Do'a Yang Diperbolehkan Mengangkat Tangan, Kapan?

Mengangkat Tangan Ketika Berdoa. Ada beberapa do'a yang disunnahkan mengangkat tangan dan dibolehkan mengangkat tangan ketika berdoa, banyak juga do'a yang tidak mengangkat tangan atau tidak dicontohkan mengangkat tangan. Kapan saja doa bisa sambil mengangkat tangan?

Al-du’a adalah permohonan dari yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi kedudukannya. Allah swt. berada pada kedudukan yang paling tinggi (pengabul do’a), sedangkan manusia berada pada kedudukan yang paling rendah (pemohon do’a). diantara sifat-sifat Allah swt. adalah sifat Rahman dan Rahiem. Mengenai hal ini, Ibnu al-Mubarak mengatakan, ‘ar-Rahman (pengasih) adalah apabila Ia diminta, niscaya Ia akan mengabulkan permintaan itu, sedang ar-Rahiem (penyayang) adalah apabila Ia tidak diminta, tentu Ia murka, sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, ‘siapa orang yang tidak meminta kepada Allah swt. tentu Ia murka kepada orang itu”. Hr. al-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari  Abu Hurairah’. (Lihat, Umdatut Tafsir, 1 : 72)

Orang yang tidak pernah berdo’a  menunjukan sifat  takabur, padahal ia mempunyai banyak keperluan yang tidak hanya dapat dipenuhi oleh usahanya sendiri, melainkan harus melalui bantuan dan pertolongan Allah Swt. Apabila Allah memberi seorang hamba sesuatu dari dunia ini, akan tetapi ia tetap maksiyat kepada-Nya, maka hal itu adalah istidraj. Adapun orang yang banyak berdo’a, tentu akan lebih berhati-hati dalam bertindak, tidak akan berani melanggar aturan Allah swt. karena ia senantiasa ingin do’anya cepat terkabulkan.

Agar do’anya dapat dikabulkan, tentu saja berdo’a itu harus memenuhi aturan pengabul do’a (Allah swt), karena berdo’a disamping berfungsi sebagai permohonan hamba kepada Allah, berdo’a juga adalah ibadah (berbakti) kepada-Nya. Diantara adabud du’a adalah hendaklah tawadlu, penuh rasa rendah, lemah lembut, penuh harapan bahwa do’a itu akan dikabulkan serta tidak boleh berteriak-teriak, Rasulullah saw. bersabda :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِرْبََعُوْا  عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُوْنَ أَصَم وَلَا غَائِبًا إِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ تَبَارَكَ اسْمُهُ وَتَعَالَى جَدُّهُ . –رواه البخارى-

“hai manusia ! peliharalah dirimu, sesungguhnya kamu tidak berdo’a kepada yang tuli, dan yang gaib, sesungguhnya ia bersamamu, ia maha mendengar dan maha dekat, maha berkah nama-Nya, dan maha tinggi keagungan-Nya”. Hr. al-Bukhari, Shahih Al Bukhari ,II:168

Adapun mengenai mengangkat tangan ketika berdo’a, penulis kemukakan keterangan-keterangan sebagai berikut,

Pertama, mengangkat tangan ketika berdoa itu benar adanya dan dicontohkan oleh Rasulullah Saw., tetapi tidak pada semua doa. Secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian

A. Ketika Mendoakan Perseorangan dan umat

  1. Mendoakan Umat Agar Cacian Beliau Saat Marah Jadi Kebaikan Mereka.
  2. Mendoakan Muhajir Yang Bunuh Diri.
  3. Mendoakan Keselamatan Umat.
  4. Mendoakan Khalid bin Al Walid.
  5. Mendo’akan kaum Daus
1.  Mendoakan Umat Agar Cacian Beliau Saat Marah Jadi Kebaikan Mereka

Dari Aisyah, ia berkata:

دَخَلَ عَلَيَّ النَّبِيُّ بِأَسِيرٍ فَلَهَوْتُ عَنْهُ فَذَهَبَ فَجَاءَ النَّبِيُّ فَقَالَ مَا فَعَلَ الأَسِيرُ قَالَتْ لَهَوْتُ عَنْهُ مَعَ النِّسْوَةِ فَخَرَجَ فَقَالَ مَا لَكِ قَطَعَ اللهُ يَدَكِ أَوْ يَدَيْكِ فَخَرَجَ فَآذَنَ بِهِ النَّاسَ فَطَلَبُوهُ فَجَاءُوا بِهِ فَدَخَلَ عَلَيَّ وَأَنَا أُقَلِّبُ يَدَيَّ فَقَالَ مَا لَكِ أَجُنِنْتِ قُلْتُ دَعَوْتَ عَلَيَّ فَأَنَا أُقَلِّبُ يَدَيَّ أَنْظُرُ أَيُّهُمَا يُقْطَعَانِ فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَرَفَعَ يَدَيْهِ مَدًّا وَقَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي بَشَرٌ أَغْضَبُ كَمَا يَغْضَبُ الْبَشَرُ فَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ أَوْ مُؤْمِنَةٍ دَعَوْتُ عَلَيْهِ فَاجْعَلْهُ لَهُ زَكَاةً وَطُهُورًا.رواه احمد و إسحاق بن راهويه، و البيهقي

