Mendidik Anak Jauh Sebelum Lahir

Nah, ternyata mendidik anak memang tidak bisa instan, bukan pula dadakan. Namun, mesti disiapkan jauh sebelum anak itu lahir, bahkan sejak c...

Nah, ternyata mendidik anak memang tidak bisa instan, bukan pula dadakan. Namun, mesti disiapkan jauh sebelum anak itu lahir, bahkan sejak calon orangtua masih lajang, dan dilakukan secara terus-menerus.

Beri aku 10 orang pemuda, maka akan aku goncangkan dunia! Begitulah kalimat bombastis yang pernah diucapkan oleh Bapak Proklamator Republik Indonesia. Tentu ini merupakan sebuah gambaran bahwa masa depan bangsa terletak di pundak pemuda. Kalimat ini pula sering digaungkan oleh para aktivis pergerakan. Mereka melabeli diri sebagai pemuda yang bisa menggoncangkan dunia.

Tentu saja yang dimaksud Bung Karno bukanlah pemuda sembarangan yang bisa menggoncangkan dunia. Pemuda yang setiap hari hanya bisa memeluk lutut, bermalas-malasan, atau sering bertindak anarkis. Pemuda seperti ini tentu bukan tergolong pemuda yang bisa menggoncangkan dunia seperti yang dimaksud Bung Karno. Barangkali betul mereka bisa menggoncangkan dunia, tetapi goncangan yang terjadi lebih ke arah destruktif, bukan konstruktif. Naudzubillah.

Maka, menyiapkan pemuda yang bisa menggoncangkan dunia ke arah yang konstruktif bukan pekerjaan yang mudah. Bukan pula sesuatu yang instan. Mencetak pemuda-pemuda tangguh adalah sebuah proses yang mesti dijalani seorang ayah dan ibu, bahkan calon ayah dan ibu.

Di tangan orangtualah seorang anak akan menjelma menjadi pemuda yang berkontribusi positif untuk umat, atau justru sebaliknya. Makanya, menurut Ustad Tauhid Nur Azhar, orangtua atau calon orangtua harus sudah merencanakan pendidikan anaknya jauh sebelum anak itu lahir. “Dalilnya, setiap lelaki yang baik akan disediakan jodoh yang baik, demikian pula sebaliknya,” kata Ustad Tauhid.

Dengan dalil ini, maka merencanakan pendidikan anak dan mencetak pemuda yang bisa menggoncangkan dunia ke arah yang konstruktif harus dimulai ketika seorang lelaki memilih seorang perempuan untuk menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya. Mengapa? “Secara genetika, ada keistimewaan tertentu dari seorang ibu dalam hal pewarisan sifat pada anaknya.

Ibu mewariskan baik DNA inti maupun DNA mitokondria. Sedangkan, ayah hanya mewariskan DNA inti. DNA mitokondrialah yang bertanggung jawab dalam proses respirasi, metabolism, dan produksi energi,” ujar Ustad Tauhid yang juga seorang pakar kesehatan dan penulis beberapa buku ini.

Mencari jodoh yang baik adalah syarat awal untuk mendapatkan keturunan yang baik. Dari sinilah, proses mendidik anak sebenarnya sudah dimulai. Memperbaiki diri dan berupaya mendapatkan jodoh yang baik adalah tahap pertama dalam mencetak generasi yang hebat dan kelak akan menjayakan umat.

Mengapa memperbaiki diri dan mencari jodoh yang baik termasuk ke dalam tahap pertama mendidik anak? Ustad Tauhid memaparkan bahwa beberapa penelitian sudah menunjukkan, pribadi yang gemar melampaui batas, berkeluh kesah, serta kufur nikmat akan menunjukkan tingkat ekspresi gen yang terkonotasi dengan sikap reaktif emosional ataupun fatalis yang condong menjadi depresif.

Maka, idealnya calon suami dan istri yang baik adalah mereka yang telah mengoptimalkan kemuliaan dirinya melalui serangkaian proses pembelajaran. Proses ini menjamin bahwa pola-pola kecenderungan pengekspresian gen yang baik akan menjadi cetak biru si anak yang akan dikandung kelak. Wa fi anfusikum afala tubhsirun. “Konsep ini dalam ilmu biologi molekuler dan psikogenomik disebut sebagai epigenetik,” ujar Ustad Tauhid.

Ketika calon ayah dan calon ibu menikah, lalu terjadi proses pembuahan sel ovum oleh sel sperma, selanjutnya dalam kurun waktu 9 bulan 10 hari (atau 40 minggu), tahap kedua dalam mendidik anak sudah berlangsung. Seorang ibu yang sabar, kaffah, ikhlas, dan tawakal dalam kehamilannya adalah ibu yang cerdas sekaligus akan memiliki anak yang cerdas juga.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang stres atau gundah gulana dalam proses kehamilannya, kadar kortisolnya tinggi serta tidak berimbang kadar hormonnya. Akibatnya, anak akan mengalami berbagai kondisi yang tidak diinginkan. Seperti gangguan kognitif, disorientasi seksual, gangguan perilaku, dan kesulitan belajar.

