan Abu Ja’far ar-Razi, namanya Isa bin Mahan. Ibnu al-Madini berkata, ’Dia rusak (hapalannya).’ Yahya bin Ma’in berkata, ”Dia keliru.’ Ahmad berkata, ’Dia tidak kuat dalam hadis.’ Abu Zur’ah berkata, ’Dia banyak waham.’ Ibnu Hiban berkata, ’Dia menyendiri dengan riwayat-riwayat munkar dari rawi-rawi masyhur.’ Menurut saya, ’Dia rawi hadis Anas, ’Rasulullah saw. tidak henti-hentinya qunut pada salat subuh hingga meninggal dunia’.” [24]</div><div><br></div><div>Kesimpulan Hadis Kedua:</div><div>Hadis yang berkaitan dengan doa menyambut Ramadhan tanpa dirangkaikan dengan bulan Rajab dan Sya’ban kedudukannya dhaif dan tidak dapat dijadikan hujjah untuk pengamalan.</div><div> </div><div>Kesimpulan Umum</div><div>Sehubungan dengan kedhaifan hadis yang menjadi rujukan berdoa khusus terkait Ramadhan, baik secara mandiri maupun dirangkai dengan Rajab dan Sya’ban, kami berkesimpulan bahwa tidak ada syariat berdoa secara khusus dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan.</div><div> </div><div>By Amin Muchtar, sigabah.com/beta</div><div> </div><div>[1] Lihat, Musnad Ahmad, IV:180, No. hadis 2346. .</div><div>[2] HR. Al-Bazzar, Musnad Al-Bazzar, II:290, No. 6494, Ath-Thabrani, al-Mu’jam al-Awsath, IV:189, No. 3939, Ad-Du’a:284, No. 911, Al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman, III:375, No. 3815, Ad-Da’wat al-Kabir, II:142, No. 529, Ibnu Asakir, Mu’jam asy-Syuyukh:161, No. 309, Al-Mundziri, At-Targhib wa at-Tarhib, II:393, No. 1852, Abdul Ghani al-Maqdisi, Akhbar ash-Shalah:69, No. 127, Al-Khalal, Fi Fadha’il Syahr Rajab:45, No. 1, Abu Nu’aim, Hilyah al-Awliya, VI:269</div><div>[3] Lihat, Tahdzib al-Kamal, IX:272.</div><div>[4] Lihat, Ar-Raf’ wa at-Takmil fi al-Jarh wa at-Ta’dil: 208.</div><div>[5] Lihat, Tahdzib al-Kamal, IX:272.</div><div>[6] Lihat, Tahdzib al-Kamal, IX:272.</div><div>[7] Lihat, Mizan al-I’tidal, II:65.</div><div>[8] Lihat, Tahdzib al-Kamal, IX:493.</div><div>[9] Ibid.</div><div>[10] Ibid.</div><div>[11] Lihat, Tahdzib at-Tahdzib, III:378.</div><div>[12] Lihat, Syu’ab al-Iman, III:375</div><div>[13] Lihat, Al-Adzkar:274</div><div>[14] Lihat, Majma’ az-Zawa’id, II:165</div><div>[15] Lihat, Faidh al-Qadier, I:325</div><div>[16] Lihat, Ta’aliq ‘Ala al-Musnad, IV:100</div><div>[17] Lihat, Ta’aliq ‘Ala al-Musnad, IV:180</div><div>[18] Lihat, Al-Firdaws bi Ma’tsur al-Khithab, I:471, No. 1919</div><div>[19]Lihat, Al-Ghara’ib al-Multaqathah min Musnad al-Firdaws Mimmaa Laisa fii al-Kutub al-masyhurah:589, No. 614.</div><div>[20] Lihat, Ad-dhu’a:284, No. 912.</div><div>[21] Lihat, At-Tadwin fi Akhbar Qazwin, III:424.</div><div>[22] Lihat, Siyar A’lam an-Nubala, XIX:51, No. rawi 31.</div><div>[23] Lihat, Al-Mughni fid Dhu’afa, II:500.</div><div>[24] Lihat, Tahqiq Siyar A’lam an-Nubala, XIX:51</div>Hakimteahttp://www.blogger.com/profile/14668671279027078088noreply@blogger.com0