Nabi saw. menemuiku bersama seorang tawanan, lalu aku memalingkan perhatian darinya kemudian ia pergi. Maka datanglah Nabi saw. seraya berkata,’Apa yang dilakukan oleh tawanan itu? Aisyah berkata,’Aku bersama sekelomok perempuan memalingkan perhatian darinya lalu ia keluar. Nabi saw. berkata,’Kenapa dengan kamu! Apakah Allah akan memotong tanganmu atau kedua tanganmu? Lantas beliau keluar dan memberitahukan kepada orang-orang (agar mencari tawanan itu). Kemudian mereka mencarinya dan mereka datang bersama tawanan itu. Maka Nabi saw. mendatangiku pada saat itu aku membalikkan (mengebelakangkan) tanganku. Beliau berkata,’Kenapa denganmu, apakah kamu menutupinya? Aku berkata,’Engkau telah mendoakanku, maka aku mengebelakangkan tanganku, aku ingin melihat apakah keduanya terputus. Maka beliau memuji Allah dan menyanjung-Nya serta mengangkat kedua tangannya tingi-tinggi seraya berdoa,’Ya Allah! Sesungguhnya aku ini manusia biasa, aku marah seperti manusia pun suka marah, maka mukmin atau mukminat mana saja yang aku pernah mendoakan (kejelekan), jadikanlah baginya sebagai pembersih dan penyuci (terhadap dosanya)”. H.r. Ahmad, Musnad al-Imam Ahmad, XXXX : 303, Ishaq bin Rahawaeh, al-Musnad, II : 543, Al Baehaqi, as Sunanul Kubra, IX : 98.

Syu’aeb Al Arnauth mengatakan, ’Sanad hadis ini shahih sesuai dengan syarat al-Bukhari & Muslim” Musnad al-Imam Ahmad, XXXX : 304.

2. Mendoakan Muhajir Yang Bunuh Diri

عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَدِمَ الطُّفَيْلُ بْنُ عَمْرٍو الدَّوْسِي عَلَى رَسُولِ اللهِ بِمَكَّةَ …فَقَصَ الطُّفَيْلُ رُؤْيَاهُ عَلَى رَسُولِ الله  فَرَفَعَ رَسُولُ اللهِ يَدَيْهِ فَقَالَ اَللَّهُمَّ وَلِيْدَيْهِ فَاغْفِرْ اَللَّهُمَّ وَلِيَدَيْهِ  فَاغْفِرْ اَللَّهُمَّ وَلِيَدَيْهِ فَاغْفِرْ.رواه ابن حبان و الحاكم و ابو يعلى و البخاري،في الادب و الرفع و الطبراني في الأوسط

Dari Abu Az Zubair dari Jabir, ia mengatakan,’Thufail bin Amr ad Duwasi menjumpai Nabi Saw. di Makkah…Kemudian At Thufail menceritakan kisah (mimpinya) itu kepada Rasulullah Saw. lalu Rasulullah Saw. mengangkat kedua tanganya dan berdoa,’Ya Allah! Dan untuk kedua tanganya, ampunilah ia, ’Ya Allah! Dan untuk kedua tanganya, ampunilah ia, ’Ya Allah! Dan untuk kedua tanganya, ampunilah ia”.H.r. Ibnu Hiban, Shahih Ibnu Hiban, V : 9; Al Hakim, al Mustadrak, IV : 86; Abu Ya’la,Musnad Abu Ya’la, IV : 126; Al Bukhari, al Adabul Mufrad, hal. 215, Raf’ul Yadaeni Fis Shalah, hal. 140; At Thabrani,  al Mu’jamul Ausath, III : 204.

3.  Mendoakan Keselamatan Umat

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ النَّبِيَّ تَلاَ قَوْلَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي إِبْرَاهِيمَ ( رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي ) الآيَةَ. وَقَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَم ( إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ) فَرَفَعَ يَدَيْهِ وَقَالَ اللَّهُمَّ أُمَّتِي أُمَّتِي وَبَكَى…رواه مسلم و ابو عوانة و النسائي والبيهقي وابن مندة

Dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash, sesungguhnya Nabi saw. membaca firman Allah azza wa jalla mengenai Ibrahim, ‘Ya Allah! Sesungguhnya mereka (berhala-berhala) telah banyak menyesatkan manusia, siapa yang mengikutiku sesungguhnya ia dari golonganku”. Dan Nabi Isa berkata,’Jika Engkau menyiksa mereka, sesungguhnya mereka itu adalah hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkau Mahaperkasa lagi Mahabijaksana”. Lalu Nabi saw. mengangkat kedua tanganya dan berdoa,’Ya Allah! Umatku-umatku! Sambil menangis”. H.r. Muslim,Shahih Muslim, I : 191, Abu ‘Awanah, al-Musnad, I : 137, An Nasai, as Sunanul Kubra, VI : 373, Al Baehaqi, Syu’abul Iman, I : 283, Ibnu Mundah, al Iman, II : 868.