Makanya, membiasakan banyak bertasbih, shalat malam, tahsin, murotal, akan sangat baik bagi pendidikan dalam rahim. “Saat mudghah telah berada di tempat yang kokoh, terciptalah hubungan struktural dan fungsional melalui jaringan ibu dan janin. Adanya plasenta dan tali pusatnya serta placental blood barrier memastikan bahwa sudah pasti terdapat biological exchange antara ibu dan janinnya,” kata Ustad Tauhid.

Selanjutnya, pola perilaku dan kebiasaan ibu serta ayah juga akan berdampak pada janin dalam rahim. Sikap ayah yang tak peduli atau pemarah akan memengaruhi ibu dan mengakibatkan perubahan di aksis HPA, hipotalamus, pituitary, dan adrenal yang akan berdampak sistemik pada anak. Habbit ibu yang gemar belajar akan merangsang anak mengembangkan area-area otak pembelajarnya melalui zat pertumbuhan dan hormon ibu. Jadi, ibu bisa menjadi semacam peta bagi pertumbuhan anaknya.

Proses melahirkan adalah “wisuda” pertama bagi seorang anak dan juga ibunya. Ibu ketika berjuang mengeluarkan bayi mendapat hadiah berupa banjir hormon oksitonin yang memenuhi reseptor-reseptor cintanya, demikian juga anak. “Maka, hubungan ibu dan anak adalah hubungan cinta yang memiliki sejarah biologis khusus.”

Pada usia batita, sentuhan, kehangatan, kehadiran, dan air susu adalah infrastruktur pendidikan utama. Gen GUSI alfa 1 yang merupakan penyandi reseptor dopamin yang mengatur mood dan perilaku akan terganggu jika anak kehilangan faktor-faktor yang disebutkan tadi. Anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang destruktif, perusak tanpa alasan yang dapat diterima. Berbeda dengan agresif, merusak tapi memiliki motif dan alasan khusus.

Dari beberapa uraian tadi, singkatnya, mendidik anak yang ideal sebenarnya adalah dengan meletakkan fondasinya pada tuntunan Al-Quran dan hadits agar kita paham sepenuhnya kriteria manusia yang dituju dalam koridor Islam. Dengan mengembalikan konsep mendidik anak berlandaskan Al-Quran dan hadits, kita akan memandang anak sesuai dengan potensi fitrahnya.

Fitrah inilah yang kita kembangkan, bagaimana DNA-nya, bagaimana otaknya, bagaimana sistem motoriknya, bagaimana kecerdasan sosialnya sebagai tempat termaktubnya kemampuan komunikasi dan berempati.
Lalu, kalau mendidik anak mesti dilandasi oleh Al-Quran dan hadits, lantas bagaimana dengan konsep parenting yang dikembangkan oleh Barat.

Apakah boleh kita mengadopsinya? “Selama mengandung nilai-nilai kebenaran universal, metode mendidik anak dari Barat bisa dijadikan acuan. Dengan catatan, prioritaskan dulu rujukan utamanya, Al-Quran dan hadits.” Satu kelemahan dari metode parenting sekuler, kata Ustad Tauhid, adalah kecenderungan untuk menempatkan anak hanya sebagai biomaterial yang cukup tumbuh dengan pupuk psikologis dan biologis.

Nah, ternyata mendidik anak memang tidak bisa instan, bukan pula dadakan. Namun, mesti disiapkan jauh sebelum anak itu lahir, bahkan sejak calon orangtua masih lajang, dan dilakukan secara terus-menerus.

Semoga, kita sebagai orangtua atau calon orangtua diberi kekuatan untuk mendidik anak sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan hadits sehingga akan lahir generasi penerus Islam yang dapat mengguncang dunia ke arah yang jauh lebih baik. Amin. [Fatih]