4.  Mendoakan Khalid bin AlWalid

عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ بَعَثَ النَّبِيُّ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيدِ إِلَى بَنِي جَذِيمَةَ فَدَعَاهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ فَلَمْ يُحْسِنُوا أَنْ يَقُولُوا أَسْلَمْنَا فَجَعَلُوا يَقُولُونَ صَبَأْنَا صَبَأْنَا فَجَعَلَ خَالِدٌ يَقْتُلُ مِنْهُمْ … فَذَكَرْنَاهُ فَرَفَعَ النَّبِيُّ يَدَهُ فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ خَالِدٌ مَرَّتَيْنِ .رواه البخاري و ابن حبان و البيهقي و النسائي و عبد الرزاق و احمد و عبد بن حميد

Dari Salim, dari bapaknya ia mengatakan,’Nabi Saw. mengutus Khalid bin Al Walid ke bani Jadzimah. Ia mengajak mereka untuk memeluk Islam, akan tetapi mereka tidak mengetahui (mengerti dengan baik) untuk mengatakan kami berserah diri. Bahkan mereka mengatakan,’Kami berpindah agama, kami berpindah agama. Maka mulailah Khalid membunuh salah seorang dari mereka…lalu kami terangkan hal itu kepada beliau, maka Nabi Saw. mengangkat tanga seraya berdoa,’Ya Allah! Sesungguhnya aku melepas diri dari apa yang telah diperbuat oleh Khalid (diucapkan dua kali).” H.r. Al Bukhari, Shahih al-Bukhari, III : 70, Ibnu Hiban, Shahih Ibnu Hiban, VII : 120, Al Baihaqi, as Sunanul Kubra, IX : 115, An Nasai, as Sunanul Kubra, III : 474, Abdurrazaq, al-Mushannaf, V : 222, X : 174, Ahmad, Musnad al Imam Ahmad, X : 444, Abd bin Humaid, al-Musnad, I : 239.

5.  Ketika Mendoakan Kaum Daus

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ جَاءَ الطُّفَيْلُ بْنُ عَمْرٍو الدَّوْسِيُ إِلَى رَسُولِ اللهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ دَوْسًا قَدْ عَصَتْ وَأَبَتْ فَادْعُ اللهَ عَلَيْهَا فَاسْتَقْبَلَ رَسُولُ اللهِ اَلْقِبْلَةَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ النَّاسُ هَلَكَتْ دَوْسٌ فَقَالَ اَللّهُمَّ أهْدِ دَوْسًا وَأْتِ بِهِمْ.

Dari Abu Hurairah, r.a. telah datang At Thufail bin Amr Ad Duasi kepada Rasulullah Saw., ia mengatakan,’Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Daus berpaling serta menolak (ajaran Islam), mohonlah (kecelakaan) kepada Allah untuknya. Kemudian Rasulullah Saw. mengadap kiblat sambil mengangkat kedua tanganya, lalu orang-orang berkata,’Celakalah”. Beliau bersabda,’Ya Allah! Tunjukkanlah (kebenaran) kepada Daus serta berilah (hidayah) kepada mereka”. H.r. As Syafii, Musnad as Syafi,i, II : 199, as Sunanul Ma’tsurah, I : 352, al Umm, I : 162, Ahmad, Musnad al Imam Ahmad, II : 266; Fadlailus Shahabah, II : 884, Al Humaidi, al Musnad, II : 453, At Thabrani, al Mu’jamul Kabir, VIII : 391, Abul Hasan Abdul Baqi bin Qani’, Mu’jamus Shahabah, II : 51, Al Bukhari, Raf’ul Yadaini Fis Sholah, hal. 140, al Adabul Mufrad, hal. 185, Al Baihaqi, ad Da’awat al Kubra, hal. 274, Al Bagawi, Syarhus Sunnah, V : 150.

Hadis di atas diriwayatkan pula oleh Al Bukhari (Shahih al Bukhari, III : 1073), Muslim (Shahih Muslim, IV : 1957) dan At Thabrani (al Mu’jamul Kabir, VIII : 390), tanpa keterangan Fastaqbalal qiblati wa rafa’a yadaihi

Sedangkan dalam periwayatan Ibnu Hiban (Shahih Ibnu Hiban, II : 162), dan Ishaq bin Rahawaih (al Musnad, I : 186), dengan lafal:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ فَذَكَرَ دَوْسًا فَقَالَ إِنَّهُمْ فَذَكَرَ رِجَالَهُمْ وَنِسَاءَهُمْ فَرَفَعَ النَّبِيُ يَدَيْهِ فَقَالَ الرَّجُلُ إِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ هَلَكَتْ دَوْسٌ وَرَّبُ الْكَعْبَةِ فَرَفَعَ النَّبِيُ يَدَيْهِ وَقَالَ اَللَّهُمَّ اهْدِ دَوْسًا

Seseorang datang kepada Rasulullah Saw. lalu ia menerangkau Daus. Ia berkata,’Sesungguhnya mereka – ia menerangkan tentang laki-laki juga perempuan mereka – kemudian Nabi Saw. mengangkat kedua tanganya. Maka berkatalah laki-laki itu,’Inna lillahi wa inna ilaihi raji’uun”, celaka Daus dan demi Yang mengurus Ka’bah. Nabi Saw. mengangkat kedua tanganya seraya berdoa,’Ya Allah! Tunjukkanlah (kebenaran) kepada Daus.

Hadis di atas sanadnya shahih sesuai dengan syarat al Bukhari Muslim (Lihat, Ta’liq ‘ala Musnad al Imam Ahmad, XII : 266)

Adapun mengangkat tangan ketika mendoakan

  • Saad Bin Ubadah.
  • Ahlul Bait.
  • Usman bin Afan.
  • Ali bin Abu Thalib.
  • Usamah bin Zaid.
  • Ketika Ber-Isti’adzah dari Fitnah Dajal.
  • Al Walid bin Uqbah.

Hadis-hadisnya daif (keterangan terlampir)

B. Ketika berdoa pada Ibadah Tertentu

  1. Berdoa di  Bukit Shofa dan Marwah.
  2. Berdoa di Jamratain (Jumrah Sugra dan Wustha).
  3. Berdoa dan Berzikir Wukuf di Arafah.
  4. Berdoa dan Berzikir Ketika Terjadi Gerhana.
  5. Berdoa pada Istisqa.
  6. Berdoa Setelah Wudhu.
  7. Ketika Istigatsah Di Perang Badar.
  8. Doa Nabi Saw. di Kuburan Baqi.
  9. Berdoa Pada Qunut.

1.  Berdoa di Bukit Shofa dan Marwah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ… فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ طَوَافِهِ أَتَى الصَّفَا فَعَلاَ عَلَيْهِ حَتَّى نَظَرَ إِلَى الْبَيْتِ وَرَفَعَ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يَحْمَدُ اللهَ وَيَدْعُو بِمَا شَاءَ أَنْ يَدْعُوَ. رواه مسلم و ابن خزيمة و ابو عوانة و البيهقي و ابن أبي شيبة

Dari Abu Hurairah, ia mengatakan,’…Ketika Rasulullah Saw. selesai dari thawafnya, beliau datang ke Shafa, lalu naik sampai beliau melihat Al Bait (Ka’bah), kemudian beliau mengangkat kedua tanganya, lalu mulailah membaca tahmid (memuji kepada Allah) dan berdoa apa yang ia kehendaki”. H.r. Muslim, Shahih Muslim, III : 1406, Ibnu Khuzaimah, Shahih Ibnu Khuzaimah, IV : 230, Abu ‘Awanah, al-Musnad, IV : 290, Al Baihaqi, as Sunanul Kubra, IX : 117, Ibnu Abu Syaibah, al-Mushannaf, VII : 397.

2. Ketika Berdoa di Jamratain (jumrah sugra dan wustha)

عَنِ الزُّهْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ كَانَ إِذَا رَمَى الْجَمْرَةَ الَّتِي تَلِي مَسْجِدَ مِنًى يَرْمِيهَا بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ يُكَبِّرُ كُلَّمَا رَمَى بِحَصَاةٍ ثُمَّ تَقَدَّمَ أَمَامَهَا فَوَقَفَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ رَافِعًا يَدَيْهِ يَدْعُو وَكَانَ يُطِيلُ الْوُقُوفَ ثُمَّ يَأْتِي الْجَمْرَةَ الثَّانِيَةَ فَيَرْمِيهَا بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ يُكَبِّرُ كُلَّمَا رَمَى بِحَصَاةٍ ثُمَّ يَنْحَدِرُ ذَاتَ الْيَسَارِ مِمَّا يَلِي الْوَادِيَ فَيَقِفُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ رَافِعًا يَدَيْهِ يَدْعُو ثُمَّ يَأْتِي الْجَمْرَةَ الَّتِي عِنْدَ الْعَقَبَةِ فَيَرْمِيهَا بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ يُكَبِّرُ عِنْدَ كُلِّ حَصَاةٍ ثُمَّ يَنْصَرِفُ وَلاَ يَقِفُ عِنْدَهَا قَالَ الزُّهْرِيُّ سَمِعْتُ سَالِمَ بْنَ عَبْدِاللهِ يُحَدِّثُ مِثْلَ هَذَا عَنْ أَبِيهِ عَنِ النَّبِيِّ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَفْعَلُهُ . رواه البخاري و ابن خزيمة و الحاكم و الدارمي و النسائي والبيهقي و الدارقطني