- MaPI, FOKUS, April 2012

Sumber: Mapi

COMMENTS

Nama

Aam Amiruddin,3,Adab Berada dalam Masjid,2,Adab Di Majelis,1,Adab Di Majlis,1,Adab di Masjid,2,Adab Islami,9,Adab Menuntut Ilmu,2,Adab Penuntut Ilmu,1,Adab Terhadap Allah,1,Adab Terhadap Allah Azza wa Jalla,1,Adab Terhadap Ayah Bunda,1,Adab Terhadap Ibu Bapak,1,Adab Terhadap Orang Tua,1,Akhlak Islami,1,Aliran Sesat,1,Amin Saefullah Muchtar,2,Android,1,apakah hormat bendera haram,1,Aplikasi,1,Aqidah,1,Artikel,44,Artikel Adab,1,artikel fikih,1,artikel fiqh,1,artikel Islam,22,Artikel Kiriman,58,Artikel Ramadhan,9,Artikel Siyasah,2,artikel tahajud,1,Artis Jadi Nabi,1,Artis Nabi,1,Artis Teladan,1,Awal Ramadhan,2,Baiti Jannati,10,Berita,31,Berita Persatuan Islam,2,Biografi,9,Buku,19,Bulughul Maram,1,Cerita Renungan,10,Dari Redaksi,5,Dewan Hisbah,10,Dewan Hisbah PP Persis,12,Dialog Islam Garuda,48,Diary Islami,1,Download,12,Download MP3 Alquran,2,Dunia Islam,6,Ekonomi dan Bisnis,4,Essay,1,Fatwa Dewan Hisbah,11,Fatwa Dewan Hisbah Persatuan Islam,10,Fatwa Dewan Hisbah Persis,10,Featured,6,Film Umar bin Khattab,32,Fiqh Ibadah,11,Hadits,2,hukum bendera negara,1,hukum mengangkat tangan hormat bendera,1,hukum menghormat pada bendera,1,Ibadah,4,Ibadah dan Muamalah,5,Iedul Fitri,2,Informasi,1,Internasional,13,Istifta,40,Istiqro',6,Jadwal Puasa,1,Jadwal Shaum,1,Jihad PP Persis,13,Kajian,29,Kajian Ramadhan,8,Kesehatan,1,Khazanah,1,Khutbah,19,Kisah Adam menurut alquran,1,Kisah dalam Alquran,2,Kisah Hud menurut alquran,1,Kisah Idris menurut alquran,1,Kisah Ishaq menurut alquran,1,Kisah Ismail menurut alquran,1,Kisah Lengkap Nabi Adam,1,Kisah Lengkap Nabi Hud,1,Kisah Lengkap Nabi Idris,1,Kisah Lengkap Nabi Ishaq,1,Kisah Lengkap Nabi Ismail,1,Kisah Lengkap Nabi Luth,1,Kisah Lengkap Nabi Nuh,1,Kisah Lengkap Nabi Shalih,1,Kisah Luth menurut alquran,1,Kisah Nabi,8,Kisah Nuh menurut alquran,1,Kisah Shalih menurut alquran,1,Kitab,1,Kolom Hikmah,7,Kolom Motivasi,8,Kristologi,1,kumpulan fatwa dewan hisbah persis,10,Kurban,2,MBC,1,MPI,2,Musik Islami,7,Muslimah,6,Nabi Adam,1,Nabi Adam dalam Alquran,1,Nabi Hud,1,Nabi Hud dalam Alquran,1,Nabi Idris,1,Nabi Idris dalam Alquran,1,Nabi Ishaq,1,Nabi Ishaq dalam Alquran,1,Nabi Ismail,1,Nabi Ismail dalam Alquran,1,Nabi Luth,1,Nabi Luth dalam Alquran,1,Nabi Nuh,1,Nabi Nuh dalam Alquran,1,Nabi Shalih,1,Nabi Shalih dalam Alquran,1,Nasional,11,Oase Iman,39,Penerbit Jabal,4,Pengajian Ahad Viaduct,13,Pengajian Pajagalan,2,pentingnya sholat dhuha,1,Percikan Iman,2,Persatuan Islam,5,Politik,1,Politik Islam,2,Profil,1,qiaymul lail,1,Quran dan Hadits,12,Quran Digital,1,Qurban,1,Redaksi,4,Resensi Buku,2,RG-UG,1,Ringkasan Khutbah,7,Ringkasan Khutbah Jum'at,15,Sejarah Islam,5,shalat malam,1,shalat tahajud,1,Shiddiq Amien,13,Sholat,1,sholat dhuha,1,Sholat Rawatib,1,Sholat Sunnat,1,Shop,19,Sigabah,3,Sigabah.com,4,Siyasah,2,Suara Santri,1,Surat Edaran PP Persis,2,Sya'ban,1,Syaaban,1,Syiah Bukan Islam,7,Tanya Jawab Bersama Ust Aam,11,tanya jawab islam,12,Tanya Jawab Seputar Bulan Ramadhan,9,Tazkiyatun Nafs,8,The Epic Series Omar,27,Tibbun Nabawi,1,Tsaqofah,3,Umar bin Khattab Series,5,Video,55,Virus Corona,1,YDIG,12,
ltr
item
Pajagalan.com: Mendidik Anak Jauh Sebelum Lahir
Mendidik Anak Jauh Sebelum Lahir
Pajagalan.com
https://www.pajagalan.com/2012/06/mendidik-anak-jauh-sebelum-lahir.html
https://www.pajagalan.com/
https://www.pajagalan.com/
https://www.pajagalan.com/2012/06/mendidik-anak-jauh-sebelum-lahir.html
true
4605599093145502030
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content