Dari Az Zuhri, sesungguhnya Rasulullah Saw. melontar al Jumrah yang berdekatan dengan mesjid di mina, beliau melemparinya dengan tujuh batu kecil. Beliau bertakbir pada setiap kali lemparan lalu berdiri di depanya menghadap kiblat, berdoa dengan mengangkat kedua tanganya dan berdiri di situ lama sekali. Kemudian beliau mendatangi al Jamrah yang kedua lalu melamparinya dengan tujuh batu kecil. Beliau bertakbir pada setiap kali lemparan, lalu menepi kesebelah kiri al Wadi berdiri mengahadap kiblat berdoa dengan mengangkat kedua tangannya. Kemudian mendatangi al Jamrah Aqabah, lalu beliau melemparinya dengan tujuh batu kecil, beliau bertakbir pada setiap kali lemparan, lalu pergi dan tidak berhenti dahulu di situ”. Az Zuhri mengatakan,’Saya mendengar Salim bin Abdullah menceritakan seperti itu dari ayahnya dari Nabi Saw. dan Ibnu Umar pun mengamalkannya. H.r. Al Bukhari, Shahih al Bukhari, I : 368, Ibnu Khuzaimah, Shahih Ibnu Khuzaimah, IV : 317, Al Hakim, al-Mustadrak, I : 478, Ad Darimi, Sunan ad Darimi, II : 63, An Nasai,Sunan an Nasai (as-Shugra), V : 276; as Sunanul Kubra,’II : 441, Al Baihaqi, as Sunanul Kubra, V: 148, Ad Daraquthni, Sunan Ad Daraquthni, II : 275.

3.  Berdoa dan Berzikir Ketika Wuquf di Arafah

عَنْ عَطَاءٍ قَالَ قَالَ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ بِعَرَفَاتٍ فَرَفَعَ يَدَيْهِ يَدْعُو.

Dari Atha, ia mengatakan,’Usamah bin Zaid mengatakan,’Saya membonceng Nabi Saw. di Arafah, lalu beliau mengangkat kedua tanganya sambil berdoa” H.r. Ibnu Khuzaemah, Shahih Ibnu Khuzaemah, IV : 258, An Nasai, Sunan an Nasai, V : 254;as Sunanul Kubra, II : 423, Ahmad, Musnad al Imam Ahmad, XXXVI : 146, Al Baihaqi,as Sunanul Kubra, V : 112, Abu Abdullah al Hanbali al Maqdisi, al Ahaditsil Mukhtarah, IV ; 123-124.

Dalam hadis lain diterangkan:

عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ دَخَلْنَا عَلَى جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ فَقُلْتُ أَخْبِرْنِي عَنْ حَجَّةِ النَّبِيِّ فَقَالَ رَكِبَ حَتَّى أَتَى الْمَوْقِفَ فَجَعَلَ بَطْنَ ناَقَتِهِ الْقَصْوَاءِ إِلَى الصَّخْرَاتِ وَجَعَلَ جَبَلَ الْمَشَّاةِ بَيْنَ يَدَيْهِ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ فَلَمْ يَزَلْ وَاقِفًا حَتَّى غَرَبَتِ الشَّمْسُ وَذَهَبَتِ الصَّفْرَةُ قَلِيْلاً حِيْنَ غَابَ الْقَرْصُ رَفَعَ الْيَدَيْنِ بِالدُّعَاءِ بِعَرَفَةَ. رواه النسائي، السنن الكبرى 2: 423.

Dari Ja’far bin Muhamad bin Ali dari bapaknya, ia mengatakan,’Kami menemui Jabir bin Abdullah, aku berkata,’Kabarilah aku tentang haji Nabi Saw.! Maka ia menerangkan,’Beliau (berangkat) menunggangi kendaraan sehingga sampai di tempat wuquf, beliau menjadikan perut untanya al Qaswa mengahadap As Shakhra serta menjadikan bukit Al Masyat di depannya, dan beliau menghadap kiblat terus-menerus wuquf sampai matahari terbenam dan mega kuning sedikit menghilang ketika waktu sore telah habis (masuk waktu Magrib), beliau mengangkat kedua tangan sambil berdoa di Arafah. H.r. An Nasai, as Sunanul Kubra, II : 423.

Dalam periwayatan At Thabrani, dari Jurairi diterangkan bahwa Rasulullah Saw. mengangkat kedua tangan ketika berdoa di Arafah tidak melebihi dari kepalanya. (al Mu’jamul Kabir, II:332)

4. Berdoa dan Berzikir Ketika Terjadi Gerhana

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ بَيْنَمَا أَنَا أَرْمِي بِأَسْهُمِي فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللهِ إِذِ انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ فَنَبَذْتُهُنَّ وَقُلْتُ لأَنْظُرَنَّ إِلَى مَا يَحْدُثُ لِرَسُولِ اللهِ  فِي انْكِسَافِ الشَّمْسِ الْيَوْمَ فَانْتَهَيْتُ إِلَيْهِ وَهُوَ رَافِعٌ يَدَيْهِ يَدْعُو وَيُكَبِّرُ وَيَحْمَدُ وَيُهَلِّلُ حَتَّى جُلِّيَ عَنِ الشَّمْسِ فَقَرَأَ سُورَتَيْنِ وَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ.رواه مسلم و البيهقي و أبو داود

Dari Abdurrahman bin Samurah, ia mengatakan,’Ketika saya sedang main lempar panah pada masa Rasulullah Saw. tiba-tiba terjadi gerhana matahari, lalu saya meninggalkanya dan saya berkata,’Saya akan melihat apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. ketika terjadi gerhana pada hari itu. Kemudian saya menjumpai beliau, pada saat itu Rasulullah Saw. sedang mengangkat kedua tanganya berdoa, bertakbir, bertahmid, dan bertahlil sampai terang kembali. Maka beliau membaca dua surat dan salat dua rakaat”. H.r. Muslim, Shahih Muslim, II : 269, Al Baihaqi, as Sunanul Kubra, III : 332, Abu Daud, Sunan Abu Daud, I : 264.

5. Berdoa Pada Istisqa

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ لاَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَيْءٍ مِنْ دُعَائِهِ إِلاَّ فِي الاسْتِسْقَاءِ وَإِنَّهُ يَرْفَعُ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ إِبْطَيْهِ. رواه البخاري و مسلم و البيهقي و ابو داود و النسائي و ابن ماجه و احمد و ابو يعلى

Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabi Saw. tidak pernah mengangkat kedua tanganya ketika berdoa melainkan pada salat istisqa sampai terlihat putihnya kedua ketiaknya”. H.r. Al Bukhari, Shahih al Bukhari, I : 226, Muslim, Shahih Muslim, II : 216, , Al Baihaqi, as Sunanul Kubra, III : 357, Abu Daud, Sunan Abu Daud, I : 216, An Nasai, as Sunanul Kubra, I : 450, 559, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, I : 373, Ahmad, Musnad al Imam Amad, XX : 231, Abu Ya’la, al-Musnad, V : 339, 346, 399.

6.  Berdoa Setelah Wudhu

عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ لَمَّا فَرَغَ النَّبِيُّ مِنْ حُنَيْنٍ بَعَثَ أَبَا عَامِرٍ عَلَى جَيْشٍ إِلَى أَوْطَاسٍ … فَدَعَا بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعُبَيْدٍ أَبِي عَامِرٍ وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَوْقَ كَثِيرٍ مِنْ خَلْقِكَ مِنَ النَّاسِ فَقُلْتُ وَلِي فَاسْتَغْفِرْ فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِاللهِ بْنِ قَيْسٍ ذَنْبَهُ وَأَدْخِلْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُدْخَلاً كَرِيمًا. رواه البخاري

Dari Abu Musa r.a. ia mengatakan,’Ketika Nabi Saw. selesai dari perang hunain, beliau mengutus Abu Amir untuk memimpin pasukan ke Authas…maka Nabi Saw. meminta air lalu beliau berwudlu, kemudian beliau mengangkat kedua tanganya berdoa,’Ya Allah! Ampunilah ‘Ubaid Abu Amir, aku melihat putihnya kedua ketiak beliau. Kemudian beliau berdoa lagi, ‘Ya Allah! Tempatkanlah ia di atas dari pada kebanyakkan manusia dari ciptaanMu. Kemudian aku (Abdullah bin Qais) berkata,’Ya Rasulullah! Mohonkanlah ampunan bagiku! Beliau bersabda,’Ya Allah! Ampunilah dosa-dosa Abdullah bin Qais, masukkanlah ia pada hari kiamat ke tempat yang sangat mulia”. H.r. Al Bukhari, Shahih al Bukhari, III : 67.

7.  Ketika Istigotsah di Perang Badar

عَنْ عُمَرَ ابْنِ الْخَطَّابِ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ نَظَرَ رَسُولُ اللهِ إِلَى الْمُشْرِكِينَ وَهُمْ أَلْفٌ وَأَصْحَابُهُ ثَلاَثُ مِائَةٍ وَتِسْعَةَ عَشَرَ رَجُلاً فَاسْتَقْبَلَ نَبِيُّ اللهِ الْقِبْلَةَ ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ فَمَا زَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ… فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ ( إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ

Dari Umar bin Al Khathab, ia mengatakan,’Ketika perang Badar, Rasulullah Saw. melihat orang-orang musyrik itu beribu-ribu. Sedangkan para shahabatnya berjumlah sekitar tiga ratus sembilan belas orang. Lalu Nabi Saw. mengadap kiblat menadahlan tangan dan mulailah beliau menyeru Tuhanya,’Ya Allah! Penuhilah bagiku apa yang Engkau janjikan kepadaku, ya Allah! Berikanlah kepadaku apa yang Engkau janjikan terhadapku, ya Allah! Seandainya sekelompok dari ahli Islam ini binasa, tidak akan ada di muka bumi ini ada yang menyembah. Maka tidak henti-hentinya beliau menyeru Tuhannya dengan membentangan tanganya menghadap kiblat sehingga selendangnya jatuh dari pundaknya…Kemudian Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat “Idz tastagiitsuuna rabbakum…(Ingatlah ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berbondong-bondong)…H.r. Muslim, Shahih Muslim, II : 146, Ibnu Hiban, Shahih Ibnu Hiban, VII : 141, Abu ‘Awanah, al Musnad, IV : 255, At Tirmidzi, Sunan at Tirmidzi, V : 251, Ibnu Abu Syaibah, al Mushannaf, VI : 75, Al Asbahani, Dalailun Nubuwwah, I : 119, Ahmad, Musnad al Imam Ahmad, I : 334.

8. Doa Nabi Saw. di Kuburan Baqi 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ كَثِيرِ بْنِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ مُحَمَّدَ بْنَ قَيْسٍ يَقُولُ سَمِعْتُ عَائِشَةَ تُحَدِّثُ فَقَالَتْ أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ عَنِ النَّبِيِّ … جَاءَ الْبَقِيعَ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ …

Dari Abdullah bin Katsir bin al Muthalib, bahwasanya ia mendengar Muhamad bin Qais mengatakan,’Saya mendengar Aisyah berkata,’Maukah saya ceritakan kepadamu dari Nabi saw…hingga beliau sampai di Baqi, lalu beliau lama berdiri kemudian beliau mengangkat kedua tanganya tiga kali…H.r. Muslim, Shahih Muslim, II : 670, Abu Nuiam, al Mustakhraj ‘alas shahihil Muslim, III : 54, An Nasai, as Sunanul Kubra, I : 655, V: 288, al Mujtaba, IV : 92, VII : 72 & 74, Abdurrazaq, al Mushannaf, III : 571.

9. Berdoa pada Qunut

عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فِي قِصَّةِ الْقُرَّاءِ وَقَتْلِهِمْ قَالَ : فَقَالَ لِيْ أَنَسٌ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ كُلَّمَا صَلَّى الغَدَاةِ رَفَعَ يَدَيْهِ يَدْعُو عَلَيْهِمْ يَعْنِي عَلَى الَّذِيْنَ قَتَلُوهُمْ.

Dari Tsabit dari Anas bin Malik, tentang kisah Ahli Qura’ (pengajar Alquran) dan pembunuhan terhadap mereka. Ia (Tsabit) berkata,’Anas mengatakan kepadaku,’Sungguh aku menyaksikan Rasulullah Saw. menadahkan kedua tangan beliau setiap kali salat Gadzat (Subuh) mengangkat kedua tanganya mendoakan terhadap mereka yaitu terhadap orang-orang yang membunuh (ahli Qura’). H.r. Al Baihaqi, as Sunanul Kubra, II : 211, Abu ‘Awanah, al Musnad, IV : 462, At Thabrani,al Mu’jamul Ausath, IV : 475, al Mu’jamus Shagir, I : 194, al Mu’jamul Kabir, IV : 59, Ahmad, Musnad al Imam Ahmad, XIX : 393, Abu Nu’aim, Hilyatul Auliya, I : 124, Al Khathib Al Bagdadi, at Tarikhul Kabir, XI : 440, Abd bin Humaid, al Musnad, No 1276, An Nasai, as Sunanul Kubra, No. 8297.

bersambung

Sumber: Anshoruddin Ramdhani, WAG Dialog Islam Garuda

COMMENTS

Nama

Aam Amiruddin,3,Adab Berada dalam Masjid,2,Adab Di Majelis,1,Adab Di Majlis,1,Adab di Masjid,2,Adab Islami,9,Adab Menuntut Ilmu,2,Adab Penuntut Ilmu,1,Adab Terhadap Allah,1,Adab Terhadap Allah Azza wa Jalla,1,Adab Terhadap Ayah Bunda,1,Adab Terhadap Ibu Bapak,1,Adab Terhadap Orang Tua,1,Akhlak Islami,1,Aliran Sesat,1,Amin Saefullah Muchtar,2,Android,1,apakah hormat bendera haram,1,Aplikasi,1,Aqidah,1,Artikel,44,Artikel Adab,1,artikel fikih,1,artikel fiqh,1,artikel Islam,22,Artikel Kiriman,58,Artikel Ramadhan,9,Artikel Siyasah,2,artikel tahajud,1,Artis Jadi Nabi,1,Artis Nabi,1,Artis Teladan,1,Awal Ramadhan,2,Baiti Jannati,10,Berita,31,Berita Persatuan Islam,2,Biografi,9,Buku,19,Bulughul Maram,1,Cerita Renungan,10,Dari Redaksi,5,Dewan Hisbah,10,Dewan Hisbah PP Persis,12,Dialog Islam Garuda,48,Diary Islami,1,Download,12,Download MP3 Alquran,2,Dunia Islam,6,Ekonomi dan Bisnis,4,Essay,1,Fatwa Dewan Hisbah,11,Fatwa Dewan Hisbah Persatuan Islam,10,Fatwa Dewan Hisbah Persis,10,Featured,6,Film Umar bin Khattab,32,Fiqh Ibadah,11,Hadits,2,hukum bendera negara,1,hukum mengangkat tangan hormat bendera,1,hukum menghormat pada bendera,1,Ibadah,4,Ibadah dan Muamalah,5,Iedul Fitri,2,Informasi,1,Internasional,13,Istifta,40,Istiqro',6,Jadwal Puasa,1,Jadwal Shaum,1,Jihad PP Persis,13,Kajian,29,Kajian Ramadhan,8,Kesehatan,1,Khazanah,1,Khutbah,19,Kisah Adam menurut alquran,1,Kisah dalam Alquran,2,Kisah Hud menurut alquran,1,Kisah Idris menurut alquran,1,Kisah Ishaq menurut alquran,1,Kisah Ismail menurut alquran,1,Kisah Lengkap Nabi Adam,1,Kisah Lengkap Nabi Hud,1,Kisah Lengkap Nabi Idris,1,Kisah Lengkap Nabi Ishaq,1,Kisah Lengkap Nabi Ismail,1,Kisah Lengkap Nabi Luth,1,Kisah Lengkap Nabi Nuh,1,Kisah Lengkap Nabi Shalih,1,Kisah Luth menurut alquran,1,Kisah Nabi,8,Kisah Nuh menurut alquran,1,Kisah Shalih menurut alquran,1,Kitab,1,Kolom Hikmah,7,Kolom Motivasi,8,Kristologi,1,kumpulan fatwa dewan hisbah persis,10,Kurban,2,MBC,1,MPI,2,Musik Islami,7,Muslimah,6,Nabi Adam,1,Nabi Adam dalam Alquran,1,Nabi Hud,1,Nabi Hud dalam Alquran,1,Nabi Idris,1,Nabi Idris dalam Alquran,1,Nabi Ishaq,1,Nabi Ishaq dalam Alquran,1,Nabi Ismail,1,Nabi Ismail dalam Alquran,1,Nabi Luth,1,Nabi Luth dalam Alquran,1,Nabi Nuh,1,Nabi Nuh dalam Alquran,1,Nabi Shalih,1,Nabi Shalih dalam Alquran,1,Nasional,11,Oase Iman,39,Penerbit Jabal,4,Pengajian Ahad Viaduct,13,Pengajian Pajagalan,2,pentingnya sholat dhuha,1,Percikan Iman,2,Persatuan Islam,5,Politik,1,Politik Islam,2,Profil,1,qiaymul lail,1,Quran dan Hadits,12,Quran Digital,1,Qurban,1,Redaksi,4,Resensi Buku,2,RG-UG,1,Ringkasan Khutbah,7,Ringkasan Khutbah Jum'at,15,Sejarah Islam,5,shalat malam,1,shalat tahajud,1,Shiddiq Amien,13,Sholat,1,sholat dhuha,1,Sholat Rawatib,1,Sholat Sunnat,1,Shop,19,Sigabah,3,Sigabah.com,4,Siyasah,2,Suara Santri,1,Surat Edaran PP Persis,2,Sya'ban,1,Syaaban,1,Syiah Bukan Islam,7,Tanya Jawab Bersama Ust Aam,11,tanya jawab islam,12,Tanya Jawab Seputar Bulan Ramadhan,9,Tazkiyatun Nafs,8,The Epic Series Omar,27,Tibbun Nabawi,1,Tsaqofah,3,Umar bin Khattab Series,5,Video,55,Virus Corona,1,YDIG,12,
ltr
item
Pajagalan.com: Do'a Yang Diperbolehkan Mengangkat Tangan, Kapan?
Do'a Yang Diperbolehkan Mengangkat Tangan, Kapan?
Mengangkat Tangan Ketika Berdoa. Ada beberapa do'a yang disunnahkan mengangkat tangan dan dibolehkan mengangkat tangan ketika berdoa, banyak juga do'a yang tidak mengangkat tangan atau tidak dicontohkan mengangkat tangan. Kapan saja doa bisa sambil mengangkat tangan?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwWlSj5HySecxtu4Rj9SFWr_QfWN0rjlrEOLn98AUIdNXw7czy00DvN2Y1eLRMpk5EIbX7Jrr1IrvVLYXttp2hWsM9z4huGgrFs6GCNhmC6hDfBqk_nQcKuIOkslAjNqPHnDf-7UQ-LWg/s1600/images+%25284%2529.jpeg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwWlSj5HySecxtu4Rj9SFWr_QfWN0rjlrEOLn98AUIdNXw7czy00DvN2Y1eLRMpk5EIbX7Jrr1IrvVLYXttp2hWsM9z4huGgrFs6GCNhmC6hDfBqk_nQcKuIOkslAjNqPHnDf-7UQ-LWg/s72-c/images+%25284%2529.jpeg
Pajagalan.com
https://www.pajagalan.com/2019/02/doa-yang-diperbolehkan-mengangkat.html
https://www.pajagalan.com/
https://www.pajagalan.com/
https://www.pajagalan.com/2019/02/doa-yang-diperbolehkan-mengangkat.html
true
4605599093145502030
